Beberapa tahun lalu di Olimpiade Khusus yang diadakan di kota Seattle, sembilan orang peserta lomba, semuanya cacat mental atau cacat fisik, berkumpul dan bersiap di garis start untuk jalan cepat 100 yard.
Pada saat aba-aba dibunyikan, semuanya mulai bergerak, tidak berjalan cepat tepatnya, tetapi tekad mereka kuat untuk mengikuti lomba itu sampai garis finish. Semuanya bergerak cepat, kecuali satu orang anak kecil yang tersungkur ke jalan asphal, terjatuh berkali-kali, dan mulai menangis.
Kedelapan peserta lainnya mendengar tangisan anak itu. Mereka mulai memperlambat gerakan mereka dan menengok ke belakang.
Kemudian mereka semua berbalik dan mendekati anak itu, setiap orang balik lagi. Seorang gadis dengan penyakit Down Sindrom membungkuk dan mencium anak itu sambil berkata, "Ciuman ini membuat kamu lebih baik."
Kemudian sembilan peserta itu bergandengan tangan satu sama lain dan bergerak menuju garis finish.
Semua penonton di stadion berdiri menyambut mereka, dan sorak sorai membahana selama beberapa menit. Orang-orang yang melihat kejadian itu terus bercerita tentang kisah yang mengharukan ini. Mengapa? Karena di dalam hati nurani kita ada keyakinan bahwa yang paling penting dalam kehidupan ini bukanlah menang bagi diri kita sendiri. Apa yang jauh lebih penting dalam kehidupan ini adalah menolong orang lain untuk menang, meskipun itu harus berarti memperlambat tempo kehidupan kita dan berbalik arah menolong orang lain. Penulis Tak Dikenal, diterjemahkan oleh Hadi Kristadi untuk Pentas Kesaksian, http://pentas-kesaksian.blogspot.com pada 1 Desember 2009.
****
A few years ago, at the Seattle Special Olympics, nine contestants, all physically or mentally disabled, assembled at the starting line for the 100-yard dash.
At the gun, they all started out, not exactly in a dash, but with a relish to run the race to the finish and win. All, that is, except one little boy who stumbled on the asphalt, tumbled over a couple of times, and began to cry.
The other eight heard the boy cry. They slowed down and looked back.
Then they all turned around and went back, every one of them. One girl with Down's Syndrome bent down and kissed him and said: "This will make it better."
Then all nine linked arms and walked together to the finish line.
Everyone in the stadium stood, and the cheering went on for several minutes. People who were there are still telling the story. Why? Because deep down we know this one thing: What matters in this life is more than winning for ourselves.
What matters in this life is helping others win, even if it means slowing down and changing our course. Author unknown
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com
kesaksian hidup - #inspiring story - #kisah nyata - #mukjizat kehidupan - #sign and wonders - #miracles - inspirational christian story - nice story - true story - inspirational touching story - an amazing story: kisah orang biasa dengan pengalaman luar biasa - ordinary people living the extra-ordinary lives
Search This Blog
Tuesday, December 1, 2009
Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"
Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."
Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan
- A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
- B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
- C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
- D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
- E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
- F. Bpk. Irsan
- G. Ir. Ciputra - Jakarta
- H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
- I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
- J. Beni Prananto - Pengusaha
- K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
- L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
- M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
- N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
- O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
- P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
- Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
- R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
- S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
- T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
- U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
- V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
- W. Fanny Irwanto - Jakarta
- X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
- Y. Ir. Junna - Jakarta
- Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
- ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
- ZB. Christine - Intercon - Jakarta
- ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
- ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
- ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
- ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
- ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
- ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
- ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
- ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
- ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
- ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
- ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
- ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
- ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
- ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
- ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
- ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
- ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
- ZU. Justanti - USAID - Makassar
- ZV. Welian - Tangerang
- ZW. Dwiyono - Karawaci
- ZX. Essa Pujowati - Jakarta
- ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
- ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
- ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
- ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
- ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
- ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
- ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
- ZZF. Julia Bing - Semarang
- ZZG. Rika - Tanjung Karang
- ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
- ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
- ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
- ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI