A Faithful Woman

Wanita yang Setia

"Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia." (Amsal 31:28)

Perempuan ini adalah Wakil Direktur Urusan Rumah Tangga selama kehidupan dewasanya. Ia memiliki seorang suami, empat anak perempuan, dan satu anak laki-laki yang mesti diurus. Panggilannya bukanlah untuk bekerja kantoran; tempatnya adalah di rumah tangga. Itulah panggilan yang dipenuhinya dengan baik. Ia seringkali mengerjakan hal-hal di luar tugas resminya, mengerjakan hal-hal remeh seperti menjahit pakaian bagi dua orang anak kembarnya, bermain-main dengan boneka, dan bahkan main petak umpet dengan satu-satunya anak lelaki di keluarga itu.

Semua hal berjalan baik sampai di paruh umurnya sebuah dering telpon datang yang mengubahkan segalanya. Penelpon itu memberitahu perempuan ini bahwa belahan jiwanya tewas dalam kecelakaan pesawat terbang. Ia masih dalam usia awal 40-an, masih cantik, dengan lima orang anak untuk dibesarkan sendirian meskipun ia tidak pernah bekerja kantoran selama hampir 20 tahun. Kematian suaminya melenyapkan pendapatan golongan kelas menengah atas, dan ia sekarang harus menghadapi ujian kehidupan yang paling besar.

Pada saat terpuruk itu, membayangkan bagaimana ia akan melewatinya, perempuan itu berseru kepada Bapa. Bapa menjawab, “Percayalah kepada-Ku, Lillian.” Perkataan yang terdengar di telinganya itu menjadi kekuatan yang ia perlukan untuk mengurus keluarganya selama 40 tahun ke depan. Sejak saat itu dan seterusnya, ia jadi mengenal Juruselamatnya secara pribadi dan membagikan Tuhan kepada seluruh keluarganya. Anak-anaknya datang mengenal Tuhan dengan baik. Cucu-cucunya menjadi pokok doanya juga, sehingga mereka datang mengenal Tuhan juga. Perempuan ini membangun suatu warisan abadi di Sorga, satu doa setiap waktu, satu jiwa setiap waktu. Ia tidak pernah menikah lagi; Kristus telah menjadi Suaminya. Itulah kisah tentang ibuku, Lillian Hillman. (Penulis: Os Hillman, diterjemahkan oleh Hadi Kristadi untuk http://pentas-blogspot.com - mohon bagian ini jangan dihilangkan apabila anda memforwardnya)

Personal Notes:
Terima kasih untuk para pemesan buku belakangan ini: Ibu Linda di Manokwari, Bapak Harry di Payakumbuh, Ibu Sisca di Jakarta Barat, Ibu Susan di Surabaya dan lain-lain yang belum dapat saya sebutkan satu per satu. Pesanan buku tersebut telah memberkati kelangsungan blog ini. Kiranya Tuhan memberkati Bapak/Ibu sekalian! All the best...

Jangan lupa, apabila Bapak/Ibu diberkati buku "Mukjizat Kehidupan", mohon agar diinformasikan/direferensikan kepada rekan/kolega/keluarga anda! Terima kasih ya.
***

"Her children arise and call her blessed; her husband also, and he praises her." Proverbs 31:28

She was the Vice President of Household Affairs for her entire adult life. She had a husband, four daughters, and one son whom she managed. Her calling was not to the workplace; it was to the home. It was a calling that she fulfilled well. She often went beyond her job description to fulfill menial tasks like sewing clothes for her twin girls, playing dolls, and even playing catch with the only boy in the clan.

Things were going along well until midway in life a telephone call came that changed everything. The caller informed her that the love of her life had been killed in an airplane crash. She was in her early 40's, still beautiful, with five kids to raise on her own in spite of the fact that she hadn't worked in the business place for nearly 20 years. The death of her husband removed their steady upper middle-class income, and she was now faced with the greatest test of her life. At her lowest moment, wondering how she was going to make it, she cried out to God. God answered, "Trust Me, Lillian." Those audible words became the strength that she needed to care for her family for the next 40 years. From that moment on, she came to know her Savior personally and shared Him with her family. Her children came to know Him as well. Grandchildren became the recipient of her prayers, and they came to know Him too. She was building an inheritance in Heaven, one prayer at a time, one soul at a time. She never remarried; Christ became her Husband. It is the story of my mom, Lillian Hillman. (By Os Hillman)

Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com