Apakah ada musibah yang membawa berkat? Inilah salah satu contoh yang nyata. Mungkin sulit bagi kebanyakan orang menerima musibah seperti ini. Seorang pengusaha sedang berlibur ke Bangkok bersama keluarganya pada hari raya Lebaran tahun 2006 lalu. Pada saat yang naas itu anak laki-laki terkecilnya, berumur sekitar 5 tahun, sedang bermain-main di pinggir kolam ikan bersama ayahnya yang menemani. Ketika ada kenalannya datang, ayahnya mengobrol sebentar dengan orang itu. Ketika sekitar lima menit kemudian ia melihat ke arah anaknya yang tadi di pinggir kolam, sang pengusaha sangat kaget. Anaknya hilang. Dicari-cari anaknya ke sekitar tempat itu, tak ada, dan semakin kaget ketika ia mencari-cari ke arah kolam, dilihatnya sosok anaknya telah tenggelam. Mereka segera melarikan anak ini ke Rumah Sakit di Bangkok. Anak ini sudah tidak sadarkan diri.
Momen ini sangat mencemaskan, apakah jiwa anaknya dapat tertolong? Berhari-hari kemudian anaknya harus dirawat di ruang ICU dalam keadaan tak sadarkan diri. Itulah hari-hari yang mencemaskan, hari-hari penuh duka. Anak yang sedang lucu-lucunya itu ketika berangkat dari Jakarta masih aktif, dan mereka menghabiskan sisa libur lebaran dalam duka di Bangkok. Dengan pertolongan Tuhan, ternyata anaknya dapat sadar kembali, namun fungsi otaknya telah lumpuh karena dalam beberapa menit yang kritis, supply darah dan oksigen ke otak tidak berjalan. Keluarga pengusaha ini menghadapi kenyataan pahit, anak lelaki terkecilnya mengalami kelumpuhan dan gangguan fungsi otak yang parah, sehingga perkembangan otaknya kembali seperti masih bayi.
Sang ibu yang penuh kasih menemani perawatan terapi bagi anak ini di Bangkok selama beberapa minggu lagi sementara suaminya kembali ke Jakarta mengurus bisnisnya. Setelah anak ini dapat dibawa pulang dengan aman, mulailah hari hari panjang yang melelahkan bagi keluarga ini. Doa-doa dinaikkan, bukan dari orang-orang yang dikenal saja, bahkan dari orang-orang tak dikenal. Semenjak dalam perawatan di Bangkok, banyak orang dan hamba-hamba Tuhan berdoa memohon mukjizat kesembuhan karena dokter-dokter spesialis syaraf sudah angkat tangan ketika melihat hasil MRI dari anak ini.
Ketika sampai di Indonesia, keluarga ini membawa sang anak untuk mendapatkan terapi di YPAC. Dua bulan lamanya sang ibu menemani anaknya di Solo. Menurut ibu ini, pediatric terapist di Solo adalah yang terbaik di dunia. Dia mendapatkan referensi dari seorang nyonya pengusaha mantan peragawati yang anaknya juga mengalami kelumpuhan dan sudah berkeliling dunia mencari terapi yang cocok. Kalau di Bangkok, sang terapist sangat lamban menangani dan melatih gerakan otot-otot dan persendian anak ini, di Solo sama sekali berbeda. Di sana ada seorang ahli terapi pediatrik (terapi khusus bagi anak-anak), ibu Nawangwulan, yang menyandang gelar S-2 di bidangnya. Pada mulanya memang keluarga ini tidak tega melihat anaknya ‘ditangani dan dilatih’ oleh ibu Nawang, karena anak yang lumpuh ini dipaksa berdiri, dipaksa duduk, dipaksa tegak lehernya, dipaksa menekukkan telapak kakinya, dipaksa membuka lipatan lengannya, pokoknya serba dipaksa. Ibu Nawang menjelaskan, “Kalau kita sayang kepada anak ini, harus dipaksa, karena kalau terlambat, maka selama-lamanya anak ini tidak dapat pulih. Kalau lewat enam bulan, anak ini dibiarkan, fatal akibatnya.” Melihat anaknya menjalani terapi, menangis meraung-raung, hati siapa yang tidak iba? Terdengar bunyi ‘krek, krek, krek’ ketika kakinya dipaksa berdiri, ketika lengannya dibuka-tutup, ketika lehernya dipaksa tegak. Anak ini diikat, dipasang peralatan seperti pasung dan lain-lain. Digerak-gerakkan seperti menggerakkan boneka kayu pinokio. Ayahnya selalu tidak tega dan menghindar melihat pemandangan yang memilukan itu. Puji Tuhan, dalam waktu dua bulan terjadi kemajuan yang berarti, anak lelaki yang tak berdaya ini mulai dapat menggerak-gerakkan beberapa anggota tubuhnya, meski masih lemah. Menurut ibu Nawang, yang sudah berpengalaman puluhan tahun menangani orang-orang yang lumpuh seperti itu, anak ini mengalami mukjizat karena telapak kakinya sudah mulai dapat ditekuk seperti bentuk normalnya. Ada pasien di sana yang telah enam tahun dirawat, namun telapak kakinya tak dapat ditekuk.
Inilah berkat-berkat yang dialami keluarga ini. Selama anak ini sakit, sang ibu belajar ilmu gizi dan belajar tentang sel manusia. Dari pengetahuan ini ia tahu bahwa sel manusia membutuhkan zat-zat gizi yang segar dari tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, dan buah-buahan sehat dan segar. Karena fungsi syaraf anaknya pada kebanyakan anggota tubuh tidak berfungsi, maka supply makananpun tidak optimal, sehingga harus dipilih makanan atau minuman dengan gizi yang terbaik. Di sini sang ibu belajar tentang makanan dan minuman yang sehat bagi manusia.
Ketika menemani anaknya terapi di Solo, ia melihat pemandangan yang lebih memilukan. Ia melihat dunia lain. Selama ini sebagai keluarga pengusaha, ia tidak banyak melihat penderitaan. Di YPAC Solo ini ia melihat banyak anak-anak, orang-orang cacat, lumpuh yang lebih parah keadaannya. Mereka berasal dari keluarga kurang mampu, atau anak dari orang-orang kaya namun ditelantarkan keluarganya. Anak-anak dan orang-orang di sana sudah penuh keputus-asaan, apalagi hidup dalam kekurangan, gizi buruk. Di sinilah sang ibu membagikan ilmu gizi dan membangkitkan pengharapan ibu-ibu lain, dan anak-anak atau orang-orang cacat itu. “Ayo, kamu pasti bisa ! Ayo, Tuhan sayang kamu! Ayo, Tuhan pasti pulihkan kamu!” kata ibu ini berulang-ulang memberi semangat. Mereka biasanya menangis mendengar kata-kata penghiburan dan penuh pengharapan yang sudah langka terdengar di lingkungan seperti itu. Bukan itu saja, banyak ibu-ibu yang bertanya-tanya dan ingin belajar tentang ilmu gizi dari nyonya pengusaha ini. Walaupun sudah kembali ke Jakarta, ibu ini sering ditelpon oleh ibu-ibu dari luar kota, konsultasi gizi, padahal dia bukan ahli gizi. Tetapi karena dari hatinya mengalir aliran-aliran kehidupan, maka banyak ibu-ibu tidak sungkan meminta bantuan ibu ini.
Setelah kembali ke Jakarta, ibu ini biasa mengajak anaknya bermain-main di tempat klinik yang menampung anak-anak autis.
“Kalau ketemu anak-anak autis ini saya senang banget!”
“Emangnya kenapa, bu?” tanya saya ketika ketemu Senin kemarin.
“Mereka itu suka main-main. Saya juga suka main-main bersama mereka. Kejar-kejaran. Lempar-lemparan bola. Kalau saya datang ke tempat mereka, saya dikeroyok, digelayuti anak-anak itu. Mereka senang sekali mendapat teman main baru seperti saya yang bisa mengimbangi ulah mereka. He he he..Dan saya sangat menikmati kebersamaan itu. Lupa deh dengan penderitaan anak saya….”
Kalau tidak karena musibah anaknya, sang ibu tidaklah akan mengenal dunia lain, dunia orang-orang cacat, dunia orang-orang yang terkena hidrocephalus yang mengenaskan, dunia anak-anak autis. Dan melalui kontak dengan orang-orang lain di dunia seperti itu, sang ibu tetap dapat mengucap syukur akan kebaikan Tuhan, dan ia dapat menjadi berkat: membagikan kasih dan pengharapan, membagikan ilmu gizi, membagikan dirinya bermain-main dengan anak-anak autis, dan melatih imannya terus bertahan dan makin kuat bahwa Tuhan pasti melakukan mukjizat pada anaknya. Ternyata sekali bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang percaya dan mengasihi-Nya. Minggu ini sang anak dibawa berobat ke China untuk pengobatan dengan sistem stem-cell, suatu cara pengobatan yang baru dan masih mengundang kontroversi. Kita doakan saja, agar Tuhan terus memulihkan dengan sempurna perkembangan otak dan fungsi tubuh anak ini.
Pada waktu Todd Bentley, seorang hamba Tuhan dari Kanada mengadakan KKR Kesembuhan Ilahi di Jakarta, pada tanggal 11 dan 12 Mei yang lalu, anak ini dibawa kehadapan Todd dan didoakan. Menurut Todd, Tuhan berpesan bahwa anak ini sudah disembuhkan, tinggal tunggu waktu saja kenyataannya akan terjadi.
Satu hal lagi, selama anaknya sakit dan keluarga ini konsentrasi kepada masalah anaknya, Tuhan memberkati bisnis pengusaha ini dengan dahsyat. Pelanggan dari luar daerah mengantri produk yang dijualnya begitu produk ini sampai di Jakarta. Fantastis! Dia heran karena berkatlah yang mengejar dia sampai dia keringatan, bukan keringatan karena mengejar berkat. Puji Tuhan!
Posted by Hadi Kristadi for http://pentas-kesaksian.blogspot.com
kesaksian hidup - #inspiring story - #kisah nyata - #mukjizat kehidupan - #sign and wonders - #miracles - inspirational christian story - nice story - true story - inspirational touching story - an amazing story: kisah orang biasa dengan pengalaman luar biasa - ordinary people living the extra-ordinary lives
Search This Blog
Tuesday, May 15, 2007
Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"
Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."
Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan
- A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
- B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
- C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
- D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
- E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
- F. Bpk. Irsan
- G. Ir. Ciputra - Jakarta
- H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
- I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
- J. Beni Prananto - Pengusaha
- K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
- L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
- M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
- N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
- O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
- P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
- Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
- R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
- S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
- T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
- U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
- V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
- W. Fanny Irwanto - Jakarta
- X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
- Y. Ir. Junna - Jakarta
- Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
- ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
- ZB. Christine - Intercon - Jakarta
- ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
- ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
- ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
- ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
- ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
- ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
- ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
- ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
- ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
- ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
- ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
- ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
- ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
- ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
- ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
- ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
- ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
- ZU. Justanti - USAID - Makassar
- ZV. Welian - Tangerang
- ZW. Dwiyono - Karawaci
- ZX. Essa Pujowati - Jakarta
- ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
- ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
- ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
- ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
- ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
- ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
- ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
- ZZF. Julia Bing - Semarang
- ZZG. Rika - Tanjung Karang
- ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
- ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
- ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
- ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI