tag:blogger.com,1999:blog-5168404318688803432024-03-13T22:08:43.850+07:00PENTAS KESAKSIAN (Inspiring Stories)kesaksian hidup - #inspiring story - #kisah nyata - #mukjizat kehidupan - #sign and wonders - #miracles - inspirational christian story - nice story - true story - inspirational touching story - an amazing story:
kisah orang biasa dengan pengalaman luar biasa - ordinary people living the extra-ordinary livesUnknownnoreply@blogger.comBlogger963125tag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-59345720334146608292020-06-24T13:31:00.000+07:002020-06-24T14:02:20.199+07:00Resep Risoles dari Tuhan<br />
Ibu Iin Tjipto baru2 ini menceritakan sebuah kisah karya Tuhan di tengah pandemi ini. Seorang ibu harus tutup tokonya karena PSBB. Ia mencari Tuhan dan hikmat-Nya. Ia bersujud di kaki Tuhan setiap jam 3 pagi. Doa, doa, memuji dan menyembah Tuhan sampai jam 4 pagi. Kemudian ia siap2 masak dan melakukan kegiatan rutin lainnya.<br />
Ia setia sujud di kaki Tuhan. Jam 3 pagi. Hari demi hari. Pagi demi pagi.<br />
<br />
Pada suatu pagi Tuhan memberikan hikmat-Nya. Tuhan kasih dia resep Risoles. Ia belum pernah bikin risoles. Ia catat petunjuk Tuhan dan mulai praktikkan. Ia coba, gagal, coba lagi dan coba lagi. Ketika dirasakan sudah OK, ibu ini bagikan risoles buatan sorga ke teman2 dekatnya sbg tester. Teman2 nya tanya, "Itu beli dimana?"<br />
"Oh, itu buatan saya!"<br />
"Oh ya? Mau pesan dong!"<br />
<br />
Sejak itu mulailah bisnis Risoles yang berkembang pesat.<br />
"Bu Iin, pendapatan saya dari Risoles ini lebih gede dari toko saya yg dulu, hampir dua kali lipatnya."<br />
<br />
Sekarang orang harus antri satu bulan dimuka untuk bisa mencicipi Risoles buatan sorga ini. Walaupun tiap hari sudah diproduksi 3000 pcs, tetap saja order meningkat terus.<br />
<br />
Si ibu tetap setia berdoa walau usahanya sudah maju. "Kalo saya lupa berdoa satu hari aja, maka urusan bisnis hari itu berantakan," gitu pengakuannya kepada bu Iin Tjipto.<br />
<br />
"Tuhan kasih resep baru lho, risoles isi buah2an. Dan laku juga, krn belum pernah ada. Tuhan itu kreatif yaaaaa."<br />
<br />
Dah gitu ajah. Pandemi tak selalu bencana, tapi justru jadi berkat bersama Tuhan. Amin.<br />
<br />
Ditulis/diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-62494801875021580402020-05-06T08:11:00.000+07:002020-05-06T08:14:01.207+07:00Kisah Di Balik Lagu Take My Hand<b>Kisah Dibalik Terciptanya Lagu :</b><br />
<b>Precious Lord, Take My Hand </b><br />
<b>(Thomas. A . Dorsey)</b><br />
<b><br /></b>
Thomas A Dorsey lahir tahun 1899, seorang penyanyi Gospel dan pianis terkenal di zaman itu. Dia menikah dengan Nettie Harper pada tahun 1925 dan tinggal di sebuah apartemen di selatan Chicago.<br />
<br />
Pada tahun 1932 ketika Thomas ikut ambil bagian dalam pelayanan KKR di St.Louis, istrinya sedang hamil tua.<br />
Ditengah-tengah KKR dia mendapat berita bahwa isteri dan anaknya meninggal saat isterinya melahirkan. Thomas sangat kecewa dengan Tuhan, seolah-olah Tuhan bertindak tidak adil kepadanya. Dia tidak melayani lagi, tidak menulis lagu-lagu Injil lagi dan akhirnya dia meninggalkan pelayanan hingga sekian lama.<br />
<br />
Namun suatu saat ketika dia diajak oleh teman-temannya yang baik yang memahami keadaannya, terutama temannya Prof Frye membawanya ke Poro College milik Madam Malone, sebuah sekolah musik yang tidak jauh dari apartemennya. Ia melihat piano dan ketika dia duduk di piano itu, dia menangis, dia sadar dan berdoa mohon ampun dari Tuhan karena sudah meninggalkan pelayanan. Dia terbenam dalam kesedihan.<br />
<br />
Sesuatu terjadi pada dirinya dan saat itu dia merasa damai. Seolah-olah dia dapat menggapai dan menyentuh Allah. Dan tanpa sadar jari-jarinya mulai memainkan tangga nada, memainkan melodi yang belum pernah didengar dan dimainkan sebelumnya. Dan kata-kata masuk ke benaknya, seakan-akan mengalir begitu saja. Dan terciptalah sebuah pujian:<br />
<br />
<i>Precious Lord, take my hand,</i><br />
<i>lead me on, let me stand!</i><br />
<i>I am tired, I am week, I am worn</i><br />
<i>Throught the storm, through the night, lead me on to the light,</i><br />
<i>Take my hand, precious Lord,</i><br />
<i>lead me home.</i><br />
<br />
Lagu Gospel ini diterjemahkan oleh K. P Nugroho dari GKI Jl. Gunung Sahari dengan judul:<br />
"Tuhanku, Pimpinlah" (Nyanyian Kidung Baru No. 131)<br />
<br />
Tuhanku, pimpinlah,<br />
tanganku peganglah;<br />
Ku letih, ku lesu, ku lemah.<br />
Lewat malam gelap<br />
ke terang yang tetap,<br />
Tuhanku, pimpinlah ke seb'rang<br />
<br />
DITENGAH PANDEMI COVID-19, JANGAN PERNAH KECEWA DENGAN TUHAN, JANGANLAH MENINGGALKAN PELAYANAN, SEBERAT APAPUN PERGUMULAN HIDUP KITA<br />
<br />
Renungkan dan jadilah bijak. 🙏🏻<br />
<br />
Tuhan Yesus Memberkati!<br />
<br />
<br />
https://youtu.be/CF37AKwBDog<br />
<br />
<br />
Diposting dengan sumber dari WAG oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-52777145633753085752015-06-06T00:02:00.000+07:002015-06-06T00:02:16.388+07:00Second Coming<br />
Ini adalah kesaksian luar biasa. Sumber: berjagajaga.wordpress.com<br />
<br />
5 JUNI 2015<br />
“Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus! (Wahyu 22:20)<br />
“A MESSAGE FROM GOD”<br />
<br />
Kesaksian Retah dan Aldo McPherson<br />
Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman:<br />
“Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus!<br />
(Wahyu 22:20)<br />
<br />
Saya, Retah McPherson, adalah seorang istri yang sangat beruntung, saya memiliki segalanya. Kami sekeluarga adalah Kristen dan memiliki kehidupan yang sempurna; saya memiliki pernikahan yang penuh kasih dan indah; saya memiliki suami yang sangat mengasihi, namanya adalah Tinus McPherson; dari pernikahan kami berdua kami dikaruniai dua orang anak yang luar biasa, Aldo (12) dan Josh (3). Dalam karier, saya adalah seorang konsultan pengembangan diri dan baru saja terpilih / dinobatkan sebagai ratu kecantikan se-Afrika Selatan. Sungguh, hidup saya begitu sempurna.<br />
Namun kehidupan yang begitu baik berubah hanya dalam seketika waktu saja, yaitu pada waktu kami harus mengalami sebuah kecelakaan lalu lintas di suatu malam tahun 2004.<br />
<br />
Kisah kami berawal saat kami sekeluarga pulang dari sebuah acara di provinsi Free State dimana saya menjadi pembicaranya. Dalam perjalanan pulang menggunakan mobil, yaitu saat kami melewati jalan Grassmere Toll Plaza, tiba-tiba sebuah kendaraan niaga tanpa lampu berada tepat di jalur mobil kami. Untuk menghindari tabrakan, seketika itu juga Tinus, suami saya, membanting stir ke kiri jalan dan mengakibatkan mobil kami menabrak alur air dan berguling-guling. Sekalipun dengan perjuangan yang berat untuk meloloskan diri dari mobil, keadaan saya dan suami baik-baik saja, namun begitu kami tidak dapat menemukan anak-anak kami di dalam mobil, mereka berdua terlempar keluar mobil. Sekalipun di kegelapan malam, anak kami yang kecil, Josh, dapat saya temukan dengan cepat sebab ia menangis diantara semak-semak di dekat kendaraan kami yang telah hancur. Bagaimana dengan Aldo? Kami tidak dapat melihatnya, ia berada entah dimana.<br />
<br />
Setelah mencari beberapa waktu, Roh Kudus menuntun saya untuk pergi ke arah seberang jalan dan akhirnya saya dapat menemukan Aldo di sisi lain jalan raya, namun kondisinya sangat parah. Berbeda dengan adiknya yang hanya mengalami luka kecil, saya dapat merasakan bahwa tengkorak Aldo retak dan kepalanya dipenuhi oleh darah, bahkan saya tidak dapat merasakan denyut nadinya… Saudara, dalam keadaan seperti itu, siapa pun kita, atau seberapa banyaknya uang yang kita miliki, kita akan mulai percaya bahwa HANYA Tuhan berdaulat atas kehidupan kita.<br />
<br />
Setelah kami menelepon rumah sakit, paramedis akhirnya tiba di tempat kejadian dengan helikopter, menolong Aldo dengan segala peralatan yang ada agar ia tetap bertahan hidup hingga tiba di rumah sakit. Setibanya di rumah sakit Union, Alberton, Johannesburg, Aldo menjalani operasi selama empat jam. Setelah itu, dokter memberi tahu saya bahwa Aldo mengalami cedera otak serius, mereka berkata: “kami tidak yakin apakah anak ibu dapat melewati semua ini.”<br />
<br />
Bagi kami, terutama bagi Tinus, ini merupakan pukulan yang keras, sebab ia sempat merasa bersalah karena ia tidak bisa mengendalikan kendaraan yang mengakibatkan Aldo harus menanggung beban ini. Selama seminggu setelah kecelakaan, Tinus berada dalam keadaan terendah dalam hidupnya. Ia tetap merasa bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut yang mengakibatkan anaknya terbaring di tempat tidur ICU tanpa dapat menanggapi apapun yang terjadi di sekitarnya. Aldo koma pasca operasi itu, dan ia tetap dalam keadaan tersebut bahkan lebih buruk lagi.<br />
<br />
Setelah satu minggu itu, menurut tim dokter, keadaan Aldo sebenarnya sudah tidak tertolong. Dokter mengatakan kepada saya untuk mengucapkan selamat tinggal kepadanya, sebab secara medis sudah tidak ada harapan lagi, dan jika sampai sekarang ia masih “hidup” itu semata-mata karena ditopang oleh alat-alat bantu. Mendengar hal tersebut hati kami hancur, namun kami percaya bahwa Aldo akan sadar dari komanya, dan saya meminta dokter untuk tetap mempertahankan anaknya tersebut.<br />
Pada hari ke-12, setelah melakukan operasi kedua pada Aldo, dokter akhirnya menghubungi kami. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak dapat mendeteksi adanya fungsi otak. Mereka juga mengingatkan kami bahwa dana perawatan medis kami telah habis. Tim Dokter menyarankan kami untuk merelakan jika semua alat bantu kehidupan pada Aldo segera dicabut.<br />
<br />
Sekalipun hari itu merupakan hari yang mengejutkan dan sangat menentukan bagi kami, namun saya merasakan damai sejahtera Tuhan turun atas kami. Saya mencari ruangan di rumah sakit untuk saya berdoa memanggil nama Tuhan dengan segenap hati saya. Sebelumnya, seumur hidup saya, belum pernah saya benar-benar mencari Tuhan seperti saat itu. Dan seperti janji Tuhan untuk menjawab mereka yang mencarinya dengan sungguh-sungguh, Tuhan akhirnya berbicara kepada saya. Dan ini sangat menguatkan saya. Jika sebelumnya saya sangat mengandalkan tim dokter, namun kini saya harus mulai mengandalkan Yesus.<br />
<br />
Perjumpaan saya dengan Tuhan sangat mengubahkan. Meskipun kondisi anak saya seperti itu, namun ini adalah hari terbaik dalam hidup saya. Saya merasakan kedamaian, cinta dan penerimaan secara sekaligus. Saya bahkan lupa tentang keadaan anak saya dan perlakuan rumah sakit terhadap anak saya, semuanya menghilang begitu saja. Saudara, jika kita berjumpa dengan Tuhan, maka kita akan mudah mengampuni dan menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan…<br />
<br />
Setelah sempat dipindahkan ke rumah sakit Pretoria, dikarenakan rumah sakit ini lebih dekat dengan rumah kami dibanding rumah sakit di Johannesburg, sehingga saya dapat menjaganya di siang hari, dan suami saya menjaganya di malam hari. Namun itu hanya berlangsung hanya satu bulan, sebab pihak rumah sakit menyatakan bahwa Aldo tidak memiliki harapan lagi, sebaiknya saya membawanya pulang.<br />
<br />
Setelah itu, kami akhirnya sepakat untuk membawa Aldo pulang. Dua bulan setelah kecelakaan itu, Aldo meninggalkan rumah sakit. Kami menyewa seorang perawat untuk merawat Aldo. Saat pulang, keadaannya masih koma, juga lumpuh, mengalami kerusakan otak, kelopak mata sebelah kiri tertutup dan mengalami spastik1 yang mengakibatkan ia tidak dapat bergerak atau berbicara bahkan untuk makan, sehingga ia dibantu oleh alat bantu pernapasan dan sebuah tabung makanan.<br />
<br />
Sekalipun demikian, saya dan suami tetap berpengharapan dan memperkatakan kehidupan. Kami sering berdiri di sisi tempat tidur Aldo dan memperkatakan tentang kehidupan seperti Firman Tuhan di dalam Yohanes 10:10b: “Engkau pasti hidup, pasti hidup, pasti hidup! Bahkan engkau akan hidup dengan berkelimpahan!” Saya tidak habis pikir, mengapa banyak orang dan orang-orang percaya sering memperkatakan kematian. Mereka berkata: “mati aku!”, “wah celaka!”, “sial!”, “kubunuh kau!”, “pergilah ke neraka!” dan sebagainya. Saudara, saat saya mengalami situasi ini, betapa kami mengharapkan kehidupan. Saya mohon kepada Saudara, berhati-hatilah dengan perkataan! Perkatakanlah kehidupan…<br />
<br />
“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” (Ams 18:21)<br />
<br />
“Sebuah pesan dari Tuhan”<br />
Oleh karena kasih karunia Tuhan, empat bulan pasca kecelakaan, keadaan Aldo mulai terlihat membaik. Melihat keadaan itu, dokter terapis okupasi yang memeriksa keadaan Aldo menyarankan kepada kami untuk mulai meletakkan pensil di tangan Aldo yang spastik, juga menempatkan kertas di bawahnya dengan harapan Aldo akan menggambar atau menuliskan sesuatu sebagai komunikasi kepada orang-orang disekitarnya. Sekalipun mungkin yang digambar hanya merupakan doodle (gambar yang tidak berarti), namun itu akan membantu keluarga melihat perkembangan Aldo. Kemudian dokter mencontohkan dengan meletakkan Aldo pada posisi sedikit duduk dan memberikan pensil, kertas dan memintanya untuk mulai menulis.<br />
<br />
Tanpa diduga-duga respon Aldo sangat mengherankan, sekalipun disertai kejang-kejang dan gemetar, Aldo memulai menulis A sampai Z, sungguh luar biasa. Untuk pertama kalinya saya berlutut dan berteriak: “YESUS HIDUP!” dan saya berteriak begitu banyak, berkali-kali, sampai roh manusia saya bangkit… “Yesus benar-benar hidup!”<br />
<br />
Untuk meyakinkan, saya mulai menanyai beberapa pertanyaan pribadi kepada Aldo, seperti umurnya, di mana tempat ia sekolah dan berapa nomor telepon ayahnya? Saya menanyakan banyak hal termasuk peristiwa kecelakaan. Dan ia menuliskan semua jawaban dengan benar.<br />
Setelah hari itu, masih dalam keadaan koma, Aldo menulis banyak hal di kertas, yang kemudian kami ganti dengan sebuah diary agar kami tahu tanggal-tanggal kapan ia menulis. Dan ini sangat menggembirakan bagi kami sekeluarga. Sejak saat itu tulisan menjadi cara komunikasi pertama kami antara Aldo dan keluarganya pasca koma berkepanjangan yang ia alami. Sampai saat ini Aldo belum bisa berbicara.<br />
<br />
Dalam komunikasi pertamanya, awalnya kami mengira bahwa Aldo akan menanyakan bagaimana keadaan kami, atau paling tidak ia meminta sesuatu untuk diambilkan. Namun kami sangat terkejut bahwa tulisan-tulisan yang dibuat Aldo adalah tentang pengalaman-nya bersama Yesus pada waktu kami mengalami kecelakaan. Ia menulis bahwa, saat kecelakaan terjadi, rohnya “diambil” oleh Tuhan, dan ia bisa melihat ke bawah bagaimana tubuhnya ditinggalkan, melihat mobil yang telah hancur dan menjelaskan segala yang terjadi secara terperinci.<br />
<br />
Setelah itu, tulisan menjadi alat komunikasi utama Aldo tentang pengalaman surgawinya. Dalam tulisannya, Aldo menceritakan bagaimana ia diangkat oleh Tuhan Yesus dan pergi ke surga. Di sana ia bertemu dengan Musa dan Abraham. Ia juga menuturkan bahwa ia bermain dan bernyanyi untuk Tuhan Yesus, malaikat berada di sekitar mereka.<br />
<br />
Kami orang Kristen, kami harus percaya semua itu. Pengalaman supranatural adalah kehidupan orang Kristen. Namun, kami juga tidak mau orang berpikir bahwa kami gila, sehingga awalnya saya dan suami memyimpan semua rahasia ini.<br />
<br />
Hari-hari kemudian, Aldo terus mengisi halaman tiap halaman dalam diary yang diberikan kepadanya. Di suatu halaman ia menulis: “Ibu, pada waktu engkau berbaring di atas tubuhku yang penuh darah untuk melindungiku di tempat kecelakaan dulu, Tuhan Yesus sebenarnya ada di depan mu ibu, bahkan Ia dan engkau sempat bertatapan mata!” Betapa merinding aku membaca tulisan itu… Kemudian ia melanjutkan menulis: “Ibu, jangan menangis, saya bersama Yesus setiap waktu, saya baik-baik saja.”<br />
“Ibu, terima kasih untuk segala yang engkau lakukan untuk saya, engkau telah melakukan yang benar dengan memperkata-kan tentang kehidupan kepadaku. Ibu, di surga setiap orang memperkatakan kehidupan. Tuhan Yesus mengajarkan saya: Anak-anak-Nya harus memperkatakan kehidupan.” Lalu ia melanjutkan menulis dengan perkataan-perkataan kehidupan: “Saya akan berjalan lagi, saya akan bicara lagi, aku akan sehat lagi.”<br />
<br />
Salah satu tulisan Aldo, semua tulisan ditulis dalam bahasa Afrikaans<br />
Hari Sabtu tanggal 1 Jan 2005 ia menulis : “Terima kasih untuk segala pengobatan yang ayah-ibu lakukan bagi saya, namun kini pengobatan yang baru diberikan kepada saya oleh Tuhan. Seperti Abraham mengorbankan anak-nya untuk Tuhan, ibu engkau harus mengorbankan aku bagi perkerjaan-Nya, dan kita akan diberkati dengan berkat-Nya. Saat saya kembali kelak, Tuhan akan memakai saya seperti Musa. Ibu jadilah seperti yang Tuhan mau —yaitu jadilah KUDUS! Ibu, Tuhan akan menyembuhkan ku. Ibu, apakah engkau akan tetap mencintai-ku sekalipun nanti kita berbeda. Aku mengasihi mu ibu, aku megasihi mu ayah, aku mengasihi mu Josh. Tuhan akan memakai saya untuk memberitakan Firman-Nya. Datanglah kepada Yesus, mencium kaki-Nya seperti yang dilakukan di Takhta Allah.”<br />
<br />
Membaca tulisan itu, saya langsung mengerti. Aldo adalah anak kesayangan kami, Aldo menjadi anak tunggal untuk waktu 10 tahun sampai akhirnya Josh lahir. Membaca permintaan Tuhan melalui tulisan Aldo untuk menyerahkannya kepada Tuhan seperti Abraham menyerahkan Ishak kepada Tuhan memang cukup berat. Tapi kami harus percaya pada Firman-Nya. Kami akhirnya menyerahkan Aldo untuk Tuhan.<br />
<br />
Senin, 3 Jan 2005 : “…Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati. Percayalah kepada-Nya dengan segala sesuatu / semua yang anda miliki. Tuhan tidak akan membiar-kan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Ia telah membayar harga yang mahal untuk engkau…”<br />
Sering Aldo menulis tentang kesem-buhannya, 1 Maret 2005 ia menulis: “Yesus akan membuat saya berbicara lagi,…” 7X ia mengulang kata-kata yang sama itu. Dan benar, enam bulan setelah kecelakaan, atau dua bulan setelah ia mulai menulis ia bisa berbicara lagi. Puji Tuhan. Setiap hari kami menyaksikan pengalaman-pengalaman supranatural bersama Aldo.<br />
<br />
Pengalamannya di surga<br />
Suatu hari ia menulis bahwa ia melihat seorang anak bernama Anton: “Ibu, engkau harus memberi tahu ibu Anton bahwa anaknya berada di surga dan kini ia aman bersama dengan Yesus. Dan ia kini sehat.” Lalu Aldo menulis juga alamat rumah orang tua Anton sangat lengkap. Lalu kami pergi mencari alamat tersebut, dan kami menceritakan segala yang Aldo tuliskan tentang Anton. Ibu Anton sangat terharu, dan ia mengatakan bahwa sewaktu hidup Anton bukan anak yang normal, ia menderita Down Syndrom (keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental) sampai akhirnya meninggal.<br />
<br />
Saudara, di surga tidak ada sakit penyakit. Di surga semua orang bahagia bersama-sama Yesus. Sekalipun anak kita atau bahkan kita saat ini sakit, di surga tidak ada sakit penyakit lagi. Selain menceritakan tentang kemuliaan-kemuliaan surga, Aldo juga banyak menulis tentang kedatangan Tuhan yang sudah dekat. Suatu hari ia menulis tentang kedatangan-Nya (di tahun-tahun berikutnya Aldo banyak menulis tentang kedatangan-Nya yang ke-dua kali): “BERSIAPLAH! Untuk semua orang yang mencari hadirat-Nya senantiasa, seperti saya. PERSIAPKANLAH, Dia datang untuk menjemput kita. Ini lebih cepat dari apa yang kita pikirkan.<br />
<br />
Jika anda belum percaya Yesus, terimalah Dia sekarang juga, atau Anda akan pergi ke neraka. Silakan lakukan dengan cepat! Sebab mungkin Anda tidak memiliki kesempatan lain. Yesus telah membayar harga yang sempurna untuk Anda dan saya. Dia menunjukkan segala sesuatu di surga dan juga di neraka. Percayalah, Anda tidak ingin pergi ke neraka. Harap Anda menerima Yesus sekarang. Yesus mengasihi Anda begitu banyak —percayalah. Anda adalah alasan Dia mengirim saya kembali. Aku tidak ingin kembali, tetapi Dia ingin Anda menjadi siap. Cinta, Aldo.”<br />
<br />
Aldo juga banyak menulis tentang “pesta pernikahan”di surga yang telah siap. Saya tidak yakin akan hal ini, sebagai anak umur 12 tahun, apa yang Aldo ketahui tentang “pesta pernikahan?” Menurut saya, dia hanya tahu tentang permainan sepak bola di Playstation.<br />
<br />
Sebagai orang Kristen yang awam tentang penglihatan, surga dan neraka, apa yang Aldo tulis memang membuat saya bingung. Namun pada saat itu — ini pasti dari Tuhan dan rencana Tuhan —seorang teman membawakan saya sebuah buku yang ditulis oleh seorang wanita Amerika keturunan Korea yang memiliki pengalaman tentang surga, namanya Choo Thomas, dan bukunya berjudul “Surga itu nyata.” Teman saya itu mengatakan bahwa apa yang Aldo tulis semuanya dapat saya konfirmasikan melalui buku ini. Tidak perlu berfikir lama, saya kemudian mulai membaca buku tersebut, dan surga menjadi perhatian utama saya.<br />
<br />
Tulisannya tentang neraka<br />
“Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya.” (Mzm 105:5)<br />
Selain mengunjungi surga, beberapa kali ternyata Aldo dibawa juga oleh Tuhan mengunjungi neraka, dalam suatu tulisannya ia menceritakan apa yang ia saksikan di neraka: “Saya melihat orang-orang berdiri di sekitar kami, menangis. Kepala mereka bergantung rendah, mereka tampak sedih dan putus asa.” Lalu dia bertanya: “Tuhan siapakah orang-orang ini?” Dan Dia menjawab: “Mereka adalah orang-orang Kristen.” Lalu Aldo bertanya lagi: “Sampai berapa lama mereka harus berada di tempat yang tandus ini, tempat ini sama sekali tidak memiliki kehidupan.” Tuhan menjawab: “Selamanya anak-Ku!”<br />
<br />
Ia juga menuliskan: Ibu, orang-orang yang saya lihat di neraka berteriak-teriak kepadaku sambil menangis: “peringatkan orang-orang di bumi karena mereka tidak percaya.” Kau tahu ibu, peman-dangan ini membuatku menangis… Lalu Ia menambahkan lagi: “HANYA mereka yang taat dan murni hatinya yang akan masuk dalam kerajaan-Ku.” Lalu Tuhan berkata lagi: “Mari Saya jelaskan: Banyak orang menyebut dirinya Kristen, tetapi mereka tidak hidup sesuai dengan Firman-Ku. Beberapa dari mereka berpikir pergi ke gereja seminggu sekali sudah cukup, mereka tidak pernah membaca Firman-Ku, yang mereka kejar adalah hal-hal duniawi semata.” “Kau dengar itu? Ada juga mereka yang rajin membaca Firman-Ku tapi hatinya tidak melekat kepada-Ku. Tuhan tidak ada dalam hati mereka sama sekali.”<br />
<br />
Membaca itu semua, saya sedikit syok. Lalu saya meminta kepada Bapa untuk berbicara kepada saya melalui Firman-Nya mengenai apa saja yang baru Aldo tulis. Saya tidak ingin mengambil resiko setelah saya menjadi Kristen dan bersusah payah menderita sebagai Kristen namun akhirnya saya tidak berada di surga dalam kekekalan.<br />
<br />
“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (I Kor 9:27)<br />
Banyak hal yang Aldo tulis adalah teguran bagi kami sekeluarga, dan bagi semua orang Kristen juga tentunya. Sebagai orang Kristen, ternyata banyak hal yang kami lakukan yang secara manusia kelihatannya benar ternyata tidak berkenan di hadapan-Nya dan dapat mengakibatkan kami terhilang selamanya. Banyak hal yang Tuhan sampaikan kepada Aldo, langsung kami tanyakan kepada Tuhan untuk segera kami memperbaiki apa yang mungkin masih tidak berkenan di hadapan-Nya. Saudara, adalah penting bagi kita orang percaya untuk rendah hati dan selalu membuka diri bagi Tuhan agar Ia mengintropeksi kehidupan kita dan membongkar dosa atau ketidaksetiaan kita kepada Tuhan. Jangan ambil resiko menyimpan dosa, Ia datang segera! Atau kita sama sekali tidak memiliki waktu lagi.<br />
<br />
Seperti janji Tuhan kepada Aldo untuk menyembuhkannya, ternyata itu menjadi kenyataan, jauh dari waktu yang kami kira. Enam bulan setelah kecelakaan, atau dua bulan setelah Aldo mulai menulis, ia sadar dari komanya! Oh… sungguh YESUS HIDUP…! Sekalipun belum sembuh total, namun itu cukup bagi saya. Beberapa waktu kemudian ia mulai berbicara dengan suara terbata-bata dan monoton, sehingga sulit sekali untuk dimengerti; Salah satu kelopak matanya masih terkulai akibat benturan saat kecelakaan dulu; Aldo juga masih kejang-kejang jika ia tegang. Dengan keadaan itu, komunikasi Aldo dengan dunia luar tetap melalui tulisan-tulisannya. Ini merupakan lompatan besar bagi Aldo sebagai orang yang telah dianggap “mati” oleh para dokter.<br />
<br />
Semuanya berawal dari kecelakaan itu<br />
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Rom 8:28)<br />
Suatu hari Aldo hanya menulis “Matius 25,” itu saja, tidak ada yang lain. Dengan bersemangat lalu saya mengambil Alkitab dan membaca Matius 25. Ternyata isinya tentang perumpamaan 5 gadis bijaksana dan 5 gadis bodoh. Lima gadis bijaksana tetap siap saat mempelainya datang, karena mereka memiliki minyak, sedangkan yang 5 lagi tidak siap karena mereka tidak memiliki minyak. Lalu Tuhan berkata: “Retah, minyak berbicara tentang Roh Kudus. Ketika Aku naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Bapa, Aku meninggalkan Roh Ku, yaitu Roh Kudus. Dia-lah pribadi yang akan menghibur mu, membimbing mu, pengantara mu dan pembela mu. Pokoknya semuanya untuk mu. Namun sayang, tidak semua anak-anak-Ku mengalami Roh Kudus. Mengapa? Karena dosa menjadi dinding pemisah antara Roh-Ku dan manusia. Banyak dari umat-Ku berada jauh dari hadirat-Ku sehingga mereka tidak bisa mendengar Roh Kudus berbicara, padahal Roh-Ku ada di dalam diri mereka, Aku begitu dekat dengan kalian anak-Ku.”<br />
Lalu Tuhan mengajari aku tentang bagaimana agar kita anak-anak-Nya dipenuhi oleh Roh Kudus dan siap pada kedatangan-Nya yang ke-dua kali: “Anak-Ku, langkah awal agar engkau dipenuhi oleh Roh Kudus adalah engkau harus ‘mati’ terlebih dulu. Yaitu mati dari kedagingan dan dosa, setelah itu baru Roh-Ku bisa memenuhi mu. Jadi, engkau harus ‘mati’ agar Roh-Ku bisa mengisi tubuh mu. Retah, jika tubuhmu telah dipenuhi oleh Roh Ku, maka aliran-aliran air hidup bisa mengalir sampai meluap-luap kemudian dapat memberkati orang lain, dan menghasilkan buah.” Kemudian Ia melanjutkan: “Retah, tinggallah di dalam Firman-Ku, tingallah di dalam Aku maka Aku akan tinggal di dalam kamu melalui Roh-Ku.”<br />
<br />
Karena kecelakaan itu, dan karena Aldo, aku akhirnya banyak bergaul dengan Allah dan banyak menerima pewahyuan dari-Nya sebagaimana yang Aldo terima. Berawal dari kecelakaan yang saya kira pengalaman yang terburuk, namun kini saya sadari bahwa kecelakaan itu merupakan awal dari perjumpaan Aldo, saya dan seluruh keluarga dengan Yesus. Kecelakaan ini mengangkat kami ke tingkat yang baru berjalan dengan iman dan bukan karena melihat. Semua kejadian ternyata mendatangkan kebaikan bagi kami dan bahkan bagi seluruh dunia.<br />
<br />
Tanggal 26 Mei 2007, Aldo menuliskan: “Yesus mengatakan bahwa kita akan pergi ke seluruh dunia dan memberitakan firman-Nya. Yesus mengatakan bahwa kita hanya harus pergi dan patuh. Dia akan membantu ibu dengan kemampuan bahasa Inggris mu, seperti ia telah membantu ibu sampai sekarang. Apakah engkau tahu ibu, bahwa Ia telah menyiapkan pelayanan yang besar bagi engkau? Dia akan mengajarkan mu ibu, dan ibu akan mengajar orang tentang Yesus.” Menurut saya ini sebuah konfirmasi yang lebih dari cukup, bahwa saya juga akan dipakai-Nya untuk memberitakan tentang Yesus bersama-sama dengan Aldo ke seluruh dunia. Sebagai kesaksian kami bagi dunia, saya telah menulis semua kejadian yang kami alami secara terperinci dalam sebuah buku berjudul “The Message from God” yang baru-baru ini saya luncurkan di Kuala Lumpur, Malaysia.<br />
Peringatan bagi Gereja-Nya: “Mempelai-Ku bersiaplah…”<br />
<br />
Saat ini hampir 3 tahun sejak pertama kali Aldo menulis pengalaman surgawinya, kini ia sudah bisa berjalan dan sehat. Matanya tertutup sebelah dan bahasanya seperti orang bergumam, oleh sebab itu komunikasinya utamanya masih tetap melalui tulisan. Dalam rentang waktu itu banyak pesan Tuhan melalui Aldo tentang Gereja-Nya.<br />
<br />
Tanggal 23,25,27 Peb 2007 Aldo menulis tentang peringatan terhadap Gereja-Nya, ia menulis:<br />
Jumat, 23 Pebruari 2007<br />
<br />
• Tahukah Saudara bahwa kita akan bersama-sama di surga?<br />
• Di surga kita tidak akan pernah sakit lagi. Setiap orang akan sehat dan Tuhan duduk di takhta-Nya dan Anak-Nya duduk di samping-Nya.<br />
• Dia ingin datang untuk menjemput mempelai-Nya, namun mempelai-Nya belum siap. Mempelainya harus meninggalkan dosa-dosanya. Karena Mempelai Pria adalah Kudus.<br />
• Ibu, kamu harus beritahu orang-orang bahwa saat ini kita berada dalam kategori Gereja Laodikia3 (Why 3:14-22).<br />
• Tuhan akan mendatangkan penghukuman kepada semua orang yang tidak mau menerima-Nya.<br />
<br />
Sabtu, 24 Pebruari 2007<br />
<br />
• Bersedialah apabila Tuhan mengutus Anak-Nya menjemput kita!<br />
• Karena itu akan terjadi lebih cepat dari yang kita sangkakan.<br />
• Maukah Saudara menerima Yesus sebagai Juruselamat-mu? Atau kamu akan terlambat!<br />
• Ketahuilah bahwa Neraka itu nyata, Tuhan Yesus mempelihat-kan kepada saya semuanya. Percayalah dengan saya; Saudara tidak akan mau masuk ke Neraka!!! Tapi Tuhan Yesus berkata, barang siapa mau menerima-Nya sebagai Tuhan dan juruse-lamat, ia tidak akan binasa dan dilemparkan ke dalam neraka.<br />
• Surga itu dipenuhi Kasih dan mereka yang di surga akan hidup bersama-sama dengan Tuhan.<br />
• Maukah Saudara mempercayai saya dan mau menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat?<br />
• Kamu boleh menjadi mempelai-Nya, tapi itu belum cukup, Saudara harus menyerahkan seluruh hidupmu, TOLONG lakukan itu sekarang juga!<br />
<br />
Minggu, 25 Pebruari 2007<br />
<br />
• Kamu harus memperingatkan kepada semua orang bahwa Tuhan SEDANG dalam perjalanan untuk kedatangan-Nya yang ke-dua kali, dan orang-orang harus siap sedia untuk kedatangan-Nya itu.<br />
• Perjamuan Kawin sudah siap dan sedang menunggu mereka yang sudah siap. Bacalah Matius 25.<br />
• Saya mengasihi Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah mati bagi saya. Saya mengasihi-Mu Roh Kudus.<br />
• Buanglah segala benda di rumah mu yang bukan berasal dari Tuhan, mintalah pertolongan Roh Kudus.<br />
• Tahukah ibu, bahwa engkau dipanggil oleh Tuhan sendiri, dan engkau harus hidup HANYA untuk Tuhan semata.<br />
• Siapa yang mau pergi dan memberitahu dunia tentang Dia?<br />
• Tuhan akan menyembuhkan saya, dan saya akan berbakti kepada-Nya selama saya masih hidup.<br />
<br />
Saya ini bukan seorang hamba Tuhan, atau seorang pendeta. Saya ini miss kecantikan dan konsultan pengembangan diri, jadi saya tidak tahu apa itu “mempelai Kristus.”<br />
<br />
Suatu hari saat saya dalam perjalanan ke Cape Town untuk ceramah di Pulpit Radio. Sepanjang perjalanan, di pesawat saya berbicara kepada Roh Kudus: “Tuhan, tunjukkan kepada saya bagaimana rupa mempelai-Mu. Aku (Gereja) ingin menjadi mempelai-Mu yang berkenan?” Lalu Tuhan mengajari saya tentang hal ini: “Anak-Ku, dari sekian banyak manusia yang ada di dunia ini orang-orang Kristen adalah orang yang beruntung, sebab mereka sempat mengenal-Ku. Namun sayang, dari sekian banyak orang Kristen, kebanyakan dari mereka tidak Aku kenal. Mereka mengaku Kristen dan merasa baik-baik saja dengan jadwal seminggu sekali mereka untuk pergi ke gereja. Mereka tidak pernah membaca Firman-Ku, atau pergi memberitakan Firman-Ku, mereka hanya duduk diam dalam kenyamanan berkat-berkat-Ku. Mereka sama sekali tidak pernah memikirkan Aku sebagai Mempelai Pria-nya. mereka tidak pernah ada dimana Aku ada.”<br />
<br />
Lalu Allah berfirman: “Retah, siapakah diantara murid-murid-Ku yang kepalanya berbaring di dada-Ku saat Aku berada di dunia ini?” Mendengar pertanyaan itu, aku berfikir sejenak, tapi kemudian Tuhan menjawabnya: “Ia adalah Yohanes, ia adalah orang yang membaringkan kepalanya di dada-Ku dan mendengar detak jantung-Ku. Ia mewakili umat-Ku yang aku sebut MEMPELAI KRISTUS. Ia ada di dekat-Ku senantiasa.” Lalu Ia bertanya lagi: “Retah dimanakah kepala mempelai-Ku seharusnya berada?” Aku menjawab: “Pada dada Mempelai Pria-nya!” Lau Ia menjawab: “Ya, anak-Ku! Jika engkau dan Aku menjadi satu maka tidak ada yang dapat memisahkan kita. Datanglah dan bersekutulah dengan Aku dalam keintiman, sebagaimana seorang mempelai berkasih-kasihan. Anak-Ku, Aku mengasihi-mu.” <br />
<br />
Setelah itu, aku terdiam. Saat itu juga Tuhan menuntunku untuk banyak merenungkan kitab Kidung Agung. Lalu Ia melanjutkan kerinduan-Nya: “Retah anak-Ku, jika engkau hendak melakukan hubungan intim dengan suamimu, apakah engkau datang dengan sebuah daftar permintaan kepada suamimu, atau engkau melakukannya karena rasa cinta semata?” Mendengar pertanyaan itu, aku tertunduk malu, sebab saya menangkap maksud dari pertanyaan tersebut.<br />
<br />
Saya menyadari bahwa setiap kali saya duduk di kaki-Nya, saya tidak lupa membawa banyak permintaan dalam doa, itu pun belum termasuk segala permohonan mengenai Aldo. Malu rasanya, namun saya mulai mengerti, mempelai-Nya perlu memiliki hubungan yang intim seperti Yohanes melakukannya kepada Yesus. Yohanes mengerti hati Yesus, ia datang mendekat hanya untuk duduk diam, mengagumi Yesus, mendengarkan suara-Nya, memuji-muji, mengucap syukur buat segala yang terjadi. Kemudian Ia berkata: “Mulailah mengucapkan syukur atas kecelakaan yang terjadi.”<br />
<br />
Tak lama kemudian saya mendapat konfirmasi untuk apa yang Tuhan ajarkan kepada saya. Beberapa hari setelah percakapan saya dengan Tuhan di pesawat, Aldo menulis sesuatu yang saya tahu ini hanya bisa datang dari Tuhan: “Ibu, kita harus mulai mengucapkan terima kasih atas kecelakaan yang kita alami, karena hanya Allah yang dapat memulai kehidupan kita seturut rencana-Nya. Ibu, hidupmu kini milik Kristus. Aku bisa melihat ruang Takhta Allah, dan Yesus berkata: Ia akan menjemput kita, kita hanya harus bersabar. Perjamuan Anak Domba telah siap, Tuhan Yesus rindu menjemput mempelai-Nya.” Pesan yang tidak terbantahkan bukan? Jadi, apakah Saudara mempelai-Nya atau umat Kristen yang tidak dikenal-Nya?<br />
<br />
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat 7:22)<br />
<br />
Kesimpulan<br />
Dari awal saya adalah seorang Kristen dan selalu mengaku bahwa saya seorang Kristen. Saya tahu Tuhan Yesus. Saya percaya pada Tritunggal Mahakudus dan bahkan melayani Tuhan. Namun, ketika saya melihat ke belakang, sekarang saya menyadari bahwa saya hanya menjalani kehidupan yang baik dan diisi dengan perbuatan baik. Saya tidak benar-benar tahu karakter Allah dan tidak tahu apa artinya harus benar-benar mempersembahkan seluruh tubuh ini kepada-Nya —padahal itu merupakan satu-satunya korban yang ber-kenan dalam pandangan-Nya (Rom 12:1).<br />
<br />
Saya harus melewati tragedi yang mengerikan dan penderitaan besar, sebelum akhirnya saya mengerti dan rela mengorban-kan segalanya, termasuk mengorbankan anak saya kepada Allah. Melalui tragedi itu, saya akhirnya menyerahkan kendali hidup saya kepada-Nya dan berusaha mengenal Dia secara pribadi.<br />
<br />
Setelah saya memberikan hidup saya kepada-Nya sebagai persembahan yang hidup, saya bisa sejalan dengan rencana Tuhan yang sempurna untuk hidup saya —untuk hidup dalam hubungan cinta dengan Allah yang hidup! Saya tidak pernah berfikir bahwa Allah begitu realitas seperti ini.<br />
Kisah atau kesaksian yang kami bagikan ini memang tentang kami, namun ini sebenarnya tentang Dia. Ya, ini semua tentang Yesus. Melalui tulisan-tulisan Aldo, ada rencana-Nya agar Gereja-Nya semakin mengasihi-Nya, meninggalkan keinginan-keinginan duniawi, menyerahkan seluruh hidupnya bagi Yesus dan sebagainya.<br />
<br />
Untuk waktu yang lama saya pikir itu adalah tanggung jawab suami saya untuk membuat saya bahagia, tapi sebenarnya tidak ada manusia yang bisa membuat Anda benar-benar bahagia. Hanya Yesus yang bisa melakukannya untuk Anda. Dia adalah JAWABAN atas semua pertanyaan, JALAN KELUAR untuk semua masalah Anda, PEMENUHAN semua kebutuhan dan keinginan Anda. Dia adalah SEGALA hal yang SEMUA orang butuhkan! Saya mencoba untuk memuaskan dahaga saya dengan segala macam hal-hal seperti perfeksionisme, ketenaran, kekayaan dan prestasi. Tapi, sekarang saya tahu bahwa api Roh Kudus telah memurnikan saya dari dalam ke luar, saya tahu Yesus adalah sumber air yang hidup. Dia adalah satu-satunya yang bisa memuaskan dahaga saya selamanya. Bagaimana dengan Saudara? Maukah Saudara menerima Yesus sebagai satu-satunya untuk semua masalah mu? Maukah Saudara menjadi mempelai-Nya yang kudus? Sebab Ia akan datang segera!<br />
<br />
YA, IA DATANG SEGERA! Ia hidup, dan ia datang segera! Yesus dari Nazaret, anak Daud, Dia datang untuk menjadi Raja, dan Ia hidup. Persiapkan jalan bagi-Nya. Umat Tuhan, bersiaplah dengan sungguh-sungguh, Ia bukan manusia yang bisa ingkar janji, Ia berkata akan kembali, bersiaplah, bersiaplah, bersiaplah! (Vs.)<br />
<br />
Catatan:<br />
1 Spastik atau lumpuh otak, adalah suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan syaraf yang mengendalikan gerakan, dengan ciri terlalu lemah dan kaku sehingga hanya dapat terbaring.<br />
<br />
2 Bahasa Afrikaans, semua tulisan Aldo ditulis dalam bahasa Afrikaans, yaitu bahasa Jermanik Barat yang kini digunakan/dituturkan di Afrika Selatan, Namibia, Boswana dan Zimbabwe.<br />
<br />
3 Jemaat Laodikia pada kitab Wahyu adalah gambaran Gereja Tuhan saat ini yang suam-suam kuku, yaitu jemaat yang kompromi dengan dunia dan sangat mirip dengan masyarakat sekitarnya; Mengakui Kristen namun hidupnya sama dengan orang dunia, malang dan menyedihkan secara rohani. Jemaat/Gereja Laodikia sangat diberkati Tuhan, secara jasmani mereka tidak berkekurangan atau kaya, namun secara rohani sebenarnya mereka melarat, miskin, buta dan telanjang. Tidak memiliki harta di surga, tidak memiliki kepekaan rohani dan hidup dalam dosa. Dengan tulus Kristus mengundang jemaat untuk bertobat dan untuk dipulihkan kepada tempat iman, kebenaran, penyataan, dan persekutuan.<br />
<br />
13 Juni 2005, “Jadilah seperti Samuel. Tuhan Yesus akan memakai kita berdua untuk kemuliaan-Nya, ibu. Segera-lah sembuh, Aldo. Kita akan pergi tanpa rasa takut terhadap apa yang terbentang di depan bagi kita. Kita akan pergi dan melakukan apa yang Tuhan minta dari kita. Hari ini, jadilah seperti yang apa Tuhan ingin bagi kita. Tuhan berkata: Kita akan menjadi seperti Samuel yang pergi ke Bait Allah dan melayani Allah sepenuh waktu. Bersama-sama, kita akan menyenangkan Tuhan dan melakukan kehendak-Nya. Yesus mengatakan bahwa ibu akan memberitakan firman-Nya di Port Elizabeth dan mereka akan berse-mangat ingin mendengarkan Anda. Bersama-sama kita akan melayani Tuhan. Aku akan menjadi sehat.”<br />
<br />
“Milikilah iman kepada Tuhan. Aku mencintaimu ibu. Aku mencintai kalian semua teramat-sangat. Saya tahu bahwa saya akan berbicara lagi. Terima kasih Yesus. Milikilah iman di dalam Tuhan. Milikilah iman di dalam Tuhan. cinta.”<br />
<br />
23 Mei 2007, “Yesus berbicara kepada saya tentang Firman-Nya dan kedatangan-Nya, yang sangat, sangat dekat. Ibu, apakah engkau tahu bahwa mereka yang menerima Yesus harus mengorbankan hidup mereka. Ia sedang dalam perjalanan untuk menjemput mempelai-Nya. Saya mempelai wanita-Nya dan saya ingin semua orang untuk pergi bersama.”<br />
<br />
6 Nov 2007, “Yesus berkata Ia akan datang lagi dan mereka yang siap akan pergi dengan-Nya. Anda harus jelaskan ini kepada semua orang. Aku mencintaimu ibu. Saya suka Daddy dan Josh. Aku mengasihi Yesus dan Tuhan dan Roh Kudus. Ketahuilah bahwa satu hari, seperti Allah, kita semua akan hidup di Surga.”<br />
<br />
21 Feb 2007, “Mempelai-Nya harus siap, engkau akan menjadi pengantin Tuhan, seperti saya. Allah akan mengajarkan mempelai-Nya apa yang harus dikatakan dan akan mempersiap-kan dirinya. Beritakan kehendak-Nya kepada orang-orang di Barat, Selatan, Utara dan Timur. Kehendak-Nya adalah bahwa pengantin-Nya harus siap. Anda harus memberitahu mempelai-Nya bahwa mempelainya harus berani memutuskan untuk dirinya sendiri agar rela melepaskan segala sesuatu.”<br />
<br />
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-77778527481758886402014-10-28T18:00:00.000+07:002014-10-28T18:00:03.253+07:00Mukjizat di Pintu Kematian<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ini
adalah kisah seorang bayi di pintu kematian, kisah mukjizat tentang Ethan
Stacy. Pada waktu kedua orangtua Ethan melangkah sepanjang jalan di pekuburan
untuk melihat tempat untuk mengubur bayi mereka, Ethan Stacy, yang tinggal
menunggu kematian dalam hitungan hari. Ethan sudah dirawat oleh perawat
spesialis bagi pasien-pasien yang akan meninggal (hospice nurse). Kondisi
kesehatan tubuhnya menurun dengan cepat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Menurut
penjelasan Dr. Melissa Rhodes, Ethan
menderita sakit kanker darah jenis Acute Myeloid Leukemia (AML). Ia bertugas di
bagian Onkologi di RS Anak Vanderbilt di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat,
dan menjadi salah satu dokter yang merawat Ethan. “Anak-anak yang terlahir
dengan penyakit leukemia biasanya tidak akan bertahan hidup lama,” kata Dr.
Rhodes. “Pengobatan terbaik yang dapat kami lakukan adalah mengobati Ethan
dengan kemoterapi yang berat dan itupun tidak menjamin apakah ia dapat
disembuhkan.” Sesungguhnya, kemoterapi itu ibarat racun bagi bayi-bayi yang
baru dilahirkan sehingga para dokter memberi pilihan kepada orangtua Ethan
untuk menolak kemoterapi bagi anak mereka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Setelah
dua minggu di RS, Chad dan Mandy, orangtua Ethan, mengambil keputusan yang
berat untuk membawa bayi mereka pulang ke rumah. “Kemo itu dapat membunuh bayi
kita,” kata Chad. “Banyak risikonya.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Kami
pulang ke rumah dan saya ingat sedang berbaring di ranjang sambil berdoa,” kata
Mandy, “Saya katakan, ‘Tuhan, berilah kami jawaban,’ Kami berdua bangun tidur
pada keesokan hari dan kami sepakat, ‘Tidak, kami tidak akan membiarkan Ethan
dikemo.’” Kebanyakan dokter di RS
Vanderbilt mendukung keputusan mereka. “Kami bayangkan jika Ethan memang
terkena jenis leukemia yang kami duga, bahkan dengan pengobatan melalui
kemoterapi dengan dosis penuhpun mungkin tidak akan menolong Ethan,” kata Dr.
Rhodes. “Karena alasan itulah kami menghormati keputusan keluarga itu.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Setelah
beberapa hari di rumah, bayi Ethan mengeluarkan bintik-bintik, yang sangat umum
bagi para bayi yang terkena infeksi. Oleh karena itu mereka membawa kembali
Ethan ke RS. Itulah saatnya ketika tumor mulai menampakkan diri. “Kami
mendapati ada tonjolan di betisnya,” kata Mandy. “Kami memanggil dokter, dan
mereka memberitahu bahwa itu mungkin gumpalan darah atau tumpukan sel leukemia,
yang disebut ‘chloroma’.” Tumor-tumor lain mulai muncul di bagian tubuh Ethan
yang lain, seperti kaki, tangan, dan lengannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Leukemia
itu sendiri artinya kanker darah, suatu penyakit darah,” jelas Dr. Rhodes.
“Tetapi jenis leukemia AML ini dapat
menyebar ke dalam jaringan kulit. Itulah yang kami percaya sedang dialami oleh
Ethan. Ia sesungguhnya terkena leukemia di dalam kulitnya, di tangan dan
kakinya, selain di dalam liver dan limfanya. Jadi, tubuh Ethan menunjukkan
bahwa penyakitnya sudah mencapai stadium lanjut.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saat
itu Ethan sudah berumur tiga minggu, dan kondisi kesehatannya sangat menurun.
Ia tidak mau makan dan mulai mengalami gangguan tidur. “Sang perawat
memberitahu saya bahwa Ethan mungkin akan mengalami apa yang disebut ‘<i>sepsis</i>’, yaitu infeksi di seluruh tubuh,
yang bisa berakibat kematian dalam damai atau pendarahan hebat,” demikian
kenang Mandy. “Saya mungkin akan melihat darah di dalam popoknya atau mungkin
keluar darah dari telinganya. Bahkan saya begitu takut membuka popok untuk
menggantikannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Setiap
perawat datang, Chad dan Mandy merasa mereka sudah ada di titik akhir dan para
sahabat terus berdoa, sambil memercayai Allah untuk melakukan hal-hal yang
mustahil. Saya ingat pada suatu saat saya menimangnya sambil bernyanyi, <i>‘Open
the eyes of my heart, Lord. I want to see You’</i>,” kata Mandy. “Saya tahu bahwa
sekiranya saja saya memfokuskan pikiran saya kepada Kristus, maka itulah
satu-satunya cara untuk melewati semua ini.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pada
malam ketika Ethan menghadapi krisis kesehatannya, terjadilah sesuatu. “Larut
malam itu Mandy mulai memberi Ethan makan, dan Ethan mulai menyedot botol
minumannya sedikit demi sedikit,” tutur Chad. Keesokan harinya, Ethan sedikit
lebih kuat... Tetapi apakah ini hanya merupakan pemulihan sebelum kematian?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mandy
berkata, “Saya ingat saya sedang duduk di meja dapur dan berkata, ‘Saya percaya
Allah sedang menyembuhkan Ethan. Saya dapat melihat Allah sedang bekerja.’
Kemudian Ethan mulai menjadi semakin baik secara bertahap. Dan selama minggu
berikutnya, kami memberi minum susu enam ons setiap tiga jam.” Selama dua
minggu berikutnya, Ethan semakin pulih! Dan ketika Mandy membawa Ethan kembali
ke RS Vanderbilt untuk memeriksakan darah Ethan, kadar trombositnya sudah
mencapai 415,000, yaitu ada dalam batas normal, padahal sebelumnya pernah
mencapai titik terendah 39,000.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Hal
ini membingungkan Dr. Rhodes dan para dokter sejawatnya. “Semula Ethan sangat
parah sakitnya dan kemudian dengan tiba-tiba ia menjadi semakin sehat. Jadi,
kami ingin memeriksa lebih lanjut. Kami melakukan test sumsum tulang, yang
menunjukkan tiadanya bekas leukemia. Tumor-tumor itu secara bertahap menghilang
dalam hitungan seminggu atau lebih. Hal ini sungguh sesuatu yang luar biasa
untuk disaksikan.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Chad
dan Mandy tahu bahwa mereka telah menyaksikan suatu mukjizat ketika mereka
melakukan biopsi ulang terhadap sumsum tulang di bulan Juli dengan hasil sama
yang memuaskan. Hari ini Ethan Stacy sudah berusia dua tahun, yang suka
bermain-main dengan ayah dan kakak perempuannya, Kaylee. Tak diragukan lagi bahwa
keluarga Stacy sangat bersyukur kepada Tuhan. “Doa-doa dari para sahabat dan
anggota jemaat itu sangat berarti bagi kami,” tutur Chad. Mandy turut
mengiakan. “Sungguh mengagumkan punya Allah yang dahsyat seperti itu...Saya tak
habis mengerti akan mukjizat demi mukjizat itu. Saya tak sabar melihat apa
yang Allah sediakan bagi Ethan
selanjutnya karena saya tahu bahwa ada sesuatu yang hebat telah disediakan
baginya.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sumber:
</span><a href="http://www.cbn.com/700club/features/amazing/ethan_stacy042905.aspx"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">http://www.cbn.com/700club/features/amazing/ethan_stacy042905.aspx</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <o:p></o:p></span></div>
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com<br />
<br />
------<br />
<br />
<i><b><u>Notes:</u></b></i><br />
Terima kasih banyak atas pemesanan buku "Mukjizat Kehidupan" oleh Ibu Enny di Jakarta dan Ibu Renata di Cimahi. God bless you...Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-3988814358882855152014-04-30T09:32:00.005+07:002014-04-30T09:32:56.106+07:00Nilai Sebuah PernikahanSeorang teman wanita mengirim BBM kepada isteri saya bunyinya, "Gue kepingin pisah harta aja sama suami gue nih..." Ia berkeluh kesah demikian karena sang suami sekarang penghasilannya tidak jelas, sementara penghasilan sang isteri jauh lebih besar sehingga isterinya dapat berinvestasi dalam beberapa properti.<br />
<br />
Ada lagi cerita lain, yaitu seorang isteri menceraikan suaminya karena suaminya sudah terkena stroke. Sang isteri meminta agar rumah mereka dijual dan dibagi dua, antara sang suami dan sang isteri. Sang suami ditinggal begitu saja.<br />
<br />
Banyak wanita memandang bahwa jika suaminya tidak dapat memberikan 3 F (Finance me, Feed me, Fxxx me), maka sudah tidak ada gunanya lagi pernikahan itu, padahal dalam janji suci pernikahan, mereka masing-masing berjanji akan tetap bersama dalam suka dan duka, dalam sehat dan sakit, sampai maut memisahkan mereka berdua.<br />
<br />
Pernikahan memang berat setelah salah satu pasangan tidak berfungsi atau tidak berperan seperti yang diharapkan pasangannya. Kedewasaan iman, kekuatan rohani, dan kebesaran jiwa akan membuat setiap pasangan dapat bertahan melewati badai pernikahan.<br />
<br />
Seorang isteri yang menceraikan suaminya dan menikah lagi dengan pria lain karena suaminya bangkrut, akhirnya kecewa karena suami barunya juga mengecewakan dan suami lamanya ternyata berhasil bangkit dan sekarang sudah kaya raya. Suami lamanya tidak mau kembali lagi ke isteri yang tidak setia yang hanya menilai pernikahan dari segi materi saja.<br />
<br />
*******<br />
<b><u>Notes:</u></b><br />
<i>Terima kasih banyak atas pesanan buku "Mukjizat Kehidupan" oleh Ibu Lana dari Surabaya dan Ibu Yanti dari Batam, buku pesanan sudah dikirim kemarin hari Senin lalu via JNE. Semoga buku tersebut menjadi berkat. Haleluyah!</i><br />
<br />
Ditulis/diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-72157164127660641992014-02-18T20:09:00.002+07:002014-02-18T20:09:49.007+07:00Kisah Stanley Pouw<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
Stanley Pouw dibesarkan di Indonesia
dan pada usia 21 ia tinggal di Amerika Serikat untuk mendapatkan gelar master
di bidang arsitektur dari University of Michigan. Tinggal di AS adalah impian
Stan yang menjadi kenyataan.</div>
<a name='more'></a> <br /><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
Setelah lulus Stan bekerja pada perusahaan arsitek
selama tujuh tahun sebelum membuka kantor arsitek sendiri, Pouw &
Associates Inc, di Arvada, Colorado pada tahun 1977. Ia bekerja keras dan
berfokus untuk mengembangkan perusahaannya agar menjadi kantor arsitek yang
besar. Ia menikah dengan wanita Amerika Serikat, Rebecca, dan dikaruniai 3
orang anak. Salah satu goal dalam kehidupannya adalah memiliki rumah besar,
mobil bagus, dan menjalani kehidupan yang menjadi bagian Impian Amerika. Ia
mengejar semua hal itu yang ia pikir akan memberikan dia kebahagiaan.
Perusahaannya bertumbuh terus hingga
memiliki 55 orang karyawan, turut ambil bagian dalam pembangunan Denver
International Airport dan proyek-proyek besar lainnya. Perusahaan ini
mendapatkan berbagai penghargaan karena prestasinya. Selain itu ia berhasil
membangun rumah besar bagi dirinya. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
“Seandainya saya mendapatkan rumah
besar di Genesee, seandainya saya memiliki mobil sedan lebih bagus, seandainya
saya mempekerjakan lebih banyak orang dan memperoleh lebih banyak proyek
pembangunan, saya akan merasa bahagia.” Namun Stan mendapatkan dirinya tidak
bahagia. Stan dan Becky senantiasa cekcok. Stan terjebak dalam kehidupan yang
berpusatkan pada diri sendiri. Ia pikir dengan menjadi Presiden Direktur di
perusahaan miliknya sendiri akan membuatnya bebas melakukan apa yang ia
inginkan. Dan ia terus mencari kebahagian itu. Setelah memiliki bisnis besar
dan rumah mewah, ia mengejar wanita-wanita lain. Dan Becky mencium aroma perselingkuhan
itu, sehingga hubungan suami isterinya bertambah buruk. Pada tahun 1992,
setelah 24 tahun menikah, pernikahan Stan dan Becky kandas. Mereka bercerai.
Itulah keputusan yang salah besar. Stan memberikan semua miliknya,
rumah-rumahnya, mobilnya kepada Becky dengan pertimbangan bahwa dengan
perusahaannya yang besar akan dapat membeli rumah baru dan mobil baru. Namun
ternyata pikiran Tuhan lain lagi. Seolah-olah Tuhan berkata, “Cukup sudah,
Stan, engkau sudah cukup merusak hidupmu!” Dan sejak perceraian itu semua,
semua, yang Stan lakukan keliru. Dahulu biasanya ia mengambil keputusan yang
benar, sekarang semuanya keliru. Perusahaannya jatuh, semua karyawannya keluar
untuk pindah perusahaan atau memulai usaha mereka sendiri. Perusahaan yang
semula menguntungkan itu, karena tidak dikelola dengan baik, karena banyak hal
yang tidak diketahui Stan seperti eksodus karyawan, sekarang merugi dan
meninggalkan Stan dengan utang sebesar USD 1 juta. Keluarganya hancur,
bisnisnya hancur, hidupnya hancur. Anak laki-lakinya harus berhenti sekolah dan
tinggal bersamanya. Ia menyadari betapa terpuruk dirinya, betapa hancur
kehidupannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
Pada waktu itu ada seorang saudara
sepupu Becky datang kepada Stan. Eric mengisahkan kehidupannya dan akhirnya
Eric bertanya kepada Stan, “Apa yang engkau inginkan sekarang?” Stan dengan
tegas menjawab, “Sekarang aku ingin mengenal Tuhan. Jika memang benar ada
Allah, Allah penguasa alam semesta ini, aku ingin mengenal Dia!” Eric
memberikan Alkitabnya kepada Stan. Setelah Eric pulang, Stan masih duduk di
mobilnya untuk waktu yang lama. Pada jam 9 malam itu, ketika hari sudah gelap,
sama gelapnya dengan kehidupannya, Stan memohon ampun kepada Tuhan dan
menyerahkan hidupnya kepada Kristus pada malam itu. Pada keesokan harinya Stan
mencari Tuhan. Ia pergi ke toko buku dan secara acak mendapatkan buku “Roh
Kudus” tulisan Billy Graham. Ia membaca Alkitab untuk pertama kalinya. Ia
membaca Alkitab dengan cepat dari awal hingga akhir dalam waktu tiga bulan. Ia
mulai mengetahui siapa Allah. Kemudian ia membaca Alkitab lagi dengan lebih
perlahan dan teliti. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
Perlahan tetapi pasti, kehidupannya
mulai berubah, sikapnya mulai berubah, pemikirannya mulai berubah, hatinya
mulai berubah. Dahulu hatinya sekeras batu, dingin, tidak mempedulikan orang
lain. Sejak itu ada perasaan di hatinya bahwa ia harus kembali kepada
isterinya, istri masa mudanya, Becky. Ia akan mengakui dosa-dosanya, dan
meminta ampun kepadanya. Perlu waktu satu setengah tahun bagi Stan untuk berani
menemui isterinya. Ketika mendapatkan keberanian untuk menemui Becky, Stan
berkata, “Becky, engkau tahu, aku telah berdosa dan melakukan kekeliruan
besar.” Seperti apa yang wanita lainnya akan lakukan, Becky berkata,”Aku tidak
percaya.” Kepercayaan itu dapat hilang dengan sekejap, tetapi perlu waktu yang
lama untuk mendapatkannya kembali. Akhirnya Becky memberi kesempatan kepada
Stan untuk membuktikan ucapannya. Becky melihat Stan mau dibaptis. Stan memilih
gereja Riverside Baptist Church untuk berjemaat. Tuhan sanggup memulihkan
kehidupan rumah tangga yang hancur menjadi harmonis. Tuhan sanggup mengubah
hati Stan yang seperti batu menjadi hati yang penuh kasih. Tuhan sanggup
membentuk karakter dan sikap Stan serupa Kristus. Pernikahan mereka
dipersatukan kembali. Semula ia adalah pria yang tidak pernah menangis. Ia
adalah orang yang stoik, betapapun kerasnya kehidupan dan penderitaan, ia dapat
menyembunyikan perasaannya. Stan mulai mengenal kasih Bapa yang tak bersyarat.
Stan menyadari bahwa kasih itu tidak hanya berbuat baik, tetapi lebih dari itu
kasih berarti memberikan diri sepenuhnya. Stan mulai belajar mengasihi: mengasihi
Tuhan, isterinya, keluarganya dan
sesamanya. Ia belajar mengasihi dengan kasih Bapa. Ketika hidupnya berubah dan
diubah Tuhan, Stan melihat perubahan pada lingkungannya. Ia baru menyadari
bahwa Becky sangat mengasihinya. Ia melihat dengan persepsi berbeda terhadap
dunia materi atau kebendaan. Ia tidak lagi mengandalkan rumah besar, mobil
mewah, atau harta benda lain untuk memberikan kebahagiaan. Kebahagiaan sejati
datangnya dari hubungan akrab dan intim dengan Tuhan. Stan melihat tangan Tuhanlah
yang membimbingnya ke dalam proses “zeroing”, tanpa memiliki apa-apa dan
siapa-siapa, selain Tuhan. Tuhan menjatuhkan kesombongannya agar menjadi rendah
hati, mengubahnya dari orang yang berpusat pada diri sendiri menjadi orang yang
mengasihi Tuhan dan sesama. Ketika Stan
mengalihkan fokusnya dari diri sendiri kepada Tuhan dan sesama, ia menyadari
bahwa ia sedang menggenapi <i>destiny </i>yang
dikehendaki Tuhan.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
Saat ini Stan telah melayani sebagai
Pendeta yang ditahbiskan selain tetap bekerja sebagai seorang arsitek. Ia
membuka dan melayani di Riverside Indonesian Fellowship, gereja satelit dari
Riverside Baptist Church, yang dihadiri sekitar 75 orang setiap hari Minggu. Bersama
isterinya Stan banyak membantu
orang-orang Indonesia yang bermasalah dengan pernikahan mereka yang tak
berbahagia. Sejak itu perekonomian dan
kehidupan keluarga ini dipulihkan untuk memulihkan banyak orang.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 27.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
Ditulis/diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-37137606610025033242014-02-14T07:00:00.000+07:002014-02-14T07:00:02.943+07:00Kesaksian Bambang Suprianto<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Kehidupan saya dahulu bukan hanya seorang yang
sombong tapi saya juga seorang yang suka mempermainkan hati wanita. Berpacaran
dengan dua atau tiga wanita sekaligus pada saat atau waktu bersamaan sudah
biasa bagi saya. </div>
<a name='more'></a>Selain itu saya adalah peminum berat, mulai dari minuman
oplosan seperti yang sekarang sedang populer lagi hingga minuman alkohol yang bermerk dan minum
bir. Dunia malam itu paketnya: wanita,
minum, berjudi, atau narkoba. Untunglah saya tidak sampai terjerumus pada
kecanduan narkoba. Berjudi pernah masuk
juga dalam hidup saya, bergadang berhari-hari hanya untuk mengadu nasib dan
mencari kesenangan melalui judi dan minum! Selain itu saya juga seorang perokok
yang sudah termasuk pecandu berat. Saya biasa merokok dua bungkus rokok kretek per hari dan bisa lebih dari itu apabila
menghisap rokok filter yang lebih ringan. Tidak ada dalam benak saya untuk
berhenti dari semua hal buruk diatas, semuanya terjadi begitu saja tanpa ada
indikasi untuk berubah.<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Keajaiban terjadi setelah atas penentuan Tuhan, saya dan Ninda isteri saya terdampar di Bangkok. Menurut rencana yang semula
kami akan merantau ke USA. Sekarang kami menyadari bahwa kehidupan saya dan isteri saya ditata dan dibentuk Tuhan satu demi satu
dengan cara-Nya. Saya tidak tahu pasti apa jadinya kami sekarang seandainya
kami waktu itu lari dari rencana Tuhan. Mungkin saja keadaan kami bisa lebih
buruk dari pada waktu itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Proses pertama adalah mengikis kesombongan. Saya
sangat yakin pada waktu itu dengan kemampuan saya sebagai salah seorang “IBM Certified
System Engineer” yang diakui diseluruh dunia. IBM adalah salah satu raksasa produsen komputer terhebat
di dunia pada waktu itu, namun di mata
Tuhan itu tidak ada apa-apanya. Dalam proses Tuhan yang pertama atas diri saya
di Bangkok, semua sertifikat dan keahlian yang saya banggakan ternyata tidak
dihargai! Dapat dibayangkan betapa sedihnya
saya. Saya hancur dan saya harus mulai
dari nol. Zero. Inilah proses <i>“zeroing”.</i>
Saya harus belajar merangkak lagi dari
awal! Meskipun prosesnya berat dan
menyakitkan, namun saya memegang janji firman Tuhan yang terdapat di dalam Roma
8:28 yang berbunyi, <i>“Kita tahu sekarang,
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.” </i>Saya menangkap satu hal disini, pada saat saya taat dan
mengikuti proses Tuhan, dengan perlahan tetapi pasti Tuhan membalut kesedihan
hati saya dengan sukacita. Walaupun saya harus belajar merangkak dari nol untuk
karir saya, perubahan yang terjadi dalam diri saya adalah hilangnya kesombongan
digantikan dengan kerendahan hati, sambil mengalami damai sejahtera dan sukacita.
Tidak mudah proses <i>“zeroing” </i>ini,
namun Tuhan membalut hati saya dengan kasih-Nya sehingga saya tidak berpikir
lagi untuk merantau ke Amerika.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Proses kedua adalah mengikis keangkuhan dan keras
kepala. Saya dan isteri memiliki latar belakang dan sifat yang hampir sama.
Saya adalah pribadi yang mandiri, sangat terbiasa dengan perencanaan dan
pengambilan keputusan, baik di dalam keluarga maupun di kantor. Saya
menginginkan segala sesuatu terkontrol bahkan bila perlu ada <i>backup plan</i>. Saya egois dan otoriter, tidak
mau mendengar pendapat orang lain, dan cemburu buta. Aneh juga ya, saya yang terbiasa
mempermainkan hati wanita, malahan sangat cemburuan. Mungkin ini terjadi karena
saya khawatir apa yang dahulu saya tabur dengan para pacar wanita di sekeliling
saya akan berbalas “tuaian”, sehingga saya akan diduakan atau ditigakan isteri saya. Namun kekhawatiran saya tidak pernah
terjadi. Isteri saya setia. Kondisi ini
diperparah dengan sifat keras kepala yang kami miliki. Amarah saya meledak-ledak
begitu mudahnya saat emosi sehingga saya sering lepas kendali. Bukan hanya perkataan
kasar, tetapi tangan dan kaki ikut terlibat. Sering sekali hanya karena
perbedaan pendapat atau masalah kecil kami bisa ribut besar. Saya suka
mengungkit kesalahan-kesalahan masa lalu isteri saya dan selalu berfikir negatif. Tidak pernah
hal yang baik terlintas dalam benak saya, namun selalu berpikir yang negatif
atau yang jelek-jelek. Begitu seringnya kami bertengkar sehingga pada suatu
saat saya merasa capek dengan semua ini. Saya mulai berdoa minta ampun atas
segala dosa-dosa saya dan mohon petunjuk Tuhan Yesus bagaimana mengakhiri semua
ini. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Pada tahap berikutnya saya diajar Tuhan untuk
"mengendalikan diri dan diam". Suatu hari saya terima hikmat Tuhan
untuk mohon ampun dan diam dalam setiap perselisihan dan saya lakukan. Pada
awalnya isteri saya tidak bisa menerima
semua itu, dia semakin geram. Saya masih ingat apa yang ia katakan dengan
reaksi saya. ‘Jangan kamu pikir masalah kita selesai dengan kamu diam!!! Jangan hanya gampang <i>say sorry</i>. Ayo ngomong dan selesaikan masalah kita!!!’ </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Tidak mudah pada awalnya, tetapi saya mau taat kepada
Tuhan. Diam. Kemudian mukjizat Tuhan yang saya alami adalah sekalipun saya
dicaci maki saya tidak merasa panas hati.
Emosi saya tidak terpancing! Bahkan dalam hati saya merasakan ada
kesedihan yang mendalam dan kasih kepada isteri mulai timbul. Dengan sabar saya menunggu
hingga amarahnya mereda, dan barulah saya berbicara menjelaskan dengan
perkataan lemah lembut. Hari demi hari, minggu demi minggu, hingga bulan demi
bulan kami jalani, perlahan tetapi pasti, ada perubahan hidup, ada kasih,
sukacita, dan damai sejahtera mulai
mengalir di dalam keluarga kami. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Saya bersyukur dan terus berdoa untuk isteri yang saya kasihi, Ninda. Hingga beberapa tahun
kemudian oleh karena kasih anugerah Tuhan Yesus, hati isteri sayapun dijamah Tuhan dan dipulihkan. Dia
sungguh-sungguh mau mengampuni saya dan bahkan pada ibadah raya di gereja Tuhan
menaruh cinta kasih yang luar biasa di dalam diri Ninda untuk saya dan ia
sampaikan langsung kepada saya waktu itu. Puji Tuhan Yesus! Kami akhirnya
dipulihkan. Dalam perjalanan hidup kami selanjutnya Tuhan membuka jalan untuk
meneguhkan pemberkatan pernikahan kami menjadi pernikahan yang kudus di mata
Tuhan dengan saksi Hamba Tuhan dan jemaat Tuhan Yesus.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Proses Tuhan atas hidup kami belum selesai. Berikutnya
Tuhan Yesus memangkas hal-hal yang tidak baik bahkan yang dapat barakibat buruk
bagi hidup saya. Ketergantungan minum minuman keras dan merokok! Tanpa saya sadari, keajaiban
terjadi pada saat saya diproses untuk mengeliminasi sifat saya yang keras
kepala dan angkuh, yang namanya keinginan untuk minum itu hilang seketika,
tanpa saya sadari! Sudah tidak lagi ada
lagi kenikmatan dan keinginan untuk minum minuman keras, sekalipun hanya minum
bir. Semua stop. Bayangkan, Bangkok dikenal sebagai surganya laki-laki, kota
dimana banyak wanita penghibur ditawarkan dimana-mana dan segala tempat hiburan
buka siang dan malam. Pub dan club malam menawarkan tempat minum yang menarik,
didampingi para wanita-wanita cantik. Minuman
keras dijual dimana-mana. Sungguh berat untuk seorang peminum dapat berhenti
dengan mudah apabila tinggal di Bangkok. Namun sama sekali berbeda dengan
saya. Ketergantungan saya dengan minuman
keras bahkan sudah Tuhan selesaikan sebelum saya doakan. Tuhan Yesus sungguh luar
biasa. Haleluya!</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Hal ini berbeda dengan ketergantungan saya yang satu
ini: merokok! Saya diproses habis! Berawal dari doa pengerja yang kami ikuti
setiap Jum'at. Kami berdua sangat senang mengikuti doa pengerja. Roh Tuhan berkobar-kobar dalam hati dan jiwa
kami. Bahkan di saat kerja kami sering
tidak sabar menunggu datangnya hari Jum'at. Pada saat itu kami sudah melayani
dalam Doa Syafaat dan PPW (Pray, Praise, and Worship). Bukan kami yang meminta pelayanan ini, tetapi kami ditunjuk melayani di gereja.
Sebenarnya saya dan isteri sepakat untuk
tidak melayani di atas mimbar dahulu. Kami menghadap kepada <i>founder</i> gereja di Bangkok untuk tidak
melayani di atas mimbar dahulu karena kami menyadari bahwa kami masih dalam
proses "pembenahan diri", dan belum layak untuk melayani di atas
mimbar. Kami bersedia melayani mulai dari membantu menata ini itu untuk ibadah
raya seperti mengangkat dan menata kursi, menyiapkan kabel-kabel listrik, sound
system, dan lain-lain. Saya senang dan
mengerjakannya dengan sukacita. Tetapi jawaban dari <i>founder </i>gereja ini diluar dugaan kami, katanya: <span style="line-height: 150%;">"Bapak</span><span style="line-height: 150%;">
</span><span style="line-height: 150%;">dan Ibu tetap melayani di atas mimbar karena saya sudah berdoa dan Tuhan
menunjukkan bahwa ada api yang berkobar-kobar dalam hati Bapak dan Ibu." Luar
biasa, itu sama persis dengan apa yang kami rasakan. Konfirmasi ini membuat
kami berdua semakin </span><i style="line-height: 150%;">"hot"</i><span style="line-height: 150%;">
dengan Tuhan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Tetapi melalui doa pengerja ini saya diproses Tuhan
untuk berhenti merokok! Seperti biasa
Jum'at malam itu kami berkumpul dan berdoa bersama. Entah bagaimana terjadinya,
bungkus rokok saya keluar dan jatuh di dekat saya duduk. Hal ini terlihat oleh
Pendeta yang bertugas malam itu. Alamak! Saya ditegur dan dimarahi
habis-habisan oleh Pendeta itu. Bukan
hanya itu saja, saya juga diskors dari
pelayanan mimbar. Anehnya, saya tidak marah, tidak merasa sakit hati, dan tidak
emosional. Bahkan Tuhan membalut hati saya. Dalam penundukan diri saya tetap
diam, menerima semua hukuman skors dan meminta ampun kepada Tuhan. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Tetapi sebaliknya para panatua di gereja marah dan
ingin memanggil Pendeta dan menegurnya karena menurut mereka bukan begitu
caranya menegur. Jikalau mau menegur dan marah, Pendeta itu harus melakukannya
secara pribadi, tidak di depan umum. Bahkan salah satu panatua berpikir, ‘Wah
keluarga ini pasti keluar dari gereja, pasti keluar!’ Tetapi saya meyakinkan
mereka bahwa saya menerima teguran dan akan saya jalani hukuman skorsing. Hanya
waktu itu isteri saya meminta agar kami
tetap bisa mengikuti doa pengerja setiap hari Jum'at malam. Puji Tuhan, founder
dan panatua mengijinkan kami hadir!</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Apakah saya berhenti merokok setelah peristiwa malam
itu? Jawabnya, tidak! Beberapa waktu kemudian sekitar pertengahan tahun 2007
dibantu bapak pendeta yang menjadi gembala terlama selama saya di Bangkok dan perhatian
dan supportnya yang sungguh-sungguh kepada saya, akhirnya saya dapat terbebas
dari ikatan merokok hingga saat ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Puji syukur kepada Tuhan semua proses perubahan ini
terjadi hanya oleh karena kasih anugerah Tuhan Yesus kepada saya dan isteri.
Kesaksian kami belum berhenti sampai disini karena hingga saat ini kami masih
terus mengalami proses perubahan.”</div>
<br />
Ditulis/diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-15448938382840206702014-02-13T19:36:00.000+07:002014-02-13T19:56:05.467+07:00Kisah Pembentukan Tuhan : Nadira Story<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ini adalah kisah kesaksian tentang Nadira (nama samaran) yang mengalami proses pembentukan dari Tuhan. Ketika ia dan suaminya memutuskan untuk menerima dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi mereka, ia dan suaminya ditodong pistol oleh
pamannya, seorang tokoh terkemuka di negeri ini, agar kembali ke agama mereka
yang lama. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"></span></span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 150%;">Untunglah mereka diselamatkan
keluarganya, dibiarkan hidup dan diusir dari keluarga besar mereka. Pada awalnya
Nadira menyukai kehidupan kekristenan. Ia memuji dan menyembah
Tuhan di gereja besar dengan sukacita dan sorak-sorai sementara kedua tangannya
terangkat dengan gelang dan cincin berlian atau perhiasan mewah yang<span class="apple-converted-space"> </span></span><i>“branded”<span class="apple-converted-space"> </span></i>berkilau-kilauan
terlihat banyak orang. Gaunnya bermerek, tasnya berharga ratusan juta,
sepatunya bernilai puluhan juta. Pada awal kekristenannya, Nadira bangga dengan
hal ini, sehingga ia mau saja tampil di Wolipop memamerkan gaya hidup dan
koleksi tas dan sepatunya. Padahal sebelumnya Nadira mungkin harus menyembunyikan
kecantikannya dan kemewahannya dalam gaun tertutup gaya Timur Tengah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Setelah pertobatannya, mereka sekeluarga berjemaat di gereja karismatik
yang dipenuhi ratusan orang. Namun ia dan keluarganya merasakan kehidupan
rohani yang datar. Apakah kekristenan itu hanya begini-begini saja? Apakah iman
yang dipertahankan dengan menyabung nyawa di bawah todongan pistol hanya
menghasilkan kehidupan rohani yang biasa-biasa saja? Ia biasa hidup mewah,
bergaul di kalangan sosialita dan selebritis, pesta di hotel-hotel mewah, naik turun mobil mewah, tetapi hati mereka
terasa hampa. Ada <i>holy discontent </i>atau perasaan tak nyaman dan kegelisahan yang dari Tuhan di
hati mereka. Mereka menyadari ada yang salah dengan kekristenan yang suam-suam kuku seperti itu, kekristenan yang masih penuh kedagingan, kekristenan yang terasa dangkal, kekristenan yang hanya memburu kemakmuran dan kepuasan diri sendiri. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Lebih dari 10 tahun lalu Nadira memiliki butik mewah ini. Bisnis ini berjalan dengan baik, hingga suatu hari Nadira ditipu
orang Kristen sebesar beberapa milyard rupiah, ketika uang rupiah jauh lebih berharga
daripada sekarang. Keadaan bertambah buruk ketika bisnis suaminya juga macet
pada saat itu. Mereka mengalami apa artinya hidup dengan keuangan terbatas.
Mulailah Nadira dan suaminya masuk ke
dalam proses <i>“zeroing</i>”, proses
pengosongan diri, proses kehilangan segala pegangan yang mengandalkan kekuatan
sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 1.0pt 0in;">
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 1.0pt 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Mereka menghadapi situasi yang tampak tak berpengharapan (<i>hopeless</i>). Mereka seperti menghadapi
tembok Yerikho. Namun Roh Kudus selalu
mengingatkan bahwa saat orang yang takut akan Allah menghadapi situasi tak
berpengharapan, itu adalah saat paling tepat Allah akan menampakkan diri dan
memberi pertolongan. Ketika Adam dan Hawa menghadapi keadaan tak berpengharapan
setelah jatuh dalam dosa, mereka mendapatkan janji bahwa keturunan Hawa akan
membebaskan dosa manusia. Ketika Abraham dan Sara terlalu tua untuk mendapatkan
anak, Tuhan menepati janji-Nya dan memberi mereka anak perjanjian, Ishak.
Ketika Yusuf dilemparkan ke dalam sebuah sumur, keadaannya seperti tak
berpengharapan, namun Tuhan menyertai
Yusuf hingga mendudukkan Yusuf sebagai penguasa di Mesir di bawah Firaun. Ketika Musa dan
bangsa Israel menghadapi Laut Merah dan pasukan Mesir yang dipimpin Firaun mengejar bangsa Israel, mereka
terjepit dan tampaknya tidak berpengharapan, namun Tuhan membelah Laut Merah
dan menyelamatkan bangsa Israel dari kejaran pasukan Mesir dan Firaun. Ketika
Yosua dan bangsa Israel menghadapi Tembok Yerikho yang sangat tinggi dan kokoh,
mereka sepertinya menghadapi tembok kemustahilan, namun Allah meruntuhkan tembok itu, dan
bangsa Israel merebut kota Yerikho dengan mudah. Ketika Saul dan bangsa Israel
menghadapi Goliat, tampaknya mereka menghadapi kondisi tak berpengharapan,
namun Daud yang disertai Tuhan mengalahkan raksasa Goliat. Situasi tak berpengharapan itu dapat berupa
sakit penyakit, kehilangan orang yang dikasihi, perceraian, kecanduan narkoba,
kebangkrutan bisnis, PHK, atau apapun. Di saat anda tidak dapat jatuh lebih
dalam lagi, saat anda di dasar keterpurukan, itulah saatnya anda dapat percaya
bahwa pertolongan Allah tidak pernah datang terlambat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 1.0pt 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div>
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<i><span lang="IN" style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">Only God can turn a mess into a message, a test into a testimony,<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<i><span lang="IN" style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; mso-ansi-language: IN; mso-no-proof: yes;">a trial into a triumph, a victim into a victory.<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div>
<div style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 0in 0in;">
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ketika keadaan keuangan keluarga Nadira sangat sulit, para
satpam yang menjaga rumahnya dan sopirnya dengan sangat terpaksa harus
diberhentikan. Bukan hanya itu saja. Mereka harus menjual mobil-mobil mewah
mereka. Nadira pernah berdoa, “Tuhan,
kalaupun aku harus naik kendaraan umum, jangan dong saya harus naik bis karena
saya biasa pakai sepatu <i>“high heels”,</i>
takut keseleo di bis atau terperosok masuk ke celah antara bis dan halte.
Kalaupun saya naik taksi, ijinkanlah saya naik taksi yang berwarna hitam,
jangan yang berwarna lain karena biasanya yang warna lain itu berbau asap rokok
dan saya tidak tahan.” Nadira harus belajar
tidak menggunakan kartu kredit sama sekali karena tagihan kartu kredit yang
terlambat dibayar telah membuat mereka dikejar-kejar <i>“debt collector”.</i> Ia mengalami pemadaman listrik di rumahnya selama
sebulan setelah listrik diputus PLN karena terlambat membayarnya. Selama masa
keterpurukan ini, apakah ada orang-orang Kristen yang menolong mereka? Tidak
ada! Apakah ada gereja yang menolong mereka? Tidak ada! Ia membandingkan, ayah
ibunya jauh lebih murah hati kepada sesamanya daripada orang-orang Kristen yang
mempunyai jaminan keselamatan kekal ini. Ayah ibunya tidak akan pernah
membiarkan orang-orang kesusahan yang
datang ke rumah mereka pulang
dengan tangan hampa. Ayah ibunya tidak mengenal kasih tak bersyarat, tidak
mengenal kasih karunia, tidak mengenal jalan kebenaran yang membawa kehidupan,
namun mereka mempunyai belas kasihan kepada orang-orang yang sedang
membutuhkan. Alhamdulillah, ibunya masih menolong Nadira, walaupun ibunya
pernah dikecewakan oleh perpindahan agama Nadira. Selain itu, pertolongan
datang melalui orang-orang yang tidak diduga, ada orang yang menawarkan
kerjasama di bidang bisnis property. Melalui bisnis ini sedikit demi sedikit
rejeki datang dan memulihkan perekonomian keluarga Nadira.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 150%;">Pada periode </span><i style="line-height: 150%;">zeroing</i><span style="line-height: 150%;"> ini, Nadira
belajar untuk bersikap rendah hati, belajar untuk mengenal kasih Bapa, belajar mengenal
hidup kekristenan yang sejati, dan belajar mempedulikan orang-orang lain. Tuhan
membentuk karakternya. Jika dahulu ia suka berkata kasar kepada siapapun dengan
perbendaharaan nama-nama dari dunia fauna, termasuk kepada suaminya, sekarang
ia dapat mengendalikan dan menjaga lidahnya. Jika dahulu ia seringkali mudah
marah kepada sopirnya yang salah jalan, sekarang apabila ia </span><i style="line-height: 150%;">“car call”</i><span style="line-height: 150%;"> sopirnya di pusat
perbelanjaan dan sopirnya tidak datang-datang juga menjemput di lobi utama, ia
akan pulang sendiri naik taksi berwarna hitam dan sopirnya terus menunggu
sampai mall-nya tutup dan ketika sang sopir pulang ke rumah mendapati
majikannya sudah ada di rumah tenang-tenang saja. </span><span style="line-height: 150%;"> </span><span style="line-height: 150%;">Dahulu ia tidak pernah memberikan perhatian
kepada para satpam yang menjaga pos penjagaan keluar masuk kompleks perumahan.
Sekarang Nadira sering dielu-elukan para satpam yang biasa diberinya oleh-oleh
roti atau donat mahal dan sejenisnya apabila melintas di pos penjagaan kompleks
perumahannya.</span><span style="line-height: 150%;"> </span><span style="line-height: 150%;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 150%;">Dahulu ia malas membaca Alkitab, sekarang ia rajin dan konsisten
membacanya. Ia membacanya dari Buku Alkitab, bukan dari gadget apapun. Selama
kebaktian, ia selalu mematikan handphone-nya. Ia paling sebel melihat
orang-orang yang main BBM atau Facebook selama ibadah. Ia melahap
pelajaran-pelajaran kekristenan dari kaset atau CD. Apabila ada pelajaran-pelajaran
tertentu yang berat untuk diterapkan, seperti penyangkalan diri, persekutuan
dengan penderitaan Kristus, pengampunan terhadap orang Kristen yang menipunya
bermilyard-milyard, penanggalan kedagingan, pengendalian diri, dan sejenisnya,
ia akan memutar CD pelajaran berulang-ulang dan berdoa meminta kekuatan dari
Tuhan untuk memampukannya taat dan menerapkan firman Tuhan dalam kehidupannya
sehari-hari. Ia sering berdialog dengan Tuhan, “Tuhan hari ini saya mau
menyangkal diri saya yang masih ikut-ikutan gaya hidup para sosialita. Tolong
dong, Tuhan. Saya masih kepingin.” Lalu suara di hatinya berkata, “Kalau kamu
masih mau hidup dalam kedagingan terus karena kamu masih mengenakan manusia
lama, kapan kamu akan menjadi dewasa dan mencapai kepenuhan Kristus?” “Wah, ya
juga, saya tidak mau jadi kanak-kanak terus ah!” Dengan berfokus pada karya
Tuhan Yesus di kayu salib, ia selalu memperkatakan bahwa di dalam Kristus ia
adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah
datang (2 Kor 5:17). Nadira juga selalu memperkatakan bahwa ia telah dibaharui
di dalam roh dan pikirannya, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan
menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Ef
4:23-24). Tidak lupa ia juga sering memperkatakan, ”Janganlah ada perkataan
kotor keluar dari mulutku, tetapi aku pakai perkataan yang baik untuk
membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih
karunia.” (Ef 4:29)</span><span style="line-height: 150%;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saat
ini Nadira dan keluarganya tidak bisa “nyambung” dengan gaya hidup kekristenan
yang hura-hura, tidak mempraktikkan kehidupan seperti pada zaman gereja rasuli,
yaitu kekristenan yang menyangkal diri, kekristenan yang memikul salib, kekristenan
yang bersekutu dengan penderitaan Kristus, kekristenan yang tidak dikuasai
kedagingan, kekristenan yang menunjukkan buah pertobatan, dan kekristenan yang berfokus
pada kepentingan Kerajaan Allah. Sekarang ini banyak orang-orang Kristen yang memanggil
nama TUHAN tetapi hidup sembarangan, hidup tanpa pertobatan, hidup tanpa
perubahan. Hal ini mengingatkan pada zaman Nuh.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: 11pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;">“<i>Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya
Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN</i>.” (Kej 4:26) </span><span lang="IN" style="color: #404040; line-height: 150%;"> </span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Enos mati sekitar 1.140
tahun setelah Penciptaan, atau sekitar delapan puluh empat tahun setelah Nuh
lahir. Nuh lahir sekitar 1.056 tahun setelah masa Penciptaan. Karena pada zaman
itu manusia bisa hidup mencapai delapan atau sembilan tahun, maka ribuan orang
yang “mulai memanggil nama Tuhan” pada zaman Enos ini masih hidup pada zaman
Nuh. Jika demikian, ada ribuan orang “yang memanggil nama Tuhan” pada zaman Nuh
ditenggelamkan oleh Air Bah. Mereka adalah orang-orang yang memanggil nama
Tuhan <strong><i>tanpa pertobatan. </i></strong>Tuhan Yesus menegaskan,</span><span lang="IN" style="color: #404040; line-height: 150%;"> “</span><i style="line-height: 150%;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh,
demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia</span></i><span lang="IN" style="line-height: 150%;">.” (Mat 24:37) Banyak orang yang memanggil-manggil nama Tuhan pada akhir zaman, tetapi Tuhan akan berterus terang, "Aku tidak mengenal kalian, enyahlah dari pada-Ku!" (Mat 7:21)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Karena pergaulannya dengan Tuhan yang intens, Nadira mendapat karunia
untuk berkata-kata dengan hikmat dan pengetahuan. Pada suatu sore ia sedang bersantai
di sebuah restoran mewah di Pondok Indah Street Gallery. Lalu masuklah beberapa
gadis muda yang cantik-cantik tetapi kuyu. Nadira sempat berkenalan dengan
mereka. Rupanya mbak-mbak ini adalah pacar para expatriates bule. Nadira
berkata kepada salah seorang, katakanlah Titi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;">“Ti, kenapa sih kamu bingung? Udah punya pacar baik hati, kenapa kamu
masih mengejar cowok lain?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;">“Lho, koq tante Nadira tahu sih? Tante itu paranormal ya?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;">“Ah, bukan. Tuhan yang kasih tahu sama tante!”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;">“Wah, bacain aku juga dong, tan!” kata Dina.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;">“Ya, aku mau juga dong!” kata Susan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;">Mereka rame-rame mengelilingi Nadira, minta konseling dadakan di Union Brasserie-Bakery & Bar itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;">“Susan, kamu itu jangan merokok lagi! Lihat wajah kamu layu begitu karena
asap rokok. Lihat muka tante, masih kinclong seperti ini!”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; padding: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;">“Iya, tuh San, mendingan ikut nasihat si tante. Dia tak suka merokok,
wajahnya masih segar....” kata Dina.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;">Memang, wajah Nadira yang sudah hampir ‘seket’ (50) itu masih cantik,
terlihat lebih muda dari usia sebenarnya, dan bertambah cantik karena ada
urapan dan kemuliaan Tuhan menyelubungi wajahnya.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 150%;">“Dina, </span><span style="line-height: 150%;"> </span><span style="line-height: 150%;">kamu jangan simpan sakit
hati. Maafin aja suami kamu. Belajarlah mengasihi dia dengan kasih tak
bersyarat.” kata Nadira sebelum Dina menceritakan permasalahannya.</span></span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;">“Gimana caranya, tan? Aku terlalu sakit. Aku tak bisa mengampuni dia. Aku
tak punya kasih lagi.”</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 150%;">“Nih, begini ceritanya....” kata Nadira mulai menjelaskan tentang kasih
dan pengampunan dari Tuhan. Akhirnya, Nadira mengadakan sesi penginjilan di
restoran mewah itu. </span><span style="line-height: 150%;"> </span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Yang dapat kita pelajari dari kisah kehidupan Nadira dan keluarganya,
mereka dibentuk Tuhan untuk dipakai menjadi berkat bagi banyak orang. Proses
perubahan mereka tidak berhenti sebatas perubahan itu saja. Tuhan selalu
mengubah orang dengan suatu misi tertentu, menceritakan kabar baik dan kebaikan
Tuhan dalam hidup orang yang telah diubahkan. </span><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
Ditulis/diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com<br />
<br />
******<br />
<b>Note:</b> <i>Terima kasih atas pesanan buku "Mukjizat Kehidupan" oleh Bpk. Pdt. M. Rajagukguk dari Pekanbaru, buku sudah dikirim dengan Pos Kilat Khusus. God bless you.</i></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-12850602155762375762013-11-29T15:26:00.000+07:002014-02-13T19:36:50.975+07:00Kasih Nenek<div>
</div>
<div>
<strong style="font-size: small;"><span style="font-size: medium;">Kasih Nenek - The Love of Grandma</span></strong><br />
<span style="font-size: x-small;"> </span><br />
Kisah tentang cinta kasih ini berasal dari kisah nyata.<br />
<br />
Di
suatu siang hari terlihat seorang nenek berulang kali menekan tombol sebuah rice
cooker, tetapi rice cooker itu tetap tidak mau menyala. Lalu nenek ini berjalan
tergopoh-gopoh dari dapur ke kamarnya. Di dalam kamar nenek langsung merapikan
rambutnya yang sudah memutih dan mengganti baju.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
Setelah semua kancing
bajunya terkancing, si nenek kembali membukanya lagi. Ternyata kancing bajunya
tidak terkancing secara berurutan, sehingga terkadang sisi baju yang sebelah kiri
menjadi lebih tinggi dari yang kanan. Atau kancing yang sebelah kanan melampaui dua urutan dari yang sebelah kiri. Nenek bahkan harus mengulanginya beberapa kali
sampai berkeringat, baru akhirnya semua bisa terkancing rapi sesuai urutannya.
Setelah itu nenek berjalan keluar dari kamar.<br />
<br />
Saat nenek melintasi ruang
tamu, cucu perempuannya yang berumur 16 tahun sedang menonton TV. Terheran
melihat neneknya berpakaian rapi, lalu bertanya, "Nenek mau kemana? Bukannya
tadi nenek sedang masak didapur?" Nenek kemudian menjelaskan kalau ia tadinya
memang mau memasak, tapi entah kenapa rice cookernya tidak mau menyala, dan
sekarang nenek mau keluar sebentar membeli makanan.<br />
<br />
Dengan wajah
cemberut, cucunya meminta agar nenek cepat pulang karena ia sudah mulai lapar.
"Iya, nenek akan cepat pulang. Kamu tunggu nenek sebentar yah..." kata neneknya
dengan tersenyum, supaya wajah cucunya tidak merengut lagi. Nenek pun berjalan
keluar rumah, menunggu bus yang lewat, lalu naik bus ke pusat penjualan
makanan.<br />
<br />
Beberapa saat setelah nenek keluar rumah, cucunya berjalan ke
dapur mencari cemilan untuk sekedar mengganjal perut. Tak sengaja dia melihat
steker rice cooker yang belum dicolok. Cucunya pun tersenyum geli melihat sikap
pelupa neneknya seperti orang yang sudah pikun saja.<br />
<br />
Sesampai di pusat
penjualan makanan, nenek membeli nasi ayam kesukaan cucunya. Setelah selesai
membayar dan hendak pulang, langkah nenek tiba-tiba terhenti persis di pintu
keluar. Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan, bola matanya membesar, raut
mukanya berubah tampak kebingungan. Semua bangunan dan jalanan yang ada di
depannya terlihat berbeda dan asing.<br />
<br />
Nenek terdiam membisu sejenak. Dan
akhirnya menyadari kalau ia lupa arah jalan pulang ke rumah.<br />
<br />
Lantas
dengan sigap, nenek melambaikan tangannya sambil berjalan menghampiri seorang
pemuda yang melintas di depannya. Meminta bantuan kepada pemuda itu agar mau
membawanya pulang. "Nak, Nak, tolong antarkan nenek pulang..." kata
nenek.<br />
<br />
"Maaf, Nek. Saya sedang terburu-buru." tolak pemuda
tadi.<br />
<br />
Kemudian nenek menghampiri seorang wanita paruh baya. Sama dengan
pemuda tadi, wanita ini juga tidak bisa mengantarkan nenek pulang karena akan
menjemput anak-anaknya. Nenek tidak berhenti. Kali ini dengan gesit ia berjalan
ke arah seorang bapak-bapak untuk meminta tolong. "Pak, Pak, tolong antarkan
saya pulang. Cucu saya sedang menunggu saya pulang membawa makanan. Dia pasti
sudah lapar sekarang." kata nenek dengan wajah terlihat sedih.<br />
<br />
"Rumah
Nenek dimana, yuk saya antar." jawab bapak ini.<br />
"Emm... mm... saya.., saya
tidak ingat dimana." kata nenek dengan terbata-bata. "Tapi tolong antarkan saya
pulang, Pak. Pokoknya antarkan saja saya pulang." Nenek memohon. Bapak ini juga
tidak bisa menolong karena nenek sudah pikun dan sama sekali tidak ingat dimana
rumahnya. Mata nenek tampak berkaca-kaca, air matanya hampir jatuh membasahi
pipi.<br />
<br />
Berulang kali nenek terus meminta tolong kepada setiap orang yang
ditemuinya untuk diantarkan pulang. Ada yang menolak dan ada juga yang
bersedia... tapi siapa pun yang mau menolong tetap saja tidak bisa mengantarkan
nenek. Wajah nenek tampak sangat sedih. Tanpa di sadari air mata nenek mengalir
di pipinya. Teringat cucunya menahan lapar, sedang menunggunya pulang membawa
makanan.<br />
<br />
Nenek tetap terus berjalan sambil meminta tolong, dan sesekali
mencoba mencari jalan pulang sendiri. Tanpa berhenti untuk beristirahat. Rambut
putihnya yang tadinya tersisir rapi dan diikat ke belakang, sekarang mulai
berantakan dan tidak karuan. Kedua tangannya terus mendekap nasi ayam yang
dibelinya tadi siang agar tetap hangat. Seluruh wajah dan bajunya telah basah
oleh keringat. Langkahnya juga sudah mulai melambat karena kakinya terasa sakit
dan kelelahan.<br />
<br />
Hingga hari mulai gelap, nenek masih saja terus berjalan,
berusaha bisa sampai ke rumah meskipun dari wajahnya terlihat jelas sekali kalau
nenek sudah sangat kelelahan...<br />
<br />
Pada waktu yang bersamaan, dirumah nenek,
sepasang suami istri baru pulang. Mereka adalah orang tua dari cucu nenek. Si
ibu melihat anaknya yang sedang ngemil sambil menonton TV. Lalu bertanya, "Kok
kamu ngemil, apa nenek belum selesai masak?" Putrinya menjelaskan, kalau nenek
tidak jadi masak hari ini dan sudah sejak tadi siang pergi ke pusat penjualan
makanan tapi masih belum pulang sampai sekarang.<br />
<br />
"Apa? Nenek belum pulang
dari tadi siang?!" kata ayahnya dengan wajah terkejut bercampur khawatir. Belum
sempat anaknya berkata apapun, kedua suami istri ini langsung pergi lagi.
Bermaksud mencari nenek! Anaknya kaget melihat kedua orang tuanya tiba-tiba
menjadi panik dan langsung pergi lagi. Setelah beberapa saat dia baru sadar,
kalau nenek bukan pelupa, tapi sudah pikun, dan nenek pasti sedang tersesat
sekarang. Segera, dia pun mengikuti kedua orang tuanya pergi mencari
nenek.<br />
<br />
Ketiganya berkeliling di tengah keramaian kota, berusaha menemukan
nenek. Dan kemudian, kedua suami istri ini mendengar bunyi klakson mobil
bersahut-sahutan. Keduanya segera berlari ke arah bunyi klakson tersebut.
Sesampainya disana mereka melihat nenek berdiri terbengong di tengah jalan
menghalangi laju mobil-mobil. Lalu keduanya menarik tangan nenek dan menuntunnya
ke tepi jalan. "Apa yang Ibu lakukan di tengah jalan seperti ini. Ibu membuat
kita jadi tontonan semua orang..." bentak putranya.<br />
<br />
"Pak, Pak, tolong
antarkan saya pulang, cucu saya sekarang pasti sudah sangat lapar. Kasihan cucu
saya, dia belum makan dari siang. Tolong Pak..." Karena dibentak, nenek semakin
linglung dan tidak ingat dengan putra maupun menantunya sendiri. "Bu! Saya ini
anakmu sendiri!" teriak putranya lagi. Kemudian nenek berpaling ke arah
menantunya, "Nyonya, tolong antarkan saya pulang, cucu saya sedang menunggu saya
pulang bawa makanan." Nenek memelas sambil menangis.<br />
<br />
Mendengar nenek
memelas seperti itu ditambah dengan melihat kondisi tubuh nenek yang sedemikian
sangat lelahnya. Hati keduanya terasa sangat pilu sekali. Tak kuasa menahan air
mata, menantunya menjadi ikut menangis. Menangis dengan teramat sedih. Menyadari
betapa besarnya cinta dan kasih sayang nenek kepada cucunya, yang tak lain
adalah putri mereka sendiri.<br />
<br />
Tiba-tiba... dari kejauhan, sayup-sayup
terdengar suara cucunya memanggil, "Nenek, Nenek..." Nenek menoleh ke belakang,
mencari asal suara cucunya. Ternyata benar, cucunya berada tidak jauh dari sana.
Dibalik keremangan lampu jalan, cucunya berlari ke arah nenek. Senang melihat
cucunya berada disana, nenek pun berjalan ke arah cucunya dengan tertatih-tatih.
Walaupun terlihat nenek tersenyum sangat senang, namun masih tampak sangat jelas
kecapekan dibalik senyumannya itu.<br />
<br />
Cucunya langsung memeluk nenek. "Nenek
maafkan saya, Nenek tidak apa-apa?" kata cucunya dengan meneteskan air mata.
"Iya, Nenek tidak apa-apa. Ini nenek sudah belikan nasi ayam kesukaan kamu, ayo
makan. Kamu pasti sudah lapar sekali. Kasihan cucu nenek harus kelaparan sampai
malam." kata nenek sambil membuka bungkus nasi lalu di suapkan ke mulut cucunya.
Cucunya terus menangis. "Nenek maafkan saya, maafkan saya, nek." Cucunya terus
berulang-ulang meminta maaf sambil menangis.<br />
<br />
"Tolong maafkan nenek yah,
kamu jadi harus kelaparan menunggu nenek terlalu lama." Mendengar nenek berkata
demikian, dan melihat kondisi nenek yang begitu kesakitan juga kelelahan. Air
mata cucunya semakin deras mengalir. Putra dan menantu nenek yang melihat
kejadian ini, juga menitikkan air mata. Lalu keduanya berjalan mendekati nenek
dan memeluk nenek dari belakang. "Ibu, kami semua sangat
mencintaimu."</div>
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com<br />
<br />
<b><u>Note:</u></b><br />
Terima kasih untuk semua pesanan buku "Mukjizat Kehidupan", buku masih tersedia untuk memberkati anda.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-12603261660944927952013-03-07T09:39:00.004+07:002014-02-13T19:37:12.176+07:00Kasih BapaSeorang ayah membeku hingga meninggal karena melindungi putrinya yang berusia sembilan tahun dari badai salju parah yang melanda Jepang utara. Mikio Okada meninggal saat dia berusaha melindungi anak tunggalnya Natsune dari tiupan angin berkekuatan 109 kilometer per jam, di suhu -6 derajat Celsius. Okada merupakan salah satu dari sedikitnya sembilan orang yang tewas dalam serangkaian insiden terkait salju saat badai menyapu pulau Hokkaido, kata polisi pada Senin.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Jasad Okada ditemukan oleh tim penyelamat yang mencari keduanya setelah sejumlah kerabat mengabarkan pihak berwajib. Natsune mengenakan jaket ayahnya dan berada dalam pelukannya, kata sejumlah surat kabar dan lembaga penyiaran.<br />
<br />
Keduanya terakhir terdengar kabarnya pada pukul 16.00 (waktu setempat) pada Sabtu, setelah Okada, yang berprofesi sebagai nelayan, menjemput anaknya dari sebuah sekolah tempat putrinya menunggu dia selesai bekerja.<br />
<br />
Okada menelpon keluarganya untuk mengatakan kalau truknya terdampar di tengah salju, yang menumpuk beberapa meter di berbagai lokasi. Okada mengatakan dia dan Natsune akan berjalan beberapa kilometer, seperti yang dilaporkan Yomiuri Shimbun.<br />
<br />
Keduanya ditemukan 300 meter dari truk mereka pada pukul 07.00 pada Minggu.<br />
<br />
Okada melindungi putrinya, memeluknya dan tampaknya menggunakan tubuhnya dan tembok sebuah gudang untuk memberikan perlindungan, ujar Yomiuri.<br />
<br />
Dia menanggalkan jaketnya dan memberikannya kepada putrinya, ujar sebuah laporan televisi.<br />
<br />
Tim penyelamat mengatakan putrinya menangis saat ditemukan di pelukan ayahnya, ujar koran tersebut.<br />
Gadis kecil itu dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan tidak mengalami cedera serius. Sementara itu, sang ayah dinyatakan secara resmi meninggal oleh dokter di RS yang sama, di dekat rumah mereka di Yubetsu di Hokkaido.<br />
<br />
Menurut laporan Yomiuri, ibunda Natsume meninggal dua tahun lalu karena penyakit yang tidak diketahui. Koran itu mengutip tetangga Okada yang memujinya sebagai ayah penyayang yang sering menunda pergi kerja untuk menikmati sarapan bersama putrinya.<br />
<br />
Kematiannya terjadi saat seluruh Jepang merayakan Hari Anak Perempuan, atau Hinamatsuri, festival saat keluarga berkumpul dan menghiasi rumah dengan boneka.<br />
<br />
"Dia sudah memesan kue untuk putri tunggalnya dan tidak sabar untuk merayakan Festival Boneka bersama," ujar seorang tetangga kepada Yomiuri.<br />
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com<br />
<br />
******<br />
<i>Terima kasih banyak atas pesanan buku "Mukjizat Kehidupan" dari Ibu Ursulla, Ibu Rita, Ibu Ana dan lain-lain. Buku sudah dikirim melalui pos kilat khusus, semoga bermanfaat. God bless you all abundantly ya. </i>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-72083957990281829982013-02-02T18:09:00.003+07:002014-02-13T19:37:33.925+07:00A Cup on the Wall<br />
Secangkir Kopi di Dinding<br />
<br />
Saya duduk bersama seorang teman di kedai kopi yang terkenal di dekat kota Venisia, kota air dan bertabur cahaya. Ketika kami menikmati kopi kami, seorang pria masuk dan duduk di kursi kosong samping kami.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Pria itu memanggil pelayan dan menyampaikan pesanannya dengan berkata, "Pesan 2 cangkir kopi ya, satu taruh di dinding." Kami mendengarkan pesanan itu dengan penasaran dan memperhatikan bahwa pria itu dilayani dengan secangkir kopi namun membayar dua cangkir. Segera setelah ia berlalu, sang pelayan menempelkan selembar kertas di dinding yang bertuliskan: Satu Cangkir Kopi.<br />
<br />
Sementara kami masih duduk di sana, dua pria lain muncul dan memesan tiga cangkir kopi, dua cangkir disajikan di meja dan satu di dinding. Mereka minum dua cangkir kopi namun membayar tiga dan kemudian mereka pergi. Pada kali ini sang pelayan melakukan hal yang sama, ia menempelkan selebar kertas di dinding yang bertuliskan: Satu Cangkir Kopi.<br />
<br />
Nampaknya praktik ini sudah biasa di tempat ini. Namun tetap saja hal itu unik dan mengherankan kami. Karena kami tidak ada urusan dengan hal itu, maka kami habiskan kopi kami, membayar tagihannya dan pergi.<br />
<br />
Beberapa hari kemudian, kembali kami memiliki kesempatan mengunjungi kedai kopi itu. Sementara kami menghirup kopi kami, seorang pria masuk. Cara berpakaian pria ini tidak cocok bagi kemewahan dan suasana kedai kopi ini. Kemiskinan nampak dari penampilan dan wajahnya. Setelah ia duduk, ia menunjuk ke dinding sambil berkata, "Secangkir kopi dari dinding." Sang pelayan menyajikan secangkir kopi kepada pria kumuh ini dengan standar pelayanan kepada pelanggan yang terhormat dan bermartabat.<br />
<br />
Pria itu menikmati kopinya hingga habis dan pergi tanpa perlu membayar. Kami kagum melihat kejadian ini ketka sang pelayan melepaskan selebar kertas dari dinding dan membuangnya ke tempat sampah. Kini kami mengerti apa yang telah terjadi. Penghormatan yang tinggi bagi orang-orang yang berkekurangan telah ditunjukkan oleh penduduk kota ini dan membuat mata kami berlinang airmata.<br />
<br />
Kopi bukanlah kebutuhan mendasar bagi masyarakat dan kehidupan kita. Poin untuk diperhatikan yaitu ketika kita menikmati kesenangan dari berkat apapun, mungkin kita juga perlu memikirkan mereka yang ingin menikmati berkat itu sama seperti kita namun mereka tidak sanggup memilikinya.<br />
<br />
Perhatikan karakter sang pelayan, yang melakukan tugasnya dengan konsisten dan murah hati sehingga ia menjadi jembatan antara pihak yang membagi berkat dan pihak yang berkekurangan dengan pelayanan penuh senyum kepada siapapun.<br />
<br />
Renungkan juga pria yang berkekurangan itu. Ia memasuki kedai kopi mewah itu tanpa merasa rendah diri dan mengemis minta secangkir kopi, tanpa perlu tahu siapa yang telah membayar kopinya. Ia hanya perlu menunjuk ke dinding menyampaikan order secangkir kopi, menikmatinya dan pergi.<br />
<br />
Kita dapat belajar tentang kemurah-hatian dan kepedulian penduduk kota ini terhadap sesama manusia. Demikianlah caranya menunjukkan belas kasih dan mempertahankan martabat bagi umat manusia.<br />
Diterjemahkan oleh Hadi Kristadi untuk Pentas Kesaksian dari artikel via email.<br />
<br />
******<br />
<br />
Cup of Coffee on the Wall<br />
<br />
I sat with my friend in a well-known coffee shop in a neighboring town of Venice, the city of lights and water. As we enjoyed our coffee, a man entered and sat on an empty table beside us.<br />
<br />
He called the waiter and placed his order saying, Two cups of coffee, one of them there on the wall. We heard this order with rather interest and observed that he was served with one cup of coffee but he paid for two. As soon as he left, the waiter pasted a piece of paper on the wall saying A Cup of Coffee.<br />
<br />
While we were still there, two other men entered and ordered three cups of coffee, two on the table and one on the wall. They had two cups of coffee but paid for three and left. This time also, the waiter did the same; he pasted a piece of paper on the wall saying, A Cup of Coffee.<br />
<br />
It seemed that this gesture was a norm at this place. However, it was something unique and perplexing for us. Since we had nothing to do with the matter, we finished our coffee, paid the bill and left.<br />
<br />
After a few days, we again had a chance to go to this coffee shop. While we were enjoying our coffee, a man entered. The way this man was dressed did not match the standard nor the atmosphere of this coffee shop.<br />
<br />
Poverty was evident from the looks on his face. As he seated himself, he looked at the wall and said, one cup of coffee from the wall. The waiter served coffee to this man with the customary respect and dignity.<br />
<br />
The man had his coffee and left without paying. We were amazed to watch all this when the waiter took off a piece of paper from the wall and threw it in the dust bin. Now it was no surprise for us the matter was very clear. The great respect for the needy shown by the inhabitants of this town welled up our eyes with tears.<br />
<br />
Coffee is not a need of our society neither a necessity of life for us. The point to note is that when we take pleasure in any blessing, maybe we also need to think about those people who appreciate that specific blessing as much as we do but they cannot afford to have it.<br />
<br />
Note the character of this waiter, who is playing a consistent and generous role to get the communication going between the affording and the needy with a smile on his face.<br />
<br />
Ponder upon this man in need. He enters the coffee shop without having to lower his self-esteem he has no need to ask for a free cup of coffee without asking or knowing about the one who is giving this cup of coffee to him he only looked at the wall, placed an order for himself, enjoyed his coffee and left. <br />
<br />
When we analyze this story, along with the other characters, we need to remember the role played by the wall that reflects the generosity and care of the dwellers of this town. What a way to show compassion and maintain human dignity for all.<br />
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-14491565169851892122012-12-27T19:22:00.001+07:002014-02-13T19:37:50.191+07:00Kisah Anak yang Hilang Di Hari NatalKisah ini tentang kesaksian pada suatu hari Natal. Pemuda ini menjalani kehidupan bebas sebebas-bebasnya pada waktu muda, lalu datanglah kesempatan untuk bertemu dengan Tuhan, bertobat dan sebagai ucapan syukur pemuda ini melayani pekerjaan Tuhan. Kehidupan terus berlalu hingga dia membangun keluarga. Berhubung dia berasal dari keluarga pengusaha yang cukup kaya di Jakarta, maka istrinya didorong ayah ibunya untuk segera hamil. Kelahiran sang cucu sangat dinanti-nanti. Keluarga besarnya sangat mengelu-elukan lahirnya seorang putera, yang dipandang penting sebagai bagian dari generasi penerus.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Ketika akhirnya istrinya hamil, sangat senanglah keluarga besar ini. Kebutuhan sang istri dan bayinya sangat diperhatikan dengan seksama. Pemeriksaan dokter dilakukan secara teratur. Pada waktu kehamilan bulan kedelapan, sang istri segera dilarikan ke Rumah Sakit karena ada kemungkinan kelahiran bayi prematur. Kejadian ini ternyata serius karena istri dan anak yang dikandungnya menghadapi pergumulan hidup dan mati. Team dokter ahli sudah mengerahkan segenap kemampuan mereka, namun ternyata apa mau dikata, istri dan anaknya tak tertolong. Inilah pukulan berat bagi si pemuda. Ia bertanya kepada Tuhan, "Mengapa? Mengapa istri dan bayinya harus dipanggil pulang secepat ini? Mengapa Tuhan tidak menolong? Mengapa Tuhan tidak mendengar doanya? Mengapa Tuhan membiarkan mereka meninggalkannya? Mengapa dia tidak diberi kesempatan untuk hidup bahagia bersama istri dan anaknya? Mengapa?"<br />
<br />
Itulah pukulan hebat dan luar biasa bagi pemuda ini. Dia marah sekali kepada Tuhan. Dia juga marah kepada keluarga besarnya yang "memaksa" mereka untuk punya anak segera. Pukulan hebat ini membuat dia tidak percaya lagi bahwa Tuhan itu baik, bahwa keluarganya juga baik. Seperti sang anak bungsu yang hilang dalam kisah Alkitab, dia melarikan diri dari rumah keluarga besarnya, dia melarikan diri dari Tuhan, dia pergi jauh membawa uang untuk dipakai berfoya-foya. Dia pakai uangnya untuk hidup seenaknya, hidup sebebas-bebasnya, hingga uangnya habis. Selama berfoya-foya dia tidak dapat dihubungi siapapun, sehingga ketika ayahnya meninggal, dia tidak tahu dan tidak menghadiri pemakaman ayahnya.<br />
<br />
Setelah menjadi miskin, dia tidak berani pulang ke rumah orang tuanya. Dia pergi ke tanah kelahirannya di Medan. Dia hidup menggelandang, dia hidup sebagai orang jalanan, dia hidup diantara para preman. Dia hidup seenaknya dan sesukanya.<br />
<br />
Pada hari-hari menjelang Natal dia ingat bahwa sebentar lagi akan ada perayaan Natal. Ingat Natal, dia ingat Tuhan. Tapi hanya kepahitan yang memenuhi hatinya saat itu. Malam itu di bawah kolong langit yang cerah dia masih marah kepada Tuhan. Dia memaki-maki Tuhan. Dia lampiaskan sakit hatinya kepada Tuhan. Dia tunjuk jarinya ke langit sambil mengata-ngatai Tuhan.<br />
<br />
Puas dengan cara itu, dia akhirnya tertunduk kelelahan. Sementara hatinya masih diliputi kemarahan, terdengar sayup-sayup senandung yang berkata, "How could I forget His love, how could I forget His mercy..... He satisfies, he satisfies, he satisfies my desire...."<br />
<br />
Hatinya tersentuh. Dia ingat kasih Tuhan. Dia ingat pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib. Dia ingat kemurahan-Nya. Dia ingat pengampunan-Nya. Dia ingat. Rupanya dia tidak dapat lari dari Roh Tuhan yang mengejarnya terus kemanapun dia pergi.<br />
<br />
Pelan-pelan dia bangkit. Ia cari suara nyanyian itu. Ternyata suara itu berasal dari sebuah gereja kecil di sebuah gang. Ada beberapa anak muda sedang mempersiapkan acara Natal di situ. Dengan malu-malu dia mendekati mereka.<br />
<br />
"Maaf, kami tidak memberikan sumbangan saat ini," kata salah satu dari anak muda di gereja itu.<br />
"Oh, saya tidak minta apa-apa. Saya tidak layak masuk ke dalam gereja. Biarkan saya duduk di depan pintu ini saja." Dia terus mendengarkan mereka latihan lagu-lagu Natal. Sementara itu Roh Kudus memulihkan hatinya, menyembuhkan luka batinnya, memberi damai sejahtera yang tidak pernah dia rasakan bertahun-tahun selama pelariannya.<br />
<br />
Pada perayaan Natal saat itu dia akhirnya berani masuk ke gereja kecil itu, namun di deretan paling belakang. Dia menikmati kehadiran Tuhan di gereja kecil dan sederhana itu. Dan sejak itu hidupnya dipulihkan kembali. Dengan pertolongan Tuhan, dia mulai bekerja dengan halal. Dia mengajak teman-teman gelandangannya untuk bekerja mengolah kain-kain sisa dari industri garmen di sekitar situ, untuk dijadikan kain perca dan dijadikan barang-barang yang bernilai tambah tinggi. Dari situ dia mulai membangun kehidupan baru. Akhirnya dia kembali ke Jakarta, kembali kepada keluarganya, kembali meneruskan bisnis keluarganya. Kisah ini diceritakan kembali oleh teman sang pemuda, Pdt. Yusuf dari GBI Emporium Jakarta.<br />
<br />
Ditulis/diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-37361736792853227652012-12-21T16:33:00.000+07:002014-02-13T19:48:22.146+07:00Bersyukur<br />
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Seorang kakek mengalami gangguan saluran kencing yang membuat ia tidak bisa (maaf) buang air kecil. Ketika penyakitnya makin parah dan kesehatannya makin memburuk, ia terpaksa menjalani operasi.</span><br />
<a name='more'></a><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br /><br />Operasi sukses dan si kakek kini sudah bisa buang air kecil lagi. Menjelang pulang dari rumah sakit, dokter pun memberikan tagihan biaya operasinya.<br /><br />Saat itu tiba-tiba sang kakek mulai menangis. Dokterpun bingung dan bertanya: "Kenapa menangis, kek? Jika biayanya terlalu mahal, kita bisa coba minta keringanan lagi."<br /><br />Tapi kakek itu menjawab: "Tidak, saya tidak menangis untuk itu, saya hanya teringat betapa selama 70 tahun sebelum ini, Tuhan membolehkan saya buang air kecil tanpa mengirimkan saya tagihan apapun."<br /><br />Kita baru merasakan betapa berharganya Berkat Tuhan saat kita sudah kehilangan hal tersebut.<br />Sebaliknya, kita memilih untuk lebih sering memikirkan apa yang tidak kita miliki, tanpa menghargai apa yang telah Tuhan berikan kepada kita.<br /><br />Kita lebih suka menghitung masalah daripada menghitung berkat Tuhan yang sudah kita terima. (Surjadinata Sumantri)</span><br />
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-7918435285904257192012-12-14T15:06:00.002+07:002014-02-13T19:38:15.334+07:00USAHAKAN YANG TERBAIK<br />
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
Di sebuah danau terdapat banyak batu-batuan. Di pinggirnya terdapat sebuah papan bertuliskan pengumuman:</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
"Yang mengambil batu akan menyesal.</div>
<div class="MsoNormal">
Yang tidak mengambil batu juga akan menyesal."<br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Heran dengan kalimat itu beberapa turis tertarik untuk mengambil beberapa butir batu itu utk melihat apa yg akan terjadi selanjutnya. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Beberapa orang yang lainnya tidak terlalu menggubrisnya. Jadi mereka tidak mengambil batu-batu itu dan lebih tertarik untuk menikmati segarnya air di danau itu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Setelah kembali ke negara masing-masing, mereka meminta tolong ahli batu-batuan untuk memeriksa batu yang mereka bawa.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ternyata batu-batuan itu adalah sejenis Safir yang dari luar tampaknya jelek tapi di dalamnya mengandung permata yang sangat indah dan mahal harganya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Turis yang tidak membawa batu itu jadi menyesal nya, tetapi yang membawanya pun akhirnya menyesal karena mereka tidak membawa lebih banyak. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kita diberikan kehidupan yang sangat berharga. Namun bukankah kita seringkali kurang menghargai masa hidup ini justru di saat kita masih bisa hidup lama?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hidup ini begitu bernilai. Jauh lebih bernilai daripada batu-batu permata.</div>
<div class="MsoNormal">
Itulah sebabnya agar kita tdk menyesal di kemudian hari, maka kita harus menjalani hidup dengan maksimal, menggunakan setiap kesempatan untuk mendapatkan nilai berharga. Bekerja dengan maksimal, mengasihi keluarga dengan maksimal, berkarya bagi sesama dengan maksimal, belajar dengan maksimal, jangan setengah-setengah. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Intinya: </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
KETIKA KITA SUDAH MENGUSAHAKAN YANG TERBAIK SELAMA HIDUP INI, MAKA KITA TIDAK PERLU LAGI MENYESAL DI KEMUDIAN HARI. </div>
<div>
<br /></div>
<br />
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-19701454320384764932012-12-12T06:00:00.000+07:002014-02-13T19:38:49.712+07:00Pencuri Di Pesawat Terbang<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; margin-bottom: 0.0001pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Sebentar lagi musim liburan. Hati-hatilah karena pencurian dapat terjadi di pesawat terbang sekarang ini. Para penumpang biasanya meletakkan bagasi mereka di laci atas dan menganggap semuanya akan OK.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Situasi yang mendebarkan akan terjadi ketika tas anda dipindahkan ke laci atas di baris lain tanpa sepengetahuan anda, khususnya sewaktu anda baru masuk pesawat sebelum duduk atau ketika anda duduk di kursi tengah atau kursi dekat jendela. Waspadalah karena para pencuri selalu mencari akal bulus yang baru. Bepergianlah dengan aman dan waspada.<br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Tadi malam dalam penerbangan Air Asia dari Makau ke Bangkok, saya hampir dirampok oleh seorang pria yang menggerayangi tas ransel saya ketika saya tak melihat. Dua orang pria kulit putih, juga para pramugari, melihat pria ini melongok ke dalam tas ransel saya, dan mereka semua pikir itu adalah tas ransel miliknya, tetapi kemudian saya bangkit berdiri untuk membayar coklat, dan ketika saya merogoh tas ransel saya untuk mengambil uang dan ternyata uang itu sudah hilang. Saya berdiri pada waktu yang tepat karena kemudian pencuri itu melemparkan uang ke lantai pesawat dan berjalan pergi.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Kedua pria kulit putih di belakang saya dan juga para pramugari menangkap pemuda itu dan pilot mengirimkan pesan radio ke Bangkok, dan Polisi Kerajaan Thai kemudian memasuki pesawat ketika pesawat baru mendarat di Bangkok. Saya mungkin harus pergi ke pengadilan untuk bersaksi terhadap pencuri itu. Saya harap pencuri itu dapat menikmati makanan dan akomodasi enak di Penjara Klong Prem untuk beberapa lama.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Para pencuri di pesawat mungkin saja merupakan bagian dari suatu sindikat pencuri dengan jaringan lebih luas, karena petugas kepolisian mengatakan kepada saya bahwa satu jam sebelumnya seorang pria lain juga ditangkap karena melakukan hal yang sama dalam penerbangan pesawat TG. Saya sangat menganjurkan agar anda mengamankan semua barang berharga anda selama penerbangan dari atau ke Cina, Makau, Taiwan dan Hongkong, dan anjurkan teman-teman anda melakukan hal yang sama. Berhati-hatilah dan awasilah barang-barang milik anda selama penerbangan dan simpanlah uang anda, Handphone, kartu kredit anda di tempat yang aman dan terlihat selalu. Jika anda melihat suatu keganjilan, misalnya ada pria yang berjalan sepuluh langkah ke depan untuk mengambil tas di laci atas sesudah seseorang pergi ke toilet, datangi dia dan awasi dia. Saling tolonglah di antara sesama penumpang.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Diterjemahkan oleh Hadi Kristadi untuk Pentas Kesaksian, http://www.pentas-kesaksian.blogspot.com</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
******</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: large;">Thieves Working on Flights...</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
It can happen on any flight. Passengers just leave their bags inside the overhead compartment and assume everything will be ok.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
The challenging situation is when your bag is moved to another compartment without you knowing, especially during boarding before sitting down or when you are seated in the middle or window seat.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Be careful as thieves keep using "new" ideas". Travel safe.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Last night on an Air Asia flight from Macau to Bangkok, I was nearly robbed by a guy who rifled through my backpack when I wasn't looking. Two European guys, as well as the flight attendants, saw the guy looking through a backpack, and they initially thought that it was his, but then I got up to pay for some chocolate milk, and I reached into my backpack to get my money and it was gone. I got up just in time, because the thief then threw the money on the ground and walked away. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
The European guys behind me, as well as the flight attendants, caught the guy and the pilot radioed ahead to Bangkok and the Royal Thai Police met the flight when it arrived in BKK. I'll probably have to go to court to testify against him. I hope that he gets to enjoy the fine cuisine, couture and accommodations at Klong Prem Prison for a while. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
These guys are probably part of a larger network of thieves, since the police told me that just an hour earlier, they caught another guy doing the same thing on a TG flight. I HIGHLY ADVISE that you secure your most valuable items while on any flights to/from China, Macau, Taiwan and HK, and advise your friends to do the same. Be VERY AWARE of your valuable belongings while on the flight and keep your money, cell phones and credit cards where you can see them. If you see something that looks odd, like a guy going up 10 rows to get a bag in an overhead bin after someone went to the bathroom, go ahead and challenge him. Help your fellow travellers. </div>
<br />
<br />
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-37610676420196881902012-12-12T01:00:00.000+07:002012-12-12T01:00:05.381+07:0012 - 12 - 12Hari ini tanggal yang unik, 12 Desember 2012, dan jika disingkat menjadi 12-12-12. Teman saya merayakan ulang tahun pada hari yang istimewa ini. Teman lain meresmikan pembukaan kantor pada tanggal unik ini agar mudah diingat. Ada lagi kabar burung yang beredar hari-hari ini bahwa akan ada masa kegelapan selama tiga hari akibat aktivitas benda-benda alam semesta. Nampaknya hal itu hanya berdasarkan perhitungan mistis dari peradaban kuno tentang Nibiru yang berasal dari ramalan bangsa Maya kuno. Apapun bunyinya, jangan mudah terpengaruh hal-hal menakutkan, teror, intimidasi dari pihak lain.<br />
<br />
Ciri-ciri anak Tuhan adalah dia memiliki damai sejahtera dari tempat maha tinggi, damai sejahtera yang melampaui segala akal, damai sejahtera yang tidak dapat diberikan dunia ini. Itulah "signature" atau cap atau stempel atau tanda tangan yang membedakan kita dari anak-anak dunia. Jika kita berlindung di bawah kepak sayap Bapa Sorgawi, amanlah kita apapun yang terjadi di sekeliling kita. Walau seribu orang rebah di sisi kiri, dan sepuluh ribu di sebelah kanan kita, hal itu tidak akan menimpa kita, karena Pelindung kita dahsyat dan karena yang menyertai kita jauh lebih banyak dari pada yang menyertai mereka. Jika ada bahaya mengancam, maka peringatan itu datangnya dari hamba-hamba Tuhan, bukan dari ramalan NASA atau dari pihak lain. Amin.<br />
<br />
Ditulis/diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-42774214551327993142012-12-11T13:02:00.001+07:002014-02-13T19:39:28.345+07:00John 3:16<br />
<br />
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: medium;"><b>Yohanes 3:16</b></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Seorang anak laki-laki sedang menjual koran di sudut jalan,
orang-orang hilir mudik dalam cuaca yang dingin.<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Anak kecil itu begitu kedinginan sehingga ia tidak mencoba menjual
koran lebih banyak.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Ia berjalan mendekati seorang polisi lalu lintas dan berkata, “Pak, apakah
bapak tahu dimana seorang anak laki-laki miskin dapat menemukan tempat tidur
yang hangat malam ini? Bapak ‘kan tahu saya biasa tidur di dalam kotak kardus
di dekat ujung jalan sana tapi malam ini akan sangat dingin di sana. Enak juga
kalau tinggal di tempat yang hangat.”<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Petugas polisi itu melihat kepada sang bocah dan berkata, “Pergilah
kamu ke ujung jalan sana ke arah rumah besar yang berwarna putih dan ketuklah
pintunya. Pada waktu ada yang membukakan pintu, kamu katakan saja : ‘Yohanes
3:16’, maka dia akan mengizinkan kamu masuk ke dalam.” <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Begitulah ia
kerjakan. Ia berjalan ke arah rumah itu dan mengetuk pintunya, dan seorang
nyonya membukakan pintu. Anak laki-laki itu melihatnya dan berkata, “Yohanes 3:16.”
Nyonya itu berkata, “Masuklah, Nak!” <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Wanita itu
membawanya masuk dan ia mendudukkan anak itu di sebuah kursi malas di depan
tungku perapian yang besar dan kuno, dan dia pergi. Anak laki-laki itu duduk
diam beberapa saat dan berpikir dalam dirinya: Yohanes 3:16... Aku tak mengerti hal itu, tetapi yang pasti hal itu membuat anak laki-laki yang kedinginan menjadi
hangat. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Kemudian wanita itu datang kembali dan bertanya kepadanya, “Apakah
kamu sudah lapar?” Anak itu menjawab, “Yah, lumayan lapar sih. Aku belum makan
selama beberapa hari ini, dan saya kira saya bisa makan sedikit.” <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Nyonya itu membawanya ke dapur da mendudukkan dia di depan meja
makan yang penuh makanan enak. Ia makan dan makan hingga tidak dapat makan
apa-apa lagi. Kemudian ia berpikir dalam hatinya: Yohanes 3:16... Wah, memang
aku tidak mengerti hal itu, tetapi yang pasti hal itu membuat anak laki-laki
lapar menjadi kenyang banget.<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Wanita itu membawanya ke loteng untuk memandikannya di bathtube
yang besar dan diisi dengan air hangat, dan anak laki-laki itu duduk di sana
dan berendam sebentar. Ketika berendam, ia berpikir dalam dirinya: Yohanes
3:16.... Memang aku tidak mengerti hal itu, tetapi yang pasti hal itu membuat
anak laki-laki yang tadinya kotor menjadi bersih. </span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Tahu tidak, aku belum pernah
mandi, mandi benar-benar, seumur hidupku. Mandi yang pernah aku lakukan adalah
ketika aku berdiri di depan selang hidran pemadam kebakaran ketika menyemprotkan
air. Wanita itu datang kembali dan membawanya keluar kamar mandi. Ia membawa
anak laki-laki itu ke dalam kamar tidur, meletakkannya di ranjang besar dengan kasur
yang diisi bulu-bulu, memasangkan selimut hingga lehernya, mencium pipinya
sambil mengucapkan selamat malam dan mematikan lampu kamar. Ketika anak
laki-laki itu berbaring dalam kegelapan dan memandang keluar jendela dan terlihat salju yang turun pada malam yang dingin itu, ia berpikir dalam dirinya: Yohanes
3:16... Memang aku tak mengerti hal itu, tetapi yang pasti hal itu membuat anak
laki-laki yang kelelahan dapat beristirahat. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Pada keesokan
harinya wanita itu datang kembali dan meletakkan anak itu di meja makan yang
penuh dengan makanan. Setelah ia makan, ia membawa kembali anak itu ke kursi
malas di depan tungku perapian dan membawa Alkitab tua yang besar.<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; tab-stops: 163.05pt;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Wanita itu duduk di depan anak itu dan
menatap wajahnya. “Apakah kamu mengerti apakah itu Yohanes 3:16?” tanyanya
dengan lembut. Anak itu menjawab, “Tidak, Bu! Aku tidak mengerti sama sekali.
Pertama kali aku mendengarnya adalah ketika Pak Polisi memberitahuku untuk
menggunakannya.” <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Wanita itu membuka Alkitab hingga ke Yohanes 3:16 dan mulai
menerangkan kepada anak itu tentang Yesus. Anak itu diam dan berpikir: Yohanes
3:16... memang aku tidak mengerti hal itu, tetapi yang pasti hal itu membuat
anak laki-laki yang tersesat menjadi selamat.<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Tahu tidak, aku harus mengaku bahwa aku juga tidak mengerti mengapa Allah bersedia mengirim Anak-Nya untuk
mati bagiku, dan bagaimana Yesus mau saja melakukan hal itu. Aku tidak mengerti
betapa sedihnya Bapa Sorgawi dan para malaikat di sorga ketika mereka
menyaksikan Yesus menderita dan mati di kayu salib. Aku tak mengerti betapa
dalamnya kasih bagiku sehingga membuat Yesus bertahan di atas kayu salib hingga
selesai. Aku tidak mengerti hal itu, tetapi yang pasti hal itu membuat hidup
layak untuk dijalani. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;">Yohanes 3:16 berbunyi: “Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.<span class="apple-converted-space">”</span></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;"><span class="apple-converted-space"><br /></span></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-size: 13.5pt;"><span class="apple-converted-space">Diterjemahkan oleh Hadi Kristadi untuk Pentas Kesaksian, http://pentas-kesaksian.blogspot.com</span></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<br />
*******<br />
<br />
John 3:16<br />
<br />
A little boy was selling newspapers on the corner, the people were in and out of the cold.<br />
<br />
The little boy was so cold that he wasn't trying to sell many papers.<br />
<br />
He walked up to a policeman and said, 'Mister, you wouldn't happen to know where a poor boy could find a warm place to sleep tonight. You see, I sleep in a box up around the corner there and down the alley and it's awful cold in there for tonight. Sure would be nice to have a warm place to stay.'<br />
<br />
The policeman looked down at the little boy and said, 'You go down the street to that big white house and you knock on the door. When they come out the door you just say John 3:16, and they will let you in.'<br />
<br />
So he did. He walked up the steps and knocked on the door, and a lady answered. He looked up and said, 'John 3:16.' The lady said, 'Come on in, Son.'<br />
<br />
She took him in and she sat him down in a split bottom rocker in front of a great big old fireplace, and she went off. The boy sat there for a while and thought to himself: John 3:16... I don't understand it, but it sure makes a cold boy warm.<br />
<br />
Later she came back and asked him 'Are you hungry?' He said, 'Well, just a little. I haven't eaten in a couple of days, and I guess I could stand a little bit of food,'<br />
<br />
The lady took him in the kitchen and sat him down to a table full of wonderful food. He ate and ate until he couldn't eat any more. Then he thought to himself: John 3:16... Boy, I sure don't understand it but it sure makes a hungry boy full.<br />
<br />
She took him upstairs to a bathroom to a huge bathtub filled with warm water, and he sat there and soaked for a while. As he soaked, he thought to himself: John 3:16...<br />
<br />
I sure don't understand it, but it sure makes a dirty boy clean. You know, I've not had a bath, a real bath, in my whole life. The only bath I ever had was when I stood in front of that big old fire hydrant as they flushed it out. The lady came in and got him. She took him to a room, tucked him into a big old feather bed, pulled the covers up around his neck, kissed him goodnight and turned out the lights. As he lay in the darkness and looked out the window at the snow coming down on that cold night, he thought to himself: John 3:16...I don't understand it but it sure makes a tired boy rested.<br />
<br />
The next morning the lady came back up and took him down again to that same big table full of food. After he ate, she took him back to that same big old split bottom rocker in front of the fireplace and picked up a big old Bible.<br />
<br />
She sat down in front of him and looked into his young face. 'Do you understand John 3:16?' she asked gently. He replied, 'No, Ma'am, I don't. The first time I ever heard it was last night when the policeman told me to use it,'<br />
<br />
She opened the Bible to John 3:16 and began to explain to him about Jesus. Right there, in front of that big old fireplace, he gave his heart and life to Jesus. He sat there and thought: John 3:16 -- don't understand it, but it sure makes a lost boy feel safe.<br />
<br />
You know, I have to confess I don't understand it either, how God was willing to send His Son to die for me, and how Jesus would agree to do such a thing. I don't understand the agony of the Father and every angel in heaven as they watchedJesus suffer and die. I don't understand the intense love for ME that kept Jesus on the cross till the end. I don't understand it, but it sure does make life worth living.<br />
<br />
John 3:16 For God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish, but have everlasting life.<br />
<br />
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-75386530310417807012012-12-10T12:47:00.001+07:002014-02-13T19:40:06.070+07:00Tunduk Melayani Suami<br />
<div class="MsoNormal">
Tuhan membentuk saya dengan bermacam-macam cara dan
peristiwa. Salah satunya melalui suami. Dari dulu memang saya pemarah. Jika
suami ada salah sedikit, saya mulai cakar dia dan mengamuk. <br />
<a name='more'></a>Sekarang, ketika
saya ingin marah, saya minta penguasaan diri dari Tuhan. “Tuhan, tolong saya.”
Tidak ada cara lain. Dan Tuhan membuat tangan saya tidak bisa bergerak. Tuhan
mengajar dengan mengizinkan banyak hal terjadi, agar saya banyak penguasaan
diri dan tunduk kepada suami. Dengan melalui perjuangan demi perjuangan dan
dengan pertolongan Tuhan, itu pasti bisa.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tuhan memberikan satu pengertian mengapa istri harus tunduk
kepada suami. Ketika seorang istri tunduk kepada suami dan suaminya berlaku
semena-mena, maka Tuhan yang akan membela sang istri. Apakah lebih baik membela
diri sendiri dan bertengkar atau diam dan Tuhan yang membela? Ketika saya
diberi pengertian itu, di dalam segala hal, saya memilih untuk diam. Dan
Tuhanlah yang membela saya. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Suatu kali Tuhan mendidik saya ketika kami berada di Spanyol
untuk pelayanan pada bulan Desember. Udara di sana dingin sekali, antara 3
sampai minus 5 derajat Celsius. Ketika itu kami berjalan-jalan di pantai
melihat kapal-kapal pesiar. Lalu kami mampir ke kafe. Ketika sampai di kafe
suami saya berkata, “Sebentar mam, saya mau ke toilet.” Lalu suami ke toilet.
Ketika agak lama suami saya tidak keluar-keluar, saya mulai berpikir, “Ada apa
ya?”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya berkata kepada tuan rumah yang mengundang kami, “Sebentar
pak, saya mau lihat dulu suami saya ke toilet.”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ketika saya akan masuk ke toilet, saya ketuk pintu. “Pap,
ada di dalam?” Kata suami saya, “Dorong saja pintunya, mam!” Saya dorong
pintunya. Astaga, ternyata saya lihat seluruh lantai dipenuhi kotoran suami
saya. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya bertanya, “Pap, kenapa bisa begini?”</div>
<div class="MsoNormal">
Dia menjawab, “Gak tahu, begitu masuk sini, saya sudah berak
kemana-mana.” Beraknya bukan kotoran keras,
tetapi seperti bubur bayi. Padahal
toilet di luar negeri, toiletnya bersih dan kering. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya lihat suami saya sedang duduk di atas closet. Saya buka celana panjangnya, semuanya terkena
kotoran. Bukan hanya celana dalam, tetapi juga celana panjang, ikat pinggang,
semuanya terkena kotoran. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya keluar dari toilet dan berkata kepada pak Peter, “Pak
Peter, bisa minta tolong ke rumah bapak, maaf ambilkan handuk, celana panjang
dan celana dalam bapak? Maaf ya merepotkan. Pak Peter, tolong juga carikan
gayung di sini atau kalau tidak ada pinjam gelas saja?” Dia membawakan saya
gelas dan saya bawa ke toilet.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tuhan izinkan ini terjadi. Saya pakai jas dan baju
berlapis-lapis karena dingin. Saya membuka sarung tangan dan mulai mengepel
lantai WC sambil memuji Tuhan, saya mengucap syukur. Seumur hidup saya, baru
kali ini saya mengalaminya. Kalau hal ini terjadi, saya menerimanya dengan
bersuka dan bersyukur.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya mulai mengepel satu arah dahulu supaya suami saya bisa
jalan lewat. Saya meminta dia tetap duduk dan mengangkat sepatunya. Saya
mencuci sepatunya. Setelah itu saya bukakan celana panjangnya dan celana
dalamnya. Saya memandikan suami saya dan membersihkannya. Dan saya katakan
kepada suami, “Ayo pakai sandal ini dan keluar toilet.” Saya pinjam satu kursi
dari kafe itu, untuk suami saya duduk, tidak pakai celana panjang, tidak pakai
celana dalam. Dingin sekali. Tas saya ambil untuk menutupi dia. “Tolong tunggu
sampai pak Peter datang.” </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya cuci celana panjangnya, saya cuci celana dalamnya dan
mengepel lantai WC, bukan hanya closetnya saja, tetapi seluruh
lantainya. Setelah itu saya menggunakan kertas tissue untuk mengeringkan WC
karena harus bersih dan kering. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ketika WC sudah bersih, Pak Peter datang. Suami saya
mengeringkan badang dengan handuk, memakai celana dalam dan celana panjang.
Suami saya bersih. Tetapi jas saya dan semua pakaian saya bau karena terkena
kotoran juga. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Saya bersyukur saja kepada Tuhan karena Dia izinkan satu
cobaan untuk saya sehingga saya belajar menghadapi dan mengurus suami yang
buang air besar berceceran. Saya melakukannya dengan penuh ketulusan. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ketika kami masuk mobil, mobil tuan rumah, mobil mewah, saya
berkata kepada pemiliknya, “Maaf ya pak, jas saya ini masih bau.” Dia berkata, “Gak
apa-apa, bu. Nanti mobil ini diberi pewangi saja. Nanti ibu ganti jas sesampai
di rumah ya.” </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Itulah kehidupan sebuah bejana yang terus dibentuk Tuhan.
Saya bukan hanya bisa bicara atau mengkhotbahkan soal tunduk dan melayani
suami, tetapi Tuhan izinkan saya melakukannya terlebih dahulu. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Suatu ketika di Banjarmasin, suami saya ada masalah dengan
perutnya. Untuk jangka waktu enam bulan, setiap malam suami saya buang air
besar di tempat tidur. Dari tempat tidur sampai ke closet, berceceran
kotorannya. Hampir setiap malam atau seminggu dua kali, saya harus ganti seprei
dan bed cover. Semua itu saya yang mencuci karena pada waktu itu kami belum ada suster. Sambil
mencuci kotorannya, saya memuji Tuhan. Pernah, di suatu malam saya harus
mencuci dan membereskan kotoran itu, padahal esok pagi-paginya saya harus
membawakan Firman Tuhan. Sebagai tanah liat, saya siap dibentuk oleh
penjunan-Nya, yaitu Tuhan Yesus. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Catatan: Kisah di atas diambil dari Buku "Barometer Tuhan" yang ditulis oleh Ibu Lidya Dewi Yana, mantan pengusaha sukses di Banjarmasin yang kemudian melayani sepenuh waktu bagi Tuhan bersama suami dan anak-anaknya.</div>
<br />
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-28470290653875039062012-12-07T12:10:00.002+07:002014-02-13T19:40:26.585+07:00Rahasia Sukses Agnes Monica<br />
Siapa tak kenal Agnes Monica, dara cantik asal Indonesia. Karirnya terus menanjak sejak ia masih menjadi penyanyi cilik. Kini ia sudah dewasa, beberapa penghargaan bergengsi Tanah Air, Asia sampai internasional pun sudah pernah disabetnya.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Tawaran tidak pernah sepi, wajahnya selalu menghiasi layar kaca, baik untuk iklan maupun tampil menyanyi beberapa televisi swasta. Kini ia merambah panggung internasional, dan itulah salah satu pencapaian mimpinya.<br />
<br />
Bagi Agnes mimpi adalah satu kunci untuk meraih kesuksesan, dan dari mimpi itulah wanita multitalenta ini bisa seperti sekarang, sukses dan dikenal banyak orang. Dalam acara pembukaan ICPD Global Youth Forum di Nusa Dua, Bali, yang diselenggarakan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) (4/12) Agnes berbagi ‘resep’ suksesnya.<br />
<br />
Karir Agnes dimulai sejak usianya 6 tahun. Menurut pengakuan Agnes tanpa mimpi baginya mustahil ia bisa seperti sekarang ini. Dara kelahiran Jakarta 1 Juli 1986 ini mengungkapkan, dirinya bermimpi ingin mengembangkan karir sampai ke internasional saat banyak media mulai bertanya apa pencapaian dalam karirnya.<br />
<br />
“Saya mau go internasonal” jawab Agnes.<br />
<br />
Meskipun dalam benaknya ia sadar akan banyak orang menggunjingkannya, tapi inilah pilihan Agnes dan ia pun berhasil membuktikan. “Banyak yang bilang saya arogan karena saya menyatakan apa yang saya inginkan” paparnya di hadapan 600 wakil kaum muda dari sejumlah negara.<br />
<br />
Tak sekedar bermimpi, Agnes pun menyusun strategi untuk menggapai mimpinya. Saat itu ia melirik seseorang yang bisa membantunya meraih mimpi. Timbaland, salah satu pencipta lagu asal Amerika Serikat, yang juga menjadi produser para penyanyi dunia. Beyonce, Jay-Z dan Justin Timberlake merupakan beberapa penyanyi terkenal dunia asuhan Timbaland.<br />
<br />
Agnes mengaku fokus dalam pencapaiannya pada tahun 2010, dan bertapa ia bahagia, pasalnya pada tahun 2012 ia berhasil bekerjasama dengan Timbaland.<br />
<br />
Agnes berhasil mewujudkan mimpi, karena menurutnya tanpa mimpi, keyakinan dan kerja keras semua akan sia-sia. Mengutip dari beberapa orang terkenal dunia saat meraih mimpi, Agnes siap untuk pencapaian karirnya. “ Pada 1983, Martin Luther King mengatakan, ‘I have a dream’, dan pada tahun 2007 Barack Obama mengatakan, ‘Yes, I can!’. Jadi bermimpilah dan yakinlah,” tegas Agnes.<br />
<br />
Sumber: http://kabarinews.com/resep-sukses-agnes-monica/50722<br />
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-37666821481393112742012-12-07T11:42:00.001+07:002014-02-13T19:40:49.146+07:00Jin Ji Du LiIni adalah tip latihan kesehatan yang sangat sederhana.<br />
<a name='more'></a> Coba berdiri di atas satu kaki, boleh kanan atau kiri, lalu tutup mata anda rapat-rapat. Mula-mula, boleh berdiri di atas satu kaki dengan mata terbuka, lalu latih dengan mata tertutup sedikit dan akhirnya coba mata anda tertutup rapat. Meskipun nampaknya sederhana, hal ini akan sukar anda lakukan lebih dari 10 detik. Jika anda mampu bertahan dalam posisi ini hingga 1 menit, berarti kesehatan anda masih prima. Lakukan latihan ini tiap hari, sehingga anda sehat, bebas dari penyakit darah tinggi, diabetes, sakit usus dan leher, dan mencegah anda terhadap pikun. Penjelasan lebih lanjut ada di naskah di bawah ini dalam bahasa Inggris. Jangan lakukan latihan ini pada orang yang berusia 70 tahun ke atas. Selamat mencoba! <br />
<br />
******<br />
<br />
<br />
FOR BETTER HEALTH…… "Jin Ji Du Li" EXERCISE <br />
<br />
<br />
SIMPLE, BUT EFFECTIVE EXERCISE<br />
<br />
The essence of the exercise is that your "Eyes Must be Closed" when you are doing this exercise. You must practise the "Jin Ji Du Li" exercise with the eyes closed.<br />
<br />
This exercise was so simple and amazing that I thought I had to share it here. Here is the exercise:<br />
<br />
<br />
Stand on one leg while your eyes are closed. That is all. Just try it right now, stop reading and stand up, close your eyes and try standing on one foot. If you are not able to stand for less than 10 seconds, it means that your body has degenerated to 60 to 70 years old level. In other words, you may be only 40 years old, but your body has aged a lot faster. I myself & my husband tried this exercise when I read the mail. I thought “No, big deal, I’m sure we all can do this easily”. I was fooling myself, I’m glad I tried it because I discovered much to my surprise that while both of us could stand easily on one foot with our eyes open, trying the same thing with our eyes closed was another story! We just couldn’t keep our balance for more than two to three seconds before we started wobbling and hopping around.<br />
<br />
You do not need to lift your leg high. If your internal organs are out of sync, even lifting your leg this bit will make you wobble.These Chinese are really very advanced in their knowledge of the human body. It was very heartening to know that frequent and regular practice can help you recover your sense of balance. In fact Chinese specialists suggest daily practice of Jin Ji Du Li for 1 minute, this helps prevent dementia/ FORGETFULNESS.You can try slightly closing both eyes while practicing Jin Ji Du Li, instead of completely closing them; in fact this is what the health specialist Zhong Li Ba Ren recommends.<br />
<br />
Daily practice of Jin Ji Du Li, can help in healing many illnesses or diseases like :<br />
Hypertension,<br />
High Blood Sugar or diabetes,<br />
Neck and Spinal diseases,<br />
it can also prevent you from getting dementia.<br />
<br />
Zhong Li Ba Ren has written a book titled "Self Help is Better than Seeking Doctors' Help", which is a bestselling book that has been the best seller health book in China since it was first published last year. Its success can be measured by the fact that it has been reprinted 12 times within 6 months, with more than 1 million copies sold. The book is a hot seller because is it teaches many simple practical health tips.It is said that according to the understanding of Chinese physicians, diseases appear in the body because the co-ordination between the various internal organs encounter problems and that causes the body to lose its balance. Jin Ji Du Li can readjust this inter-relationship of the organs and how they function with each other. Zhong Li Ba Ren stated that many people can't stand on one foot with their eyes closed for even 5 seconds, but later on as they practice it daily, are able to stand for more than 2 minutes.<br />
<br />
As you gain ability to stand for longer time, the feeling of "head heavy, light feet” disappears. As benefits or practicing Jin Ji Du Li, you will experience that the quality of sleep improves, the mind clears up and memory improves significantly. Most importantly if you can practice Jin Ji Du Li with your eyes closed for 1 minute every day, you will not get dementia. <br />
<br />
<br />
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-6247348179635922272012-11-28T18:13:00.001+07:002014-02-13T19:41:21.593+07:00The Touching Story of Dr. Richard Teo Keng Siang<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtWA-seEHlySGLqiZJN4N2Q_UqUkLJOWbJQxMn55x-fIrgTUQE4j6tn-_uqvqU4IkvMSd5qzDmELXb6pURCChxRWDf_f1O1uzWiMh77toYjEoZHWeCHHQ-qNX9oKPlqW9XvV4bcWFEM_Hk/s1600/Richard+Teo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtWA-seEHlySGLqiZJN4N2Q_UqUkLJOWbJQxMn55x-fIrgTUQE4j6tn-_uqvqU4IkvMSd5qzDmELXb6pURCChxRWDf_f1O1uzWiMh77toYjEoZHWeCHHQ-qNX9oKPlqW9XvV4bcWFEM_Hk/s1600/Richard+Teo.jpg" /></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; margin-bottom: 0.0001pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Inilah kesaksian Dr. Richard Teo Keng Siang dari SIngapura:</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Kesaksian ini merupakan transkrip dari rekaman di Persekutuan Dokter Gigi Kristen pada tanggal 24 November 2011, yaitu delapan bulan setelah Richard didiagnosis terkena kanker paru-paru stadium 4B. Richard ingin membagi kesaksiannya dengan anda. Kami melakukan hal ini untuk melanjutkan karyanya. Silakan baca dan bagikan kepada teman-teman atau anggota keluarga yang lain untuk mendapatkan manfaat dan berkat dari kesaksian ini.</span></span><br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Berikut ini adalah tulisan yang dibuat dari pembicaraan Dr. Richard Teo, milyuner dan ahli bedah kecantikan yang berusia 40 tahun dan menderita kanker paru-paru stadium 4, yang membagikan kesaksiannya di Persekutuan Dokter Gigi Kristen. Ia sangat senang membagikannya dengan anda juga.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><b>Latar Belakang</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Hai, selamat pagi bagi kalian semua. Suara saya agak serak karena habis dikemoterapi, jadi mohon dimaklumi. Saya ingin memperkenalkan diri saya, nama saya Richard. Saya adalah teman Danny, yang mengundang saya ke sini.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya ingin mulai katakan bahwa saya adalah produk masyarakat masa kini. Perlu saya katakan sebelumnya bahwa media mempengaruhi kita semua. Jadi, saya adalah produk masa kini yang digambarkan media. Sejak muda, saya selalu di bawah pengaruh dan kesan yang menyatakan bahwa untuk menjadi bahagia adalah dengan menjadi sukses. Dan untuk menjadi sukses adalah dengan cara menjadi kaya. Maka saya menjalani kehidupan sesuai moto ini.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya berasal dari keluarga yang termasuk miskin. Pada waktu itu, saya harus bersaing keras, apakah di bidang olah raga, pelajaran sekolah, dan kepemimpinan. Saya menginginkan keberhasilan di semua bidang itu. Saya sudah mencapainya, tetapi pada akhirnya saya menyadari bahwa ujung-ujungnya adalah soal uang.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Oleh karena itu pada tahun-tahun terakhir, saya menjadi seorang trainee di bidang penyakit mata, tetapi saya menjadi tidak sabar karena teman-teman saya sudah buka praktek dokter swasta yang menghasilkan banyak uang. Begitulah saya, terpuruk di dalam pelatihan. Maka saya berkata, “Cukuplah sudah, ini akan makan waktu banyak.” Pada waktu itu, ada lonjakan di bidang dokter kecantikan. Pasti anda tahu bahwa bidang kedokteran kecantikan mengalami puncak kejayaan pada beberapa tahun belakangan ini, dan saya melihat banyak uang di situ. Oleh karena itu saya mengatakan, “Lupakan saja soal keahlian dokter mata itu, saya akan melakukan praktik dokter kecantikan. Itulah yang saya lakukan."</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Kenyataannya adalah tidak ada dokter umum rata-rata yang menjadi hebat di lingkungan sekitar kita. Bukan mereka. Orang mengelu-elukan selebriti dan politisi yang kaya, orang-orang yang terkenal dan kaya raya. Maka saya ingin menjadi salah satu di antara mereka. Saya langsung terjun di bidang kedokteran kecantikan. Orang tidak akan sudi membayar mahal ketika saya menjadi dokter pada waktu dulu. Jika diminta bayar lebih dari SGD 30, mereka akan protes dengan berkata, “Wah dokter ini mahal banget!” Mereka akan ribut dan tidak senang. Tetapi orang-orang yang sama ini akan sudi membayar SGD 10,000 untuk penyedotan lemak. Maka saya katakan, “Sudahlah, mari kita berhenti menolong orang sakit, saya akan menjadi ahli kecantikan, yaitu dokter ahli kecantikan."</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Dan itulah yang saya lakukan: penyedotan lemak, pembesaran payudara, pembedahan kelopak mata agar tidak sipit, sebutlah apa saja yang serupa itu, kami melakukannya. Praktik ini menghasilkan banyak uang. Klinik saya, ketika baru mulai, orang menunggu 1 minggu, kemudian 1 bulan, menjadi 2 bulan, lalu mereka harus menunggu 3 bulan. Ada banyak permintaan sehingga orang-orang mengantri untuk ditangani kecantikannya. Ah, wanita-wanita yang mengagung-agungkan penampilan, kehidupan yang mewah!</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Maka klinik saya berkembang pesat. Saya begitu sibuk, mulai dari mempekerjakan 1 orang dokter, kemudian menjadi 2 dokter, lalu 3, kemudian 4 dokter dan terus berlanjut. Tidak pernah cukup. Saya ingin lebih banyak, lebih banyak, dan tak ada habisnya. Kemudian saya juga membuka praktik di Indonesia untuk menarik para isteri-isteri di Indonesia. Kami membuka kantor perwakilan, membentuk satu tim di sana agar menarik lebih banyak pasien dari Indonesia untuk datang.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Begitulah, semuanya berjalan baik sekali. Sampai suatu saat tibalah waktu saya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Sekitar bulan Februari tahun 2011, saya katakan, “OK, saya sudah punya banyak uang, saatnya untuk memiliki mobil Ferrari pertama saya.” Saya siap membayar mobil itu. Datanglah mobil Ferrari saya! Saya juga mencari tanah untuk dibeli bersama teman-teman saya. Saya punya teman, seorang bankir, yang berpenghasilan SGD 5 juta per tahun. Maka saya pikir, “Ayo, kita kerjasama. Mari kita beli tanah dan bangun rumah-rumah kita.” </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya berada di puncak kejayaan, siap-siap untuk menikmati. Pada saat yang sama, teman saya Danny sedang mengalami kebangunan rohani. Mereka, teman-teman dekat saya, kembali ke gereja. Mereka berkata, “Ayo, Richard, bergabunglah dengan kami, kembalilah ke gereja.” </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya sudah menjadi orang Kristen selama 20 tahun, saya dibaptis 20 tahun lalu, tetapi hal itu terjadi karena saya ikut-ikutan saja menjadi orang Kristen. Pada waktu itu semua teman-teman saya menjadi orang Kristen. Saya dibaptis karena ikut-ikutan, sehingga kalau saya mengisi formulir saya dapat mengisi “Kristen” di situ, supaya saya merasa nyaman. Sesungguhnya, saya tidak punya Alkitab, dan saya tidak tahu Alkitab itu isinya apa. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya pergi ke gereja hanya sebentar, setelah beberapa lama, saya menjadi bosan. Saya katakan, “Lebih enak pergi ke NUS (Universitas Nasional Singapura), dan berhenti ke gereja. Saya mendapatkan lebih banyak untuk dikejar di NUS: cewek-cewek, pelajaran kuliah, olah raga dan lain-lain. Saya mendapatkan itu semua tanpa Tuhan, sehingga buat apa Tuhan? Saya sendiri dapat mencapai segalanya tanpa Tuhan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Dalam keangkuhan saya, saya katakan kepada mereka, “Tahu tidak? Coba katakan kepada pendetamu untuk mengganti jam ibadah menjadi jam 2 siang, maka saya mungkin akan datang ke gereja.” Betapa sombongnya saya! Dan saya katakan satu pernyataan lagi, tanpa saya sesali perkataan itu, saya katakan kepada Danny dan teman-teman saya yang lain, “Jika Tuhan sungguh-sungguh ingin saya kembali datang ke gereja, Dia harus memberikan satu tanda.” Astaga, tiga minggu kemudian, saya kembali ke gereja.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><b>Diagnosis</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Pada bulan Maret 2011, tanpa diduga, pada waktu itu saya masih suka keluyuran karena saya tergila-gila pada gym dan selalu latihan gym, lari, atau berenang enam hari seminggu. Saya merasa sakit punggung dan itulah yang saya rasakan, tapi keadaan itu berlangsung terus. Oleh karena itu saya memeriksakan diri dengan MRI. Pada hari sebelum saya di-scan, saya masih pergi ke gym, mengangkat beban berat, jongkok bangun. Pada keesokan harinya, yaitu pada hari scan MRI, mereka menemukan bahwa setengah tulang belakang saya kosong. Saya bertanya, “Wah, ada apa?”</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Pada keesokan harinya saya di-scan PET, yaitu teknologi deteksi kanker yang paling canggih saat ini, dan mereka menemukan bahwa saya telah terkena kanker paru-paru mematikan, stadium 4B. Kanker itu telah menyebar ke otak, separuh tulang belakang, dan seluruh paru-paru saya sudah dipenuhi dengan tumor. Saya hanya dapat katakan, “Mana mungkin. Saya baru saja dari gym kemarin malam, apa yang terjadi?” Saya yakin anda tahu bagaimana perasaan saya – meskipun saya tidak yakin apakah anda sungguh-sungguh mengerti perasaan saya. Baru saja saya ada di puncak, keesokan harinya kabar buruk itu datang dan saya sungguh-sungguh terpuruk. Dunia saya jungkir balik.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya tidak dapat menerima kenyataan itu. Saya mempunyai seratusan saudara dari pihak ayah dan ibu. Dari seratus saudara itu tidak ada seorangpun yang terkena kanker. Bagi saya, dalam pikiran saya, saya memiliki gen yang baik. Saya seharusnya tidak mendapatkan penyakit mematikan ini. Beberapa diantara saudara saya adalah perokok berat, tetapi kenapa saya yang terkena kanker paru-paru? Saya menyangkali kenyataan ini.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><b>Pertemuan dengan Tuhan</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Oleh karena itu keesokan harinya, saya masih tidak menerima apa yang sedang terjadi. Saat itu saya sedang terbaring di meja operasi untuk di-biopsy untuk pemeriksaan histologi. Setelah selesai di-biopsy saya masih berbaring di ruangan operasi. Para dokter dan perawat sudah meninggalkan saya setelah menyuruh saya menunggu selama 15 menit untuk pemeriksaan rongent, yaitu untuk memastikan tidak ada pnemotorax sebagai komplikasinya. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Di sanalah saya terbaring di meja operasi, memandang dengan tatapan kosong ke langit-langit di dalam ruangan operasi yang dingin dan sepi. Tiba-tiba saya mendengar ada suara di dalam hati saya. Suara itu bukan datang dari luar. Terdengar di dalam diri saya. Suara kecil sayup-sayup ini tidak pernah terdengar sebelumnya. Suara itu dengan jelas berkata, “Hal ini terjadi kepadamu, pada saat kamu berada di puncak, karena itulah satu-satunya cara supaya kamu dapat mengerti.”</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya berkata, “Wah, dari mana suara itu datangnya?” Anda tahu, ketika anda berkata-kata kepada diri sendiri, anda akan katakan, “OK, kapan saya harus meninggalkan tempat ini? Dimana saya akan makan malam setelah ini?” Anda akan berkata dengan kata ganti orang pertama. Anda tidak akan katakan kepada diri sendiri, “Kemana kamu harus pergi sesudah ini?” Sedangkan suara yang datang kepada saya berbicara sebagai pihak ketiga. Suara itu berkata, “Hal ini harus terjadi KEPADAMU, pada saat KAMU berada di puncak, karena inilah cara satu-satunya supaya KAMU dapat mengerti.” Pada saat itu, emosi saya meledak dan hati saya hancur dan saya menangis, sendirian di sana. Dan kemudian saya tahu, akhirnya, apa artinya untuk mengerti bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk mengerti. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Karena saya telah begitu menyombongkan diri saya sepanjang hidup saya. Saya tidak pernah merasa membutuhkan orang lain. Saya dikaruniai talenta dan harta benda yang saya peroleh sendiri, buat apa saya perlu orang lain lagi? Saya merasa puas dengan diri saya sendiri sehingga tidak ada cara apapun bagi saya untuk mencari Tuhan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Sesungguhnya, andaikan saja saya didiagnosa dengan sakit kanker stadium 1 atau 2, saya tentu saja akan sibuk pergi kesana kemari mencari ahli bedah paru-paru terbaik, sehingga sebagian paru-paru itu dapat dibuang dengan cara lobectomy, dan disertai dengan perawatan kemoterapi untuk pencegahan penyebarannya. Kemungkinan untuk sembuhnya sangat tinggi. Siapa pula yang perlu Allah? Tetapi saat ini saya sudah terkena stadium 4B. Tak ada seorangpun yang dapat menolong, hanya Allah.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Serangkaian kejadian terjadi setelah itu. Saya masih tidak percaya akan suara batin itu, sehingga saya tidak percaya, tidak berdoa, dan tidak merespon apapun. Tidak sama sekali. Bagi saya, mungkin saja suara itu kebetulan atau mungkin saja suara itu suara saya sendiri. Saya tidak percaya akan suara itu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Sesudah itu saya dipersiapkan untuk mendapatkan kemoterapi. Saya mulai diterapi radiasi otak seluruhnya, selama 2-3 minggu. Sementara itu itu mereka mempersiapkan saya untuk menerima kemoterapi, diberi suplemen dan lain-olain. Salah satu obat yang dipakai untuk kemoterapi adalah Zometa. Zometa ini dipakai untuk memperkuat tulang. Sesudah sumsum tulang belakang saya dikeluarkan dari sel-sel kanker, maka tulang belakang itu akan kosong, sehingga saya perlu Zometa untuk memperkuat tulang belakang untuk menghindari dari penciutan tulang. Celakanya, salah satu efek samping Zometa adalah bahwa zat itu dapat menyebabkan kematian tulang rahang (osteonecresis), sehingga saya harus mencabut gigi bungsu saya. Bertahun-tahun lalu gigi bungsu saya di sebelah atas sudah dicabut karena saat itu gigi bungsu atas menyebabkan sakit. Karena gigi bungsu bawah tidak menyusahkan saya, maka saya relakan saja gigi bungsu bawah itu dicabut. Oleh karena itu Danny, dokter gigi teman saya, mencabut gigi bungsu itu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Di sanalah saya terbaring di kursi dokter gigi, bertanya-tanya kepada diri sendiri, menderita semua efek samping radioterapi, dan sekarang saya harus melewati operasi pencabutan gigi bungsu saya. Sepertinya saya belum cukup dibiarkan menderita! Saya tanyakan kepada Danny, “Hei bro, apakah ada cara lain? Apakah saya bisa lepas dari semua ini?” Ia katakan, “Ya, kamu bisa berdoa.”</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya jawab, “Apa ruginya? Ok lah, saya berdoa!” Maka kami berdoa. Dan saya difoto rongent gigi dulu setelah itu. Semuanya ada di sana, semua peralatan dan semuanya. Tetapi lihatlah, hasil rongent menyatakan bahwa tidak ada gigi bungsu di rahang bawah saya. Saya tahu bahwa kebanyakan orang memiliki 4 gigi bungsu, mungkin beberapa orang tidak mempunyai satupun, tetapi hilangnya 1 atau gigi bungsu, setahu saya, saya tidak yakin, hal itu jarang terjadi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya masih berkata, “Ah, peduli amat!” Bagi saya, selama saya tidak perlu mencabut gigi itu, saya senang saja. Pada saat itu saya masih tidak percaya akan kuasa doa. Mungkin hal itu hanya kebetulan, apa sih artinya?</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya melanjutkan pemeriksaan dengan dokter spesialis kanker, bertanya kepadanya, “Berapa lama umur saya?” Dia menjawab dengan enteng, tidak lebih dari enam bulan. “Walaupun sudah dikemoterapi?” Jika tanpa kemoterapi, hanya 3-4 bulan saja.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya tidak dapat mencerna hal itu. Sangat sulit menerima keadaan ini. Meskipun saya telah mendapatkan radioterapi, saya bergumul setiap hari, khususnya ketika saya bangun tidur, saya ingin keadaan ini hanya mimpi buruk saja, sehingga saya harapkan sesudah saya bangun tidur semua itu sirna.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Ketika saya bergumul, hari demi hari, saya semakin depresi, suatu gejala yang umum akibat penyangkalan diri, depresi bla bla bla yang harus orang lalui. Namun untuk satu alasan, saya tidak tahu kenapa, pada suatu hari yang khusus pada waktu itu saya harus menemui ahli kanker. Pada sekitar jam 2 siang, saya merasakan perasaan damai dan kelegaan yang mendadak, bahkan sebenarnya sedikit perasaan bahagia. Perasaan itu mengalir begitu saja. Tanpa ada alasan, perasaan itu datang sekitar jam 2 siang, pada waktu saya bersiap-siap akan pergi menemui dokter ahli kanker saya. Oleh karena itu saya memberitahu teman-teman saya, “Bro, saya baru saja merasa enak tiba-tiba! Saya tidak tahu kenapa, tapi perasaan itu datang begitu saja!”</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Beberapa hari atau beberapa minggu kemudian saya baru diberitahu Danny bahwa ia telah berpuasa selama dua hari bagi saya, dan puasanya berakhir sekitar pukul dua siang, sehingga saya merasakan sensasi kebahagian tanpa alasan jelas. Dan saya tidak mengetahui bahwa dia berpuasa bagi saya. Setelah dia berpuasa, saya merasakan sensasinya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Wah, sepertinya hal itu masih kebetulan deh. Saya mulai percaya sedikit, tetapi masih belum yakin benar. Ketika hari-hari berlalu, saya menyelesaikan radioterapi, sekitar dua minggu lebih. Setelah itu saya harus bersiap untuk kemoterapi, sehingga saya diberi kesempatan istirahat beberapa hari.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Lihatlah, kemungkinan hidup orang-orang terkena kanker paru-paru. Kanker paru-paru memiliki tingkat kematian tertinggi. Jika anda menambahkan tingkat kematian akibat kanker payudara, kanker usus, kanker prostat para penderita pria di Singapura dan digabungkan menjadi satu, semuanya itu tidak akan mengalahkan tingkat kematian kanker paru-paru. Hal ini terjadi karena, anda bisa membedah prostat, usus, ataupun payudara, tetapi anda tidak dapat membedah untuk menghilangkan paru-paru anda.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Memang ada 10% penderita kanker paru-paru yang dapat bertahan karena beberapa alasan tertentu, karena mereka mengalami mutasi spesifik, yang disebut mutasi EFGR. Dan mutasi itu terjadi hanya 90% di antara para wanita Asia yang tidak pernah merokok seumur hidup mereka. Bagi saya, kesempatan mutasi itu tidak besar, karena pertama saya adalah seorang laki-laki dan kedua saya adalah perokok demi pergaulan. Saya merokok satu batang sehari setelah makan malam, atau pada waktu akhir pekan ketika teman-teman menawari rokok kepada saya. Saya ini hanya perokok ringan, namun dokter ahli kanker saya mengatakan bahwa kecil kemungkinan mutasi ini terjadi pada saya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Kemungkinan saya mengalami mutasi ini sekitar 3-4%. Itulah sebabnya saya sangat dianjurkan untuk mendapatkan kemo. Melalui doa-doa yang sungguh-sungguh dari teman-teman seperti Danny dan orang-orang lain yang tidak saya kenal, ternyata selama saya menantikan kemo, hasilnya saya mendapatkan positif EGFR. Saya katakan, “Wah, kabar baik nih!” Saya senang karena saya tidak perlu melakukan kemo pada waktu itu dan saya bisa diobati dengan tablet minum untuk mengendalikan penyakit ini.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><b>Sesudah dan Sebelum</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Dalam foto paru-paru saya terlihat titik-titk gelap. Setiap titik itu adalah tumor. Di sana ada penyebaran tumor juga (metastasis). Tumor saya ada di kedua paru-paru. Ada ribuan tumor di sana. Itulah sebabnya ahli kanker saya meramalkan, paling lama saya bertahan 3-4 bulan. Karena mutasi EGFR ini, maka saya mendapatkan pengobatan tablet minum. Setelah dua bulan perawatan, saya melihat kemajuan. Saya masih katakan, “Ah, karena obatnya bagus.” Saya tetap belum percaya kepada Tuhan. Well, teman-teman saya masih berdoa bagi saya dan tanda-tanda tumor mulai turun, 90% tumor itu tersapu hilang selama beberapa bulan kemudian.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Anda tahu, bagi orang-orang yang mengetahui kedokteran, anda tahu angka-angka statistik. Bertahan hidup satu tahun atau dua tahun, dan pengetahuan ini tidak enak. Karena anda tahu bahwa sel-sel kanker itu tidak stabil, mereka selalu bermutasi. Mereka bisa mengalahkan dan tahan terhadap pengobatan, dan akhirnya anda kehabisan jenis obat yang dapat mengatasi kanker itu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Oleh karena itu hidup seperti ini merupakan pergulatan mental yang sangat berat, siksaan yang berat. Menderita kanker bukan hanya persoalan fisik, tetapi ada siksaan mental yang berat. Bagaimana anda bisa hidup tanpa harapan? Bagaimana anda hidup tanpa dapat merencanakan untuk tahun-tahun ke depan? Para ahli kanker hanya bisa memastikan umur penderita sampai 1 atau 2 bulan ke depan. Saya hanya bisa bergumul untuk dapat hidup selama bulan Maret atau April 2011. Bulan April adalah titik terendah dalam kehidupan saya, saya ada dalam depresi yang paling dalam, berjuang dan bergumul untuk pulih.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><b>Menerima Tuhan dan Damai Sejahtera</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Pada hari-hari itu, ketika saya ada di tempat tidur, sedang bergumul pada siang hari, saya bertanya kepada Tuhan, “Kenapa? Kenapa saya harus melewati penderitaan ini? Kenapa saya harus bertahan melalui kesengsaraan ini? Kenapa saya?”</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Ketika saya tertidur, dalam keadaan antara mimpi dan sadar, datanglah sebuah penglihatan, yang mengatakan Ibrani 12:7-8.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Perhatikanlah bahwa sampai saat itu, saya tidak pernah membaca Alkitab. Saya tidak tahu apakah itu Ibrani. Saya tidak tahu ada berapa bab dalam kitab Ibrani. Tak tahu apa-apa. Tetapi penglihatan itu mengatakan Ibrani 12:7-8 dengan sangat jelas.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya tidak terlalu memikirkannya saat itu. Saya terus tidur saja. Kemudian saya bangun dan berkata, “Apa sih ruginya? Saya akan periksa lah!” Danny sudah membelikan saya sebuah Alkitab, masih baru. Saya katakan, “OK, kita coba ya.” Saya buka bagian Perjanjian Lama. Ibrani itu kedengarannya seperti kuno, seharusnya ada di Perjanjian Lama ya? Saya jelajahi Perjanjian Lama. Tidak ada Ibrani di situ. Saya kecewa.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Kemudian saya berkata, “Mungkin ada di Perjanjian Baru. Mari kita lihat!” Wow, di Perjanjian Baru, ada Ibrani lho! Kitab Ibrani 12:7-8 katakan, "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Dimanakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.”</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya berkata, “Wah, dari mana kata-kata ini?” Saya merasa merinding di sekujur tubuh saya. Saya katakan lagi, “Mana bisa, ya?” Maksud saya, mana mungkin orang yang tidak pernah membaca Alkitab, mempunyai penglihatan tentang pasal dan ayat tertentu, yang menjawab secara langsung pertanyaan saya?</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya pikir Allah memanggil saya secara langsung ketika saya terbaring tidur, bergumul dengan penyakit saya, dan bertanya kepada Allah, “Kenapa saya harus menderita? Kenapa saya harus menderita penyakit ini?” Dan Allah berkata, “Tanggunglah penderitaan sebagai hajaran karena Allah memperlakukan kamu sebagai seorang anak.” </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Pada saat itu, kemungkinan hal ini terjadi bahkan lebih kecil dari kemungkinan saya mendapatkan mutasi EGFR yang positif. Tidak ada kebetulan, karena di sana ada begitu banyak ribuan atau jutaan ayat di dalam Alkitab, bagaimana saya temukan ayat-ayat Ibrani itu?</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Oleh karenanya saya percaya dan berkata, “Engkau menang! Engkau menang, ya Tuhan!”</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">OK, saya sudah dapat diyakinkan. Dan sejak hari itu seterusnya saya mulai percaya kepada Tuhan saya. Dan saat terakhir saya mendengar suara batin itu adalah pada akhir April 2011. Suara batin di dalam diri saya pada waktu di ruang operasi dan suara pada siang hari itu ketika saya tidur itu sama. Suara itu selanjutnya berkata, “Tolonglah orang-orang lain yang ada dalam penderitaan.”</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Suara itu lebih terdengar sebagai sebuah perintah, daripada sekedar pernyataan. Dan begitulah yang saya lakukan dalam perjalanan ini, menolong orang-orang lain dalam penderitaan. Saya menyadari bahwa penderitaan ini bukan hanya masalah kemiskinan. Faktanya, saya pikir banyak orang miskin mungkin lebih berbahagia dibandingkan kita yang ada di sini. Mereka begitu mudah bersyukur dengan apa yang mereka miliki, mereka mungkin sangat bahagia. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Penderitaan dapat terjadi pada orang-orang kaya. Penderitaan itu bisa berupa penderitaan fisik, penderitaan mental, penderitaan sosial dan sebagainya. Selama beberapa bulan ini, saya mulai mengerti apa artinya sukacita sejati itu. Pada waktu lampau, saya menukarkan sukacita sejati itu dengan mengejar harta kekayaan. Saya pikir sukacita sejati itu dapat diperoleh dengan mengejar kekayaan. Mengapa? Selama saya menderita di ranjang kematian saya, saya tidak menemukan sukacita apapun pada segala benda yang saya miliki – Ferrari saya, tanah saya yang akan saya bangun menjadi bungalow dan lain-lain atau pada keberhasilan bisnis saya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Semua itu memberi kenyamanan yang KOSONG, sukacita KOSONG, tidak ada apa-apa. Apakah anda pikir saya dapat mengandalkan sukacita saya pada sekeping logam dan memberi saya sukacita sejati? Nah, hal itu tidak mungkin terjadi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Sukacita sejati datangnya dari interaksi dengan orang-orang lain. Dan banyak kali, sukacita itu datang dalam bentuk kesombongan sesaat. Pada waktu lampau, pada saat anda mengejar kekayaan, pada hari Tahun Baru Imlek adalah waktu yang paling tepat untuk mendapatkan sukacita sesaat. Saat itu saya mengendarai Ferrari, berlagak show off, memamerkan mobil mewah saya kepada saudara-saudara, teman-teman, berkeliling ke sana kemari, sambil berpikir bahwa itu adalah sukacita sejati.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Anda mungkin kira bahwa orang-orang yang melihat anda mengendarai Ferrari akan merasa sukacita bersama anda? Apakah saudara-saudara anda berbagi kesenangan bersama anda ketika anda naik Ferrari? Sebenarnya, apa yang anda kerjakan itu hanya menimbulkan irihati, kecemburuan dan bahkan kebencian. Mereka tidak merasa bahagia bersama and, dan apa yang saya rasakan hanyalah kebanggaan sesaat. Wow, saya merasa memiliki sesuatu yang orang lain tidak punya. Dan saya pikir itu adalah sukacita.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Itu sebenarnya adalah kebanggaan sesaat dengan korban orang lain. Itu bukanlah sukacita sejati. Dan saya juga tidak menemukan sukacita apapun dengan semua itu di ranjang kematian saya. Saya menemukan sukacita sejati dari interaksi. Selama beberapa bulan terakhir ini saya demikian terpuruk. Interaksi dengan orang-orang yang saya kasihi, dengan teman-teman saya, saudara-saudara seiman dalam Kristus, saudari-saudari dalam Kristus, dan dengan merekalah saya mampu dimotivasikan, mampu diangkat. Dengan membagikan dukacita dan kebahagian anda, itulah sukacita sejati.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Dan tahukan apa yang membuat anda tersenyum? Sukacita sejati datangnya dari menolong orang-orang lain yang ada dalam penderitaan, dan karena anda sudah mengalami hal ini, anda tahu apa itu penderitaan. Sesungguhnya, ada beberapa pasien kanker yang sering bercerita kepada saya bahwa ada orang-orang yang dapat kepada mereka dan memberitahu, “Tetaplah bersikap positif, tetaplah positif.” Yah, memang benar. Kalian mencoba berada seperti saya dan menganjurkan saya untuk positif tetapi kalian tidak tahu apa yang kalian katakan!</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Namun saya punya hak. Saya sudah mengalami apa yang mereka derita. Maka ketika saya menemui mereka, berbagi penderitaan dengan mereka, saya menguatkan mereka. Saya tahu karena saya sudah mengalaminya, lebih mudah dan lebih pas saya berbicara dengan mereka.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Dan yang paling penting, saya pikir sukacita sejati datangnya dari pengenalan pribadi akan Allah. Bukan hanya sekedar tahu Allah. Maksud saya, anda dapat membaca Alkitab dan mengetahui tentang Allah, tetapi mengenal Allah secara pribadi, mempunyai hubungan pribadi dengan Allah, itulah yang paling penting. Itulah yang saya pelajari.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Sebagai kesimpulan, saya katakan bahwa semakin dini kita menetapkan prioritas-prioritas dalam kehidupan kita, semakin baik hal itu. Janganlah ikuti seperti saya – saya telah salah jalan. Saya harus mempelajarinya dengan cara yang suli8t. Saya harus kembali kepada Allah untuk berterima kasih kepada-Nya atas kesempatan ini karena saya telah mengalami tiga kecelakaan besar pada masa lalu saya: 3 kecelakaan mobil balap. Saya suka balap dan ngebut, tetapi agaknya saya selalu selamat keluar dari kecelakaan itu, walaupun mobilnya sudah terbalik. Walaupun saya dibaptis, itu hanyalah pertunjukan belaka, namun kenyataan bahwa hal ini terjadi, hal itu memberi saya kesempatan untuk kembali kepada Allah.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Beberapa hal yang saya pelajari:</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">1.Percayalah kepada Tuhan Allahmu dengan segenap hati – ini begitu penting.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">2. Kasihilah dan layanilah orang-orang lain, bukan hanya diri kita sendiri.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Tidak ada salahnya menjadi kaya atau memiliki kekayaan. Tidak salah karena Allah telah memberikan berkat-Nya. Banyak orang diberkati dengan kekayaan, tetapi masalahnya saya pikir bahwa banyak di antara kita tidak sanggup menanganinya. Makin banyak kita memiliki harta, makin banyak kita mengingini. Saya sudah mengalaminya, sehingga semakin dalam kita menggali harta, semakin dalam kita terjerumus ke dalamnya, sehingga kita menyembah kekayaan dan kehilangan fokus penyembahan yang benar. Bukannya menyembah Allah, kita menyembah kekayaan. Itulah kecenderungan manusia. Sukarlah keluar dari keadaan itu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Kita semua yang ada disini adalah para profesional, dan ketika kita buka praktik dokter swasta, kita mulai menimbun kekayaan. Menurut saya, ketika kalian mulai mendapatkan dan menimbun harta kekayaan dan ketika kesempatan itu datang, ingatlah bahwa semua harta kekayaan itu bukanlah milik kita. Kita tidak sungguh-sungguh memilikinya atau mempunyai hak atas harta kekayaan itu. Semua itu adalah pemberian Allah kepada kita. Ingatlah bahwa lebih penting memperluas kerajaan-Nya daripada memperluas kerajaan kita sendiri.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Saya kira saya sudah menyampaikan semuanya, dan saya tahu bahwa kekayaan tanpa Allah itu sia-sia. Lebih penting bagi anda untuk mengumpulkan harta di sorga. Senang sekali berbagi dan terima kasih.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Catatan: Dr Richard Teo akhirnya meninggal tanggal 18 Oktober 2012 di Singapura.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">Kisah ini diterjemahkan Hadi Kristadi untuk Pentas Kesaksian, dari naskah dalam bahasa Inggris dari:</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Arial, sans-serif;"><span style="line-height: 16.516666412353516px;">http://www.heavenaddress.com/Dr-Richard-Teo-Keng-Siang/424153/379719/content</span></span></div>
<br />
<br />
<br />
Ditulis/diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-14145421195211384332012-10-08T18:00:00.000+07:002014-02-13T19:41:53.490+07:00Setiap Langkah Adalah Anugerah<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Seorang profesor
diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana ia bertemu seorang
prajurit yang tak akan pernah dilupakannya, bernama Harry </span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">yang dikirim
untuk menjemput profesor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka
menuju ke tempat pengambilan kopor.</span><br />
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ketika berjalan
keluar, Harry sering menghilang. Banyak hal yang dilakukannya. Ia membantu
seorang wanita tua yang kopornya jatuh. Kemudian mengangkat seorang anak kecil agar
dapat melihat pemandangan. Ia juga menolong orang yang tersesat dan menunjukkan
arah jalan yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor dengan
senyumnya menghiasi wajahnya.</span><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“Darimana anda
belajar hal-hal seperti itu?” tanya sang profesor.</span><br />
<a name='more'></a><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“Oh,” kata Harry,
“selama perang, saya kira.”</span><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Lalu ia menuturkan
kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga saat tugasnya membersihkan ladang
ranjau,Dan bagaimana ia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena
ledakan ranjau di depan matanya.</span><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“Saya belajar untuk
hidup diantara pijakan setiap langkah,” katanya. “Saya tak pernah tahu apakah
langkah selanjutnya merupakan pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk
melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan
memijakan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan dunia baru, dan saya
kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini.”</span><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Kelimpahan hidup
tidak dapat ditentukan dengan berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita
menjalani kehidupan yang berkualitas dan meninggalkan jejak kaki yg berarti
bagi orang lain.</span><span lang="SV"><o:p></o:p></span></div>
<br />
Sumber: BBM dari seorang teman.<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-81988107245680353362012-10-05T12:00:00.000+07:002014-02-13T19:42:43.402+07:00The Fastest Way to Happiness and Joy<br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="//img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]-->
<br />
<b>Cara Paling Cepat untuk Berbahagia dan Bersuka Cita: Menemukan Cara untuk Melayani</b><br />
<br />
<em></em><br />
<em><strong></strong></em>Pada tahun 2004 yang lalu saya mendapat penghargaan dari Academy of Achievement karena saya memberikan sumbangsih penting bagi dunia. Salah satu penerima penghargaan lain pada acara itu adalah Ken Behring, penulis buku "Road to Purpose: One Man's Journey Bringing Hope to Millions and Finding Purpose Along the Way." Ia mempunyai kekayaan sekitar USD 500 juta. Selama pidatonya, ia menceritakan kepada kami bahwa hidupnya melewati empat tahap.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Tahap pertama adalah berkaitan dengan "Benda-benda yang Dimiliki". Ia pikir jika ia telah memiliki benda-benda yang dimiliki, ia akan berbahagia. Maka ia membeli banyak rumah, banyak mobil, kapal pesiar dan pesawat pribadi - benda-benda semacam itu yang sering diimpikan orang dan ternyata ia tidak bahagia.<strong><em> </em></strong><br />
<br />
<strong><em></em></strong>Ia menerangkan tahap kedua dalam kehidupannya sebagai tahap membeli “Benda-Benda
Lebih Berharga”. Ia pikir ia akan lebih berbahagia jika ia memiliki rumah lebih
indah, mobil lebih mewah, pesawat terbang lebih besar, dan seterusnya. Maka ia
membeli barang-barang itu. Namun ia masih tidak berbahagia. Kemudian ia mengira
bahwa mungkin ia telah berfokus pada benda-benda yang salah, sehingga ia
memasuki tahap ketiga, yang disebut sebagai “Benda-benda Berbeda yang Harus
Dimiliki”. Pada tahap ini ia bergabung dengan seorang mitra dan membeli team
football “Seattle Seahawks”. <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Ia
pikir dengan yakin bahwa jika ia menjadi salah satu pemilik team football professional,
ia akan berbahagia. </span>Tetapi tidak. Apa yang harus dilakukan?<br />
<br />
Pada saat itu seorang sahabat mengundangnya untuk bergabung bersamanya naik
pesawat jet pribadi sahabatnya dan terbang ke Eropa untuk membagikan
kursi-kursi roda kepada anak-anak cacat yang sejak lahir tidak punya kaki atau
lengan atau yang pernah kehilangan kaki karena menginjak ranjau darat. Ken
menerima undangan itu. Ia mengaku bahwa membawa harapan dan kebebasan kepada
anak-anak itu membuatnya sungguh-sungguh bahagia untuk pertama kalinya dalam
hidupnya. Ketika ia kembali ke rumah, ia mulai mendirikan Yayasan Kursi Roda,
yang sampai sekarang telah membagikan lebih dari 750.000 kursi roda kepada
anak-anak dan orang-orang dewasa di seluruh dunia.”<br />
<br />
Ken menceritakan kepada kami tentang salah satu perjalanan awalnya untuk
membagikan kursi-kursi roda, ketika ia mengangkat seorang anak lelaki berusia
11 tahun di Mexico
dan dengan hati-hati menaruh anak itu duduk di kursi roda barunya. <span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Ketika ia hendak meninggalkan anak itu dan
akan mengambil kursi roda lain bagi anak lain, anak lelaki tadi tidak mau
melepaskan kakinya dari Ken. Ketika Ken menoleh dan melihat wajahnya, anak itu
berkata sambil menangis, ”Tolong jangan pergi dulu. Saya ingin mengingat wajah
Bapak, sehingga ketika kita bertemu lagi di sorga nanti, saya bisa mengucapkan
terima kasih sekali lagi kepada Bapak.” Ken berkata bahwa pada saat itu ia
merasakan sukacita yang murni. Kemudian Ken juga mengatakan, ”Ketika saya
melihat kebahagiaan di mata orang-orang yang mendapatkan kursi roda, saya
merasa bahwa inilah hal terbesar yang saya capai dalam hidup saya.” Memberikan
sumbangsih kepada orang-orang lain adalah cara paling cepat yang saya tahu
untuk memenuhi hidup anda dengan kasih dan sukacita yang sejati.</span><strong><em> </em></strong><br />
<br />
Ditulis oleh: Jack Canfield. Diterjemahkan oleh Hadi Kristadi untuk Pentas Kesaksian, http://pentas-kesaksian.blogspot.com<strong><em></em></strong><br />
<strong><em><br /></em></strong>
<strong><em>*****</em></strong><br />
<br />
<em><strong>The fastest way to happiness and joy is simple:</strong></em><strong> Find a way to serve.</strong><br />
<img alt="Serving Others" class="caption" src="http://www.jackcanfield.com/images/stories/american%20woman%20african%20child3x2.png" style="float: right; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px;" />Back
in 2004 I was honored by the Academy of Achievement for having made a
significant contribution to the world. One of the previous recipients
who spoke at that event was Ken Behring, the author of<em> Road to Purpose: One Man’s Journey Bringing Hope to Millions and Finding Purpose Along the Way. </em>He
was worth about $500 million dollars. During his speech, he told us
that his life had gone through four stages. The first stage was about
“Stuff.” He thought that if he had the right stuff he’d be happy. So he
bought the houses, the cars, the boat, the airplane-all of the usual
toys-and yet he was not happy.<br />
<br />
He described the second stage of his life as the acquisition of
“Better Stuff.” He thought he’d be happier if he had a better house, a
better car, a bigger airplane, and so on. So he bought them. But he
still wasn’t happy. Then he figured that maybe he had focused on the
wrong stuff, so he embarked on the third stage of his life, which he
called “Different Stuff.” This is when he joined with a partner and
bought the Seattle Seahawks. He thought for sure that if he was the
co-owner of a professional football team, he would be happy. But he
wasn’t. What to do?<br />
<br />
It was at this time that a friend invited Ken to join him on his
private jet to fly to Europe and hand out wheelchairs to kids who had
been born without limbs or who had lost their legs as a result of having
stepped on a landmine. Ken accepted the invitation. He said that
bringing hope and freedom to these children made him truly happy for the
first time in his life. When he returned home, he started the
Wheelchair Foundation, which has now given away more than 750,000
wheelchairs to children and adults all over the world.<br />
<br />
Ken told us about one of his early trips to give away wheelchairs, when
he picked up an eleven-year-old boy in Mexico and gently set him down in
a wheelchair. When he went to leave and get another wheelchair for one
of the other children, the boy wouldn’t let go of his leg. When Ken
turned back around to face him, the boy said through his tears, “Please
don’t leave yet. I want to memorize your face, so when we meet again in
heaven, I can thank you one more time.” Ken said at that moment he
experience pure joy. He later told us, “When I see the happiness in the
eyes of the people who get a wheelchair, I feel that this is the
greatest thing I have ever achieved in my life.” Contributing to others
is the fastest way I know to infuse your life with authentic love and
joy. Written by Jack Canfield.<br />
<br />
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-12713557821343642922012-10-05T00:46:00.001+07:002014-02-13T19:43:23.348+07:00Mahasiswa Indonesia Termuda<span style="color: black; font-size: small;">Biografi March Boedihardjo - Mahasiswa Jenius Termuda di Hongkong berumur 9 Tahun dari Indonesia</span><br />
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><span class="yiv680629038post-author yiv680629038vcard" style="text-align: justify;"></span><span style="text-align: justify;"></span></span><br />
<div class="yiv680629038post-body yiv680629038entry-content" style="text-align: justify;">
<div id="yiv680629038iklan14437770969275473479">
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<span style="color: black;"><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"></span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"></span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOHUD7txJ79-2ByA1VjXuU45TiPAtMKB3zHKG7Jk7X9kPquz_kjqpFMZ-zn0u4-TL0130KW8_vNAt4Q1FnGhgM1tD2zlUtyIrnN73-oRPNkaHA2LG1w4SPN9o_0qKzs_AzYNovY93kltBe/s1600/9yearoldmathwiz.jpg" rel="nofollow" style="text-decoration: none;" target="_blank"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOHUD7txJ79-2ByA1VjXuU45TiPAtMKB3zHKG7Jk7X9kPquz_kjqpFMZ-zn0u4-TL0130KW8_vNAt4Q1FnGhgM1tD2zlUtyIrnN73-oRPNkaHA2LG1w4SPN9o_0qKzs_AzYNovY93kltBe/s320/9yearoldmathwiz.jpg" id="yiv680629038BLOGGER_PHOTO_ID_5569174960535434578" style="border-bottom-width: 0px; border-right-width: 0px; border-top-width: 0px; cursor: pointer; height: 160px;" /></a></span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"></span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"></span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"></span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"></span></span><br />
<span style="color: black;"><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><span style="color: black;"></span></span></span></div>
<div class="yiv680629038fullpost">
<div style="text-align: -webkit-auto;">
March Boedihardjo, satu dari banyak anak berprestasi Indonesia keturunan Tionghoa lahir pada tahun 1998 di Hongkong. March Boedihardjo dan keluarganya adalah orang Indonesia yang bermukim di Hongkong. Dan pada tahun 2005, March dan keluarganya hijrah ke United Kingdom, ketika kakak laki-lakinya, Horatio Boediharjo yang saat itu berusia 14 tahun mendapat beasiswa di Oxford University, dalam program PhD, dan membuat ia menjadi salah satu siswa termuda di universitas itu.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<br />
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Kedua anak keturunan Boediharjo ini memang menunujukkan talenta lebih dalam bidang ilmu matematika, Ayahnya memang sudah sejak kecil mengenalkan matematika kepada kedua anaknya ini, bahkan ketika makan pun yang mereka bicarakan adalah soal matematika. March menyelesaikan sekolah menengahnya di Inggris ketika ia dan keluarganya menemani kakaknya menempuh pendidikan di Inggris. Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut. Ia juga mendapatkan 8 GCSEs dalam waktu yang sama dengan ketika ia mengikuti ujian A-level di Inggris. Setelah itu, ia pun mendaftarkan diri ke Baptist Hong Kong (HKBU), walaupun sebenarnya March sudah melamar ke beberapa universitas lain di Hong Kong. Di antaranya yaitu Universitas of Hong Kong, Hong Kong University of Science and Technology, dan Chinese University of Hong Kong. Namun, sayangnya universitas-universitas itu belum memberikan jawaban, aku ayah March. Sebenarnya, March ingin menyusul kakaknya yang berusia 14 tahun yang melanjutkan pendidikan di Oxford University di Inggris, namun sayangnya keluarga mereka tidak punya cukup uang, walaupun ayahnya adalah seorang pengusaha karena biaya hidup di Inggris itu sangat mahal dan akhirnya March dan orang tuanya pun harus kembali ke Hongkong lagi meninggalkan kakaknya yang sedang menempuh pendidikan di Oxford.</span></div>
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br /></span></div>
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0); color: black; text-decoration: none;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgU_VlfZmbIY49UOujyEtqVgMMZ16O6j1ym8dvXPYxLpw7989ww7Yw_ep27ssc9MG22LsChCt4vezU0wAcjN-5K4cgVKJ5CqJ9z_3d5bGqeUiTl4knBf4XVYAZN1EXqdab4nR0POqYtyXo3/s1600/march-boedihardjo.jpg" rel="nofollow" style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0); text-decoration: none;" target="_blank"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgU_VlfZmbIY49UOujyEtqVgMMZ16O6j1ym8dvXPYxLpw7989ww7Yw_ep27ssc9MG22LsChCt4vezU0wAcjN-5K4cgVKJ5CqJ9z_3d5bGqeUiTl4knBf4XVYAZN1EXqdab4nR0POqYtyXo3/s320/march-boedihardjo.jpg" id="yiv680629038BLOGGER_PHOTO_ID_5569175401466089186" style="border-bottom-width: 0px; border-right-width: 0px; border-top-width: 0px; cursor: pointer; height: 320px;" /></a></span><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0); text-align: justify;"> </span><br />
<br />
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0); text-align: justify;">Ia mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU). Di tahun-tahun pertamanya</span><span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"> dia mengkritik bahwa pelajaran yang diajarkan terlalu mudah. Ia mendapatkan B+dan A- di hampir semua ujian matematika yang membuat ia masuk ke dalam daftar Dean, yaitu penghargaan bagi siswa yang memiliki IPK <a href="x-apple-data-detectors://1" x-apple-data-detectors-result="1" x-apple-data-detectors-type="calendar-event" x-apple-data-detectors="true">3.00-3.49</a> dengan tidak ada nilai dibawah C. March juga akan memiliki gelar Sarjana Sains Ilmu Matematika sekaligus Master Filosofi Matematika. Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun yaitu pada tahun 2010. Dia juga mengkritik bahwa ia tidak punya kesan baik terhadap rekan kuliahnya.</span></div>
<div>
<center>
</center>
</div>
<div id="yiv680629038iklan24437770969275473479">
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br /></span></div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0); text-align: -webkit-auto;">
"Mereka tidak memberi tanggapan (di ruang kuliah). Mereka cuma mendengarkan dan satu sama lain tidak berinteraksi," katanya.</div>
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br /></span></div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0); text-align: -webkit-auto;">
Anak itu mengatakan rekannya di sekolah sebelumnya "ingin bermain", tidak seperti mahasiswa perguruan tinggi.</div>
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br /></span></div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0); text-align: -webkit-auto;">
Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua darinya. ”Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika,’’ kisahnya.</div>
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br /></span></div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0); text-align: -webkit-auto;">
Seorang wartawan BBC di Hongkong, Vaudine England pernah mewawancarinya suatu saat dan ia berkata bahwa March Tian Boedihardjo tidak beda dengan bocah-bocah lain yang berusia 9 tahun, ia masih memiliki sisi kejenakaan khas anak-anak dan March juga mengaku bahwa selain ia hobi melahap dan mempelajari semua buku matematika miliknya, ia juga sangat senang bermain catur, monopoli, dan lego.</div>
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br /></span></div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0); text-align: -webkit-auto;">
Pelajaran yang dapat kita ambil:</div>
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br /></span></div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0); text-align: -webkit-auto;">
Saya selalu berpikir bahwa matematika itu sulit mungkin begitupun dengan anda, saya sering sekali mendapatkan nilai dibawah 7 di ulangan matematika saya, tapi setelah saya membaca kisah seorang Tian Boediahrjo, istilah tidak ada yang tidak mungkin andaikan kita mau berusaha dan terus fokus itu memang benar. Mungkin saat ini saya kurang berusaha dan fokus sehingga banyak kegagalan menghampiri saya. Tapi saya akan berusaha untuk bisa berhasil dan membangun diri dari segala kegagalan yang pernah saya alami. Sebab “aku bisa” dan “kita bisa”. Ayo kita berprestasi untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.</div>
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br /></span></div>
<i><i style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">“Ketika kita berpikir bahwa matematika itu sulit dan banyak orang menyerah jika sudah tidak bisa menemukan cara untuk menyelesaikan suatu soal, anak Indonesia jenius ini justru tidak berpikir seperti itu, ia selalu berpikir matematika adalah sebuah tantangan yang mengasyikkan untuk diselesaikan buatnya.”</i></i><br />
<i>
</i>
<br />
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<span style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br /></span></div>
<div style="background-color: rgba(255, 255, 255, 0); text-align: -webkit-auto;">
Ditulis oleh: Gita Asapuri<br />
Sumber: http://kolom-biografi.blogspot.com/2011/02/biografi-march-boedihardjo-mahasiswa.html</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="yiv680629038post-body yiv680629038entry-content" style="text-align: justify;">
<br />
*********</div>
<div class="yiv680629038post-body yiv680629038entry-content" style="text-align: justify;">
<u><b>Note:</b></u></div>
<div class="yiv680629038post-body yiv680629038entry-content" style="text-align: justify;">
<i>Terima kasih untuk pesanan buku "Mukjizat Kehidupan" oleh Bapak Henry di Makassar. Buku sudah dikirim tadi pagi dengan Pos Kilat Khusus. Gbu.</i></div>
<div class="yiv680629038post-body yiv680629038entry-content" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="yiv680629038post-body yiv680629038entry-content" style="text-align: justify;">
<i>Terima kasih juga untuk pesanan buku "Mukjizat Kehidupan" oleh Ibu Julia di Bandung untuk dikirim ke Surabaya. Buku akan dikirim besok pagi. Gbu.</i></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-516840431868880343.post-88702300983720754072012-08-15T18:00:00.000+07:002014-02-13T19:48:47.478+07:00Tuhan itu Baik<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: SV;">Jika anda merasa diri menjadi orang paling berat menanggung pencobaan, coba
hitung berkat Tuhan yang sudah anda terima dan dengarkan kisah orang lain yang
bahkan lebih berat menanggung pencobaan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: SV;">Kisah ini adalah salah satu kesaksian betapa kasih karunia Tuhan tetap ada
pada orang yang percaya di tengah badai. Seorang ibu, single parent,
bersiap-siap merayakan ulang tahun puterinya yang ke-17. Sang puteri sebenarnya
berharap ayahnya akan turut hadir di pesta ulang tahun itu dan kedua
orangtuanya mendampingi saat dia meniup lilin dan memotong kue ulang tahun.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: SV;">Dua minggu sebelum pesta itu, sang puteri bersama teman-temannya meninjau gedung yang akan
digunakan untuk acara pesta. Mereka berenam naik mobil, dan pulang dari gedung
itu mobil mereka mengalami kecelakaan fatal. Tiga orang tewas, tiga orang
luka-luka. Diantara yang tewas adalah sang puteri yang akan merayakan ulang
tahun ke-17 dua minggu lagi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="SV" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: SV;">Sang ibu sangat terpukul. Mengapa anak semata wayangnya harus tewas
mengenaskan? Mengapa Tuhan izinkan anak perempuannya pulang ke Rumah Bapa sebelum
usia 17? Mengapa? Seribu pertanyaan ”mengapa” tidak pernah terjawab. Namun dia
tetap tegar dan percaya: ”Tuhan itu baik!” Walaupun sekarang dia tidak bisa mengerti
mengapa, mungkin suatu saat dia akan tahu jawabnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Kisah diatas diceritakan oleh Pdt. Jeffrey Rachmat dari JPCC. <br />
<br />
Ditulis/diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.comUnknownnoreply@blogger.com