Search This Blog

Wednesday, March 21, 2012

My Lovely Josephine

 




MY LITTLE ANGEL


Josephine Katherine adalah anak perempuan kami satu-satunya dari 3 bersaudara, dia terlahir tanggal 21 Pebruari 1997  kokonya yang pertama bernama Jonathan dan yang kedua bernama Joshua.


Nama Josephine  dalam bahasa Ibrani berarti “Ia Akan Bertambah”  sedangkan nama Katherine dalam bahasa Yunani artinya  “Murni”, jadi arti nama dari Josephine Katherine adalah: “Ia Akan Bertambah Murni.” Kehadiran Josephine di tengah keluarga membawa keceriaan  dan warna yang sangat berbeda karena Josephine adalah seorang pribadi yang heboh dan hal-hal kelucuan yang dia buat meninggalkan kenangan dan arti yang luar biasa buat kami keluarganya,  seorang anak yang selalu membuat kami  orang tuanya bangga dengan  segala prestasinya dan juga dalam hal imannya.

Di mata sahabat-sahabatnya dia juga meninggalkan banyak kenangan yang indah, seperti :
  • Kimberly, Josephine adalah sahabat yang paling punya banyak kenangan indah, cerita, fofo-foto bareng yang banyak sekali jumlahnya serta sms Josephine kepadanya selama sakit 3 bulan ada 366 sms dan  sms itu di print dan disimpan sebagai kenang-kenangan berharga persahabatan mereka.

  • Sherine,  Josephine adalah  sahabat yang sabar dan selalu ceria.

  • Selyana, Josephine  adalah sahabat yang meninggalkan banyak banget pelajaran dan kenangan  indah.

  • Elvina, Josephine adalah sahabat yang selalu ceria, moodbooster, kenangan yang baik dari mulai tugas sekolah sampai seru-seruan ke Dufan, pasti dia yang bikin kita happy.

  • Julian,  Josephine  adalah sahabat yang baik, lucu banget, pintar, seru kalau di ajak ngobrol, suka bantuin aku kalau ada pr/tugas/ masalah yang aku tidak bisa, moodbooster banget deh, perhatian banget sama aku dan yang lainnya. Josephine itu bagaikan malaikat yang dikirim Tuhan buat aku  dan kita semua.

  • Michelle,  Josephine sahabat yang kocak dan lucu, selalu bikin orang ketawa.

  • Jeannette,  Josephine adalah sahabat  yang sangat baik, suka ngajarin saya pelajaran Matematika ketika saya tidak mengerti.

  • Marsela,  Josephine adalah sahabat yang baik banget, ngertiin orang lain, enak di ajak kerja sama, 
    pinter, kocak, suka becanda, suka banget sama yang serba korea dan selalu ceria.

  • Dea M, Josephine adalah sahabat yang baik banget, ceria, sering senyum, selalu positif dan menginspirasi.

  • Steffany,  Josephine adalah sahabat yang suka melucu/ngelawak.

  • Sarah,  Josephine adalah sahabat yang lucu, suka becanda, selalu ceria, ngangenin orangnya, pantang menyerah, murah senyum dan baik.

  • Nadia,  Josephine adalah sahabat yang selalu bersyukur kepada Tuhan dan pantang menyerah.

  • Aldrich,  Josephine adalah sahabat yang baik banget, tidak pernah marah, pintar, selalu ceria, mudah bergaul, berbakat menyanyi dan imannya sama Tuhan luar biasa.

  • Yohanes,  Josephine adalah sahabat yang polos apa adanya, baik sekali, sangat pintar tempat untuk belajar (suka ngajarin sampai bisa), dan merupakan berkat Tuhan.

  • Gerald,  Josephine adalah sahabat yang baik banget, asyik, easy going, low profile, kocak, seru, cantik, pinter, walau kadang-kadang dia gila kalau sudah ketawa.

  • Michael,  Josephine adalah sahabat yang baik hati, pintar, murah senyum, sabar, ceria, selalu bisa membuat semua orang senang, mudah bergaul, jujur, baik, tidak mudah menyerah dan rajin. Menurut saya Josephine adalah sosok pribadi yang Tuhan utus untuk menjadi teladan buat kita teman-temannya.

  • Kevin,  Josephine adalah sahabat yang baik banget, setia kawan,  pintar, friendly, pribadi yang sangat percaya Tuhan Yesus, sosok yang bahagia banget.  Menurut  saya dia adalah sosok sahabat yang tidak tergantikan di dunia.

  • Patrick,  Josephine adalah sahabat yang baik dan cantik.
Itulah arti Josephine di mata sahabat-sahabatnya.

Kami sebagai orangtua  dari Josephine ingin berbagi cerita tentang perjuangan Josephine dalam mempertahankan imannya kepada Tuhan,  agar apa yang berhasil diperjuangkan Josephine dengan pertolongan Roh Kudus, menjadi berkat bagi banyak orang.

Gejala penyakit leukemia Josephine mulai terasa pada bulan Mei 2011. Bermula dari gejala timbul bintik-bintik di kaki seperti gejala DB (demam berdarah) tapi tidak dia hiraukan karena pada bulan  itu Josephine sibuk sekali mengikuti kegiatan pelatihan olympiade IPS tingkat SMP sehingga tidak sempat memperhatikan bintik-bintik merah yang timbul di kakinya. Kemudian timbul gejala baru di kaki dan tangannya seperti memar-memar merah ke ungu-unguan warnanya, diameternya besar-besar  seperti orang yang habis kepukul/kebentur dan dia juga mulai merasakan  lelah kecapean, mukanya pun agak pucat.


Jumat,  20 Mei 2011 adalah hari selesainya semua tanggung jawab Josephine dalam mengikuti perlombaan olympiade IPS. Esok harinya, pagi-pagi kami membawa Josephine ke laboratorium atas rekomendasi seorang dokter teman suami saya  untuk  melakukan pemeriksaan tes darah dan sore harinya ketika kami menerima hasil pemeriksaan darah, kami seluruh keluarga kaget sekali, tidak percaya bahwa anak kami diduga menderita penyakit leukemia (karena jumlah trombosit rendah sedangkan leukositnya tinggi).

Tetapi kami tidak percaya begitu saja, langsung saat itu juga kami bawa Josephine ke salah satu rumah sakit pertama untuk memastikan benar atau tidaknya anak kami menderita leukemia.  Josephine menjalani pemeriksaan tes darah lagi karena pihak rumah sakit tidak percaya dengan hasil lab yang kami bawa sebelumnya. Ternyata setelah hasilnya keluar, memang benar dari hasil lab pemeriksaan darah yang saya bawa dengan  hasil pemeriksaan lab dari rumah sakit hasilnya tidak beda jauh. Pihak rumah sakit tidak memperbolehkan Josephine pulang karena harus segera mendapat penanganan yang serius karena takut terjadi pendarahan di otak secara tiba-tiba akibat jumlah leukosit yang tinggi.  Tetapi teman suami saya tidak merekomendasikan  Josephine dirawat di rumah sakit tersebut karena kata beliau tidak ada dokter ahli darahnya.

Jadi saat itu juga kami memutuskan untuk membawa Josephine keluar dari rumah sakit tersebut  untuk dipindahkan ke rumah sakit kedua yang direkomendasikan  oleh teman suami saya (yang ada dokter ahli darahnya).  Di  rumah sakit tersebut Josephine sempat dirawat selama 3 hari.

Josephine tetap harus  menjalani test darah ulang dan pemeriksaan lainnya. Ketika kami  sekeluarga mendengar keterangan dokter yang menyatakan bahwa Josephine positif menderita penyakit leukemia dengan asumsi tipe AML. Kami sekeluarga seperti di sambar petir di siang bolong, kaget,  sedih sekali tidak percaya dengan apa yang menimpa Josephine.  Tetapi semua itu harus kami hadapi walaupun dengan hati yang hancur 
dan air mata.  Saat itu kami sekeluarga sungguh bingung, tidak tahu langkah/tindakan yang harus diambil untuk pengobatan Josephine selanjutnya.  Selama di rawat di rumah sakit tersebut, Josephine tidak mendapat pengobatan serta penanganan yang tepat dan baik.

Lalu kami sekeluarga memutuskan untuk memindahkan Josephine dari rumah sakit kedua (24 Mei 2011) ke rumah sakit 3 yang lokasinya berada dekat bandara.  Berkat pergumulan doa dan juga dukungan doa dari saudara-saudara, sabahat, pendeta, teman sepelayanan dan juga  rekomendasi seorang teman yang ternyata pernah mengalami gejala penyakit leukemia.

Kami harus melakukan upaya apa pun juga yang paling baik dan tepat  untuk pengobatan dan kesembuhan Josephine. Di rumah sakit ketiga, kembali dilakukan pengecekan ulang test darah dan lain-lainya dan setelah dilakukan evaluasi secara detail ternyata anak kami benar terkena penyakit leukemia dengan type ALL. Puji Tuhan,  ternyata tipe penyakit leukemianya tipe yang ringan tidak berat seperti dugaan dokter yang memeriksa Josephine pada waktu pertama kali. Kami sekeluarga menyerahkan seluruh pergumulan yang kami hadapi  dan segala usaha yang harus dilakukan untuk proses pengobatan  kesembuhan Josephine hanya kepada Tuhan, Allah yang sanggup melakukan dan memberikan  Mukjizat.

Selama kurang lebih 3 bulan, kami mendampingi Josephine dengan segala pergumulan sakitnya, kami melihat perubahan yang  luar biasa terjadi pada Josephine.


Ii (tante): ”Selamat pagi, cantik, bagaimana masih sakit nggak?”
Josephine : ”Selamat pagi, Puji Tuhan ii, sudah ngak sakit. Ii, semalam lihat ada orang masuk nggak ke kamar Evine?”
Ii : ”Enggak, sayang, nggak ada yang masuk kamar ini.”
Josephine : "Ada ii, orangnya baik banget."
Dia pegang tangan  Evine,  terus Evine enggak sakit lagi.”
Ii : ” Orangnya seperti apa, Vin?”
Josephine : ”Orangnya pakai jubah putih bercahaya, tubuhnya dari kristal, tapi mukanya Evine nggak bisa lihat karena bercahaya.”

Itulah mimpi anak saya ketika  pertama kali menjalani kemoterapi untuk pengobatan leukemianya. Kami sekeluarga sangat menyakini bahwa Tuhan pasti akan menyembuhkannya, karena Tuhan telah datang dalam mimpi Josephine. Terus terang,  selama mendampingi Josephine hanya mukjizat kesembuhanlah yang selalu kami pikirkan.

Hari-hari selanjutnya yang Josephine dan kami sekeluarga jalani, kami menjalani dengan Iman kepada Tuhan karena kami percaya tidak ada yang mustahil di dalam Tuhan. Perubahan sikap yang terjadi pada Josephine luar biasa. Saat Josephine menjalani semua proses pengobatan untuk kesembuhannya, kami melihat tidak seperti pada umumnya.  Seseorang yang sedang menderita sakit pastilah marah-marah, bete, berkeluh kesah, terkadang maaf ada yang sampai menyalahkan Tuhan atas penyakitnya. Tidak pernah sekalipun kami mendengar sepatah katapun yang keluar dari mulutnya kemarahan/keluh kesah atas penyakitnya tetapi justru setiap hari yang dia perkatakan hanyalah kebaikan Tuhan. 

"Mama, Tuhan Yesus itu baik sekali sama Evine. Anugerah Mukjizat-Nya sudah Evine rasakan setiap hari, Tuhan juga tidak pernah meninggalkan Evine sendiri,  DIA selalu memberi Evine Kekuatan sehingga Evine kuat  melewati semua proses pengobatan yang Evine harus hadapi dan jalani,"  dia bilang seperti itu kepada saya sambil menangis.

Kami semua sebenarnya bingung,  Josephine ini terlihat berbeda dengan anak-anak seusianya (14 tahun). Ketika sakit memiliki pemikiran, sikap, dan iman yang dewasa di dalam Tuhan.  Saya bersyukur  kepada Tuhan dengan Kuasa Roh Kudus-Nya memampukan  Josephine melihat dan merasakan Anugerah-Nya yang sungguh luar biasa.  Dalam keadaan sakitnya  Roh Kudus memampukan Josephine untuk selalu mengucap syukur. Banyak hal yang Josephine alami di rumah sakit yang membuat saya dan keluarga  takut, cemas kalau-kalau terjadi sesuatu dengan Josephine tetapi justru malah dia yang menasehati saya dan keluarga agar tidak perlu takut karena ada Tuhan Yesus yang akan selalu menolong dan memberinya kekuatan. Suatu hari ketika Josephine mengalami kondisi yang kurang baik, dia muntah berkali kali (17 kali).

Ketika saya sedang membuang muntahnya ke kamar mandi, ii/tantenya yang mendampingi, berdoa dan ii nya bilang sama Tuhan dalam doanya “cukup Tuhan” ketika dia dengar kata-kata dalam doa ii nya itu, langsung dia bilang sama ii nya :

Josephine: “Ii, (sambil memperlihatkan muka yang marah),
kenapa  ii   berdoa  seperti itu sama Tuhan?”
Ii Josephine :  ” Iya lah Vin, kamu kan sudah muntah 17 kali cukup sudah, biar Tuhan hentikan muntah-muntahnya.”
Josephine: ” Ii, apa yg tidak baik dalam tubuh Evine, Tuhan   keluarkan melalui muntah.”
Ii nya benar-benar kaget mendengar penjelasan dari Josephine.
——————————-

Beberapa minggu kemudian, Josephine mengalami kondisi kesehatan yang kurang baik  (maaf ada cacing di pup-nya), saya laporkan ke suster. Saya bertanya kenapa kok bisa di pup anak saya ada cacing, langsung suster bawa sample pupnya ke lab untuk diteliti.  Pada malam harinya ketika visit dokter, saya dipanggil oleh dokter yang menanggani anak saya. Pada waktu itu saya dimarahi oleh dokter. Dokter mengatakan bahwa saya adalah seorang ibu yang tidak bisa diajak bekerja sama untuk kesembuhan anaknya. Dokter  bilang bahwa saya pasti telah memberikan anaknya makanan dari luar (makanan dari luar  sama sekali tidak boleh diberikan ) karena makanan selama dirawat harus dari rumah sakit karena diolahnya secara steril dan air minum yang diberikan saja harus dimasak terlebih dahulu tidak boleh langsung diminum seperti air mineral. Air mineral yang diberikan kepada anak saya juga tetap harus dimasak terlebih dahulu. Saya katakan kepada dokter bahwa saya sangat sayang sekali sama anak saya,  saya tidak akan berani  memberikan makanan dari luar kepada anak saya karena saya ingin anak saya sembuh dari penyakitnya. Melihat anak saya seperti ini saja saya sedih sekali, hati saya hancur kasihan masih kecil harus mengalami sakit seperti ini. Tapi singkat cerita dokter kurang percaya dengan penjelasan saya. Di akhir pembicaraan dengan dokter, saya meyakinkan dokter lagi bahwa saya tidak memberikan makanan dari luar, jangankan memberikan, mencicipi saja tidak sama sekali,  tetapi apa mau dikata, dokter sepertinya tetap tidak percaya dengan penjelasan saya. Dokter bilang, Ibu dan saya harus ada kerja sama agar proses pengobatan anak ibu berjalan baik.” Lalu saya bilang, “Iya Dok” (saya tahu tujuan dan maksud dokter baik).  

Ketika saya kembali ke kamar, saya menceritakan semua percakapan saya dengan dokter kepada Josephine.  Reaksi Josephine  sangat mengagetkan saya.  Saya pikir, pasti Josephine  akan membela saya mamanya. Josephine bilang kepada saya, “Mama, Mama itu tidak boleh marah, justru Mama harus bersyukur sama Tuhan,  coba Mama pikir biasanya kalau Evine pup (di pispot), Mama pasti langsung membuang pup itu ke kamar mandi, tetapi kenapa waktu itu Mama melihat pup Evine yang ternyata ada cacingnya sehingga mama memanggil suster dan suster membawa sample pupnya ke lab sehingga akhirnya Evine dikasih obat cacing untuk mengeluarkan barangkali masih ada cacing-cacing lain yang masih tertinggal di dalam tubuh Evine. Jadi apapun yang tidak baik dalam tubuh Evine Tuhan keluarkan.  Jadi mama nggak usah marah-marah walaupun dokter tidak percaya apa yang mama katakan kepadanya, yang penting Tuhan tahu mama selalu melakukan yang terbaik buat Evine.” 
Josephine juga pernah mengalami panas badan yang sangat tinggi sampai mencapai panas badan 40,5 derajat celcius di sertai menggigil seluruh badannya selama kurang lebih satu minggu.  Kejadian ini membuat saya takut sekali apalagi kalau disertai dengan pusing kepala, karena bisa menyebabkan pecah pembuluh darah/pendarahan di otak akibatnya bisa koma. Di tengah kondisi seperti ini, Josephine tetap menguatkan saya, bahwa saya tidak perlu takut karena Tuhan pasti akan menyembuhkan panas badan Josephine. Terus terang,  saya sedih dan takut sekali ketika Josephine mengalami panas badan yang tinggi, saya terus berkali-kali menanyakan :

Mama: “Vine, kepalamu pusing nggak, sayang?”
Josephine : “Tidak, Ma, kepala Evine nggak pusing.”
Mama: "Puji Tuhan!”

Tidak terasa air mata menetes, saya tidak berhasil menahan kesedihan  saya  depan Josephine karena saya nggak tahan melihat kondisinya apalagi kalau Josephine menggigil, menggigilnya itu bisa 1 jam dirasakan Josephine.  Ketika dia melihat saya menangis, Josephine berkata,
Josephine :  “Mama, kenapa Mama kok nangis?”
Mama: “Tidak apa-apa, sayang.”
Josephine: “Mama, Mama jangan nangis, Evine tidak  apa-apa kok, Ma.”
Mama: “Ok, sayang.”
Josephine : “Mama harus janji jangan nangis lagi ya Ma, karena  Evine pasti akan sedih  kalau lihat mama menangis. Evine nggak tega liat mama sedih.”
Mama: “Ok, sayang.”
Josephine : ”Mama harus percaya bahwa Evine sudah merasakan Mukjizat Tuhan setiap hari, jadi mama tidak usah sedih dan takut. Tuhan pasti akan sembuhkan Evine. Kalau mama nangis lagi Mama tunggu di luar aja, karena Evine nggak kuat kalau lihat mama nangis!”
Mama : “Ok, sayang.” (sambil menangis memeluk Josephine )

Ketika Josephine mengalami panas tinggi, saya benar-benar melihat Iman Josephine  sangat luar biasa kepada Tuhan.  Panas badan yang dialami Josephine sangat mengkhawatirkan  sampai mencapai 40,5 derajat celcius,  suster menyarankan  obat Panadol diminum interval 4 jam sekali. Jika panas badannya  tidak terlalu tinggi, minum Panadolnya interval jam 5/6 jam.  Setiap kali saya mau memberikan Panadol yang ke 2 (interval 4 jam sesuai anjuran suster), Josephine selalu bilang:

Josephine : “ Mama ini belum interval 6 jam, Mama.  Baru 4 jam.”
Mama : “Iya, Vine, panas badanmu tinggi sekali, jadi minum obatnya harus interval 4 jam supaya panas badannya cepat turun.”
Josephine : “Evine nggak mau, Ma!”
Mama: “Kenapa, Vine?”
Josephine: “Mama, yang menyembuhkan itu bukan obat, tapi Tuhan Yesus!”
Mama : “Ok, sayang, Mama tahu, tapi obat ini harus tetap diminum.”
Josephine : “Evine gak mau, Ma!”
Mama: “Jadi maksud Evine gimana?”
Josephine: “ Evine tetap minum obatnya interval 6 jam!”
 
Waktu itu saya tidak mau berdebat dengan Josephine karena saya kasihan melihat keadaannya. Saya hanya bisa berdoa memohon kepada Tuhan agar panas badan Josephine segera turun dan saya diberikan kekuatan Iman seperti Josephine. Satu jam kemudian saya menawarkan kembali kepada Josephine untuk minum panadol karena sudah interval 5 jam. Panas badan Josephine hanya turun sedikit  menjadi 38,5 derajat celcius. Ternyata jawaban yang Josephine berikan tetap sama.  Sampai akhirnya interval 6 jam Josephine baru mau minum obatnya.  Di sini saya melihat kuasa Tuhan bekerja sangat luar biasa dalam diri Josephine. Penyerahan diri total dengan segala keadaannya kepada Tuhan  itulah yang membuatnya kuat menghadapi apapun yang terjadi. Justru saya yang tidak kuat dan tidak siap kalau terjadi sesuatu terhadap Josephine.

Banyak hal yang dialami Josephine di rumah sakit, semuanya justru menguatkan saya dan keluarga.  Seharusnya secara logika, orang yang sehat harus menjadi berkat, memberikan kekuatan kepada yang sakit.  Tetapi ini malah sebaliknya, justru saya dan keluarga belajar Iman dan Penyerahan Diri total dengan segala keberadaannya dari seorang anak umur 14 tahun. Josephine  tidak pernah menunjukan sikap ketakutan akan terjadi hal-hal yang fatal terhadap penyakitnya tetapi justru Josephine tenang . Josephine tahu bersama Tuhan Josephine  sanggup melewati  dan menjalani semua proses pengobatan untuk kesembuhannya walaupun kesakitan harus dia hadapi.  SMS yang dikirim ke sahabatnya yang bernama Kimberly pun isinya hanyalah ucapan syukur kepada Tuhan yang selalu memberinya pertolongan dan kekuatan.

———————————
Saya dan papanya meminta maaf  kepada Josephine  karena ternyata dari hasil akhir pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter di rumah sakit ketiga, dalam tubuh Josephine ditemukan kelainan kromosom. Josephine dinyatakan menderita penyakit leukemia dengan kelainan Philadelfia kromosom. Josephine bilang “Mama dan Papa tidak perlu minta maaf karena mama dan papa tidak bersalah.” Saya dan keluarga sangat bersyukur kepada Tuhan dipercayakan anak seperti Josephine yang mempunyai hati seperti hati Tuhan.
Josephine juga setiap hari selalu mendoakan teman-temannya yang dirawat dan menderita penyakit yang sama. Ketika Josephine mendengar cerita Velwin kesakitan  saat menerima transfusi darah, Josephine meminta saya segera ke kamar Velwin untuk memberi minyak urapan dan mendoakannya. Lalu saya pergi ke kamar Velwin dengan membawa  minyak  urapan.  Josephine mengatakan kepada ii-nya kalau dia ingin berdoa untuk Velwin. Ii-nya mencoba mendengarkan apa yang didoakan Josephine untuk Velwin. Doa Evine untuk Velwin: ”Tuhan Yesus yang baik, Tuhan lawