Search This Blog

Friday, May 18, 2007

Diberkati Kesaksian Eka Deli

Minggu lalu adik perempuan saya membaca kisah kesaksian Eka Deli seperti yang dimuat dalam majalah Kartini edisi 3 – 17 Mei 2007. Setelah membaca, adik saya ingin tahu apakah sebenarnya Tuhan Yesus pernah datang ke dalam kehidupannya seperti yang dialami Eka Deli. Lebih baik, kita baca dulu kesaksian Eka yang luar biasa ini dan kemudian kita simak apa yang dialami adik saya.

Beginilah Eka Deli bersaksi dalam majalah Kartini :
Berkali-kali aku ingin lari dari Tuhan. Bahkan beberapa kali kucoba bunuh diri. Namun tangan kasih-Nya jauh lebih panjang. Empat kali kualami mukjizat. Ketika kecil, aku sembuh dari sakit panas setelah menyanyikan lagu yang memuliakan nama-Nya. Selanjutnya, ia sembuhkan sakit jantung, lever dan kelainan darah yang kuderita. Juga kelainan tulang yang telah kualami sejak kecil. Kini mukjizat-Nya hadir melalui kehamilanku.

Aku terlahir sebagai anak tunggal pasangan musisi Achmad Matius dan Lies Rieza Anggoman. Lahir dan dibesarkan dalam keluarga non-kristen membuatku tak mengenal Yesus. Anehnya, waktu berumur lima tahun, beberapa kali aku bermimpi berjumpa dengan Yesus. Aku bermimpi dihampiri seorang pria saat bermain bersama tetangga. Pria itu memperkenalkan diri sebagai Oom Yesus.

Beberapa hari berselang aku kembali bermimpi hal yang sama. Dalam mimpi itu aku melihat bumi tertutup air bah. Beberapa tahun kemudian aku baru tahu kalau mimpi itu serupa cerita air bah di zaman Nuh. Padahal aku belum pernah mendengar cerita itu sebelumnya. Dalam mimpi itu aku tenggelam dan hampir kehabisan nafas. Namun sebuah tangan meraihku dengan cepat. Setelah berhasil diselamatkan, akupun mengucapkan terima kasih dan menanyakan nama pria yang menyelamatkanku itu. Ternyata Dia adalah pria yang sama dalam mimpiku sebelumnya, Oom Yesus.

Suatu hari aku mengalami demam inggi dan orang tuaku tak punya uang untuk membawaku ke dokter. Mereka mencari pinjaman kemana-mana, namun tak berhasil. Aku ingat, wajah mereka sangat sedih karena tidak bisa membawaku ke dokter. Saat itu iseng-iseng aku bertanya kepada mama tentang Oom Yesus. Mama bilang, Yesus itu Tuhan. Karena aku ingin mengenal Yesus, mama lalu mengajariku lagu Sekolah Minggu. “Yesus cinta anak-anak, anak-anak sedunia, Merah kuning, putih dan hitam, semua dicinta Yesus. Yesus cinta anak-anak sedunia.” Layaknya anak-anak, lagu riang yang baru pertama kali kukenal itu kunyanyikan berulang-ulang. Sungguh ajaib, sesudah itu aku sembuh.

Sejak saat itu aku ke Sekolah Minggu dan mulai mengenal Yesus lebih jauh. Namun ternyata aku tidak sungguh-sungguh mengenal-Nya. Aku tidak tahu apa kehendak Tuhan dalam hidupku. Tahun 1999 aku mengalami stres berat yang tidak kuketahui penyebabnya. Saat itu usiaku masih belia, namun sudah sarjana dan memiliki penghasilan lebih dari cukup. Aku tiba di suatu titik, dimana aku butuh pengisi jiwaku. Meskipun berkecukupan secara materi, jiwaku kosong.

Aku stres dan mengalami jatuh bangun dalam hidup. Bahkan pernah beberapa kali mencoba bunuh diri. Aku minum beberapa obat tidur yang dicampur obat lain. Tapi efeknya, aku hanya mengantuk dan tetap hidup. Aku pernah mencoba memotong nadiku atau membenturkan kepala ke dinding. Namun selalu saja ada yang datang menggagalkannya. Akupun pernah menggunduli rambutku hingga nyaris botak. Namun itu semua tak dapat mengisi kekosongan jiwaku.

