Ketika berjalan
keluar, Harry sering menghilang. Banyak hal yang dilakukannya. Ia membantu
seorang wanita tua yang kopornya jatuh. Kemudian mengangkat seorang anak kecil agar
dapat melihat pemandangan. Ia juga menolong orang yang tersesat dan menunjukkan
arah jalan yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor dengan
senyumnya menghiasi wajahnya.
“Oh,” kata Harry,
“selama perang, saya kira.”
Lalu ia menuturkan
kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga saat tugasnya membersihkan ladang
ranjau,Dan bagaimana ia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena
ledakan ranjau di depan matanya.
“Saya belajar untuk
hidup diantara pijakan setiap langkah,” katanya. “Saya tak pernah tahu apakah
langkah selanjutnya merupakan pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk
melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan
memijakan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan dunia baru, dan saya
kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini.”
Kelimpahan hidup
tidak dapat ditentukan dengan berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita
menjalani kehidupan yang berkualitas dan meninggalkan jejak kaki yg berarti
bagi orang lain.
Sumber: BBM dari seorang teman.
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN http://pentas-kesaksian.blogspot.com