
Kemarin siang saya sempat ngobrol ngalor ngidul dengan Bapak Pdt. Danny Tumiwa. Kami bicara soal makanan, diet, pemilu yang akan datang, dan macam-macam.
Selain itu beliau juga bersaksi mengenai pertobatannya. Lulus sebagai seorang Sarjana Hukum dari Universitas Trisakti dengan predikat Cum Laude, dan sangat piawai sebagai pemain gitar klasik, membuktikan keseimbangan otak kiri dan otak kanannya. Beliau lahir sebagai seorang Kristen, namun baru pada usia 42 tahun, beliau bertemu Tuhan. Meskipun sempat berpikiran atheis karena tidak mengenal siapa Tuhan, akhirnya Tuhanlah yang menemukan dirinya.
Pada suatu hari Minggu setelah pulang dari GKI Samanhudi, Jakarta, sementara isterinya mengikuti rapat majelis jemaat, beliau pulang ke rumah sendirian. Di rumah itu Bapak Danny Tumiwa sedang tidur-tiduran, ketika ada suatu suara.
"Danny, Danny, Danny..."
Suara siapa? Di rumah itu hanya ada dirinya dan ada pembantu. Mana mungkin sang pembantu berani memanggil namanya? Suara itu terdengar jelas di telinganya.
"Umurmu berapa sekarang?"
"Empat puluh dua..." katanya agak jengkel.
"Rata-rata orang Indonesia berumur berapa?"
"Enam puluh sampai tujuh puluh tahun." karena beliau sering melihat di iklan dukacita banyak orang meninggal sekitar umur sekian.
"Jadi, sekarang masih ada berapa tahun lagi, seumpama kamu meninggal di umur 60-70 tahunan?"
"Masih dua puluh tahunan..." Berarti beliau saat itu sudah hidup 2/3 umurnya, tinggal 1/3 lagi.
"Kalau kamu meninggal, lalu kamu ditolak Tuhan, bagaimana?"
Wah, gimana ya? Kembali ke bumi? Tidak mungkin, wong badannya sudah dikubur. Ya, satu-satunya tujuan lain yaitu ke Neraka.
"Ke Neraka..."
Mendadak pikiran itu sangat menakutkan. Beliau menangis sejadi-jadinya. Ke Neraka? Aduh! Ia sangat sedih dan ketakutan demi mendengar kemungkinan hidup di neraka selama-lamanya. Padahal beliau merasa bukan orang jahat. Saat itu karier beliau di Yamaha Musik Indonesia cukup berhasil, yaitu menduduki posisi Direktur. Kenapa ke Neraka?
"Kenapa ke Neraka?" tanya Bapak Danny Tumiwa saat itu.
"Kenapa tidak?" jawab suara itu.
Akhirnya beliau berdoa memohon ampun atas dosa-dosanya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Sejak saat itu beliau berjanji tidak akan lagi bermusik bagi dunia sekuler lagi dan berjanji membaca Alkitab setiap hari, sehingga sampai saat ini beliau sudah "khatam" membaca Alkitab (dari Kejadian sampai Wahyu) sebanyak seratus kali lebih.
Ditulis/diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com