Tuhan tidak pernah menutup mata. Dia mempertemukanku dengan senior di kampus. Mereka adalah kak Enny dan kak Ria, yang menawarkan diri untuk mendoakanku. Baru kali ini aku melihat ada orang yang bersedia berdoa untukku hingga menitikkan air mata. Mereka juga menginjiliku. Semula aku menolak. “Doakan saja, tetapi aku gak akan balik sama Yesus!” jawabku ketus. Meski begitu, aku masih saja stres. Bahkan lebih parah lagi, aku sempat mabuk-mabukan. Padahal aku tidak suka minuman beralkohol.

Awal tahun 2000 kak Ria kembali menelponku. Dia mengajakku berdoa di Gua Doa yang ada di Tapos Bogor. Semula aku ogah-ogahan, namun dengan telaten dia membujukku. Akhirnya akupun pergi bersamanya.

Saat aku berada di gua, aku tak tahu harus bagaimana. Aku sudah lupa cara berdoa. Aku hanya duduk berdiam diri. Tanpa kusadari aku mulai menangis. Saat itu aku seperti melihat layar besar yang memutar kehidupankiu sejak kecil: pertemuanku dengan Oom Yesus, saat Dia menyembuhkanku ketika demam tinggi, hingga ketika aku jatuh bangun. Seolah aku mendengar suara, “Lihat Eka, betapa Aku mengasihimu….”

Aku tersungkur dan menangis sejadi-jadinya. Tak sepatah katapun keluar dari mulutku. Aku merasa saat itu tangan Tuhan memelukku. Beberapa saat aku menikmati jamahan-Nya sampai aku berujar,”Tuhan, Eka mau balik sama Tuhan! Selama ini Eka sudah jauh dari Tuhan. Ampuni Eka, Tuhan…” Setelah itu kurasakan kelegaan luar biasa.

Momen itu adalah titik balik pertobatanku. Sejak saat itu aku menikmati waktu berdoa. Aku bisa berjam-jam di dalam kamar untuk berdoa dan membaca Alkitab. Namun aku belum menyadari rencana Tuhan untukku. Semula aku ingin melanjutkan S2 jurusan komunikasi elektronika. Namun lewat seorang pendeta, aku ditawari kuliah di Sekolah Tinggi Teologia Indonesia (STTI) di Bali. Aku sempat ragu, karena selain jauh dari orang tua, biayanya tentu tidak murah. Lewat doa aku mohon, jika Tuhan memang mengutusku ke sana, tentu Dia menyediakan semua dan melancarkannya. Benar saja, semua berjalan lancar. Ternyata Tuhan mempersiapkanku menjadi pendoa syafaat.

Kisah kesaksian Eka Deli di majalah Kartini itu masih panjang, namun ada satu pengalaman Eka yang membuat adik saya bertanya-tanya. Eka bertemu Tuhan dalam berbagai kesempatan: dalam mimpi melalui penampakan Oom Yesus, kesembuhannya, doa-doa kak Enny dan kak Ria, dan dalam banyak hal lain. Adik saya bertanya kepada Tuhan, kapan dan dimana Tuhan pernah dengan spesial mendatangi kehidupannya? Pada waktu adik saya bertanya, itu adalah saat teduh setelah khotbah dalam ibadah raya di Tampak Siring – Kelapa Gading. Seperti diputarkan film kembali, adik saya melihat saat Tuhan Yesus datang melalui guru sekolah minggu yang mendoakannya, melalui mantri kesehatan yang merawat sakitnya, melalui kakak pembimbing di Abbalove Ministry, dan melalui orang-orang lain. Melalui orang-orang itu Tuhan Yesus mengatakan, “Aku mengasihimu….” Adik saya menangis terharu dibuat-Nya. Kasih Tuhan nyata!

Tuhan bukan hanya mengasihi Eka Deli saja, Ia mengasihi kita semua. Ia sering menampakkan diri melalui orang-orang yang kita tidak sangka. Suara-Nya selalu,
"Aku mengasihimu..." How great is our God, sing with me how great is our God...
Posted by Hadi Kristadi for http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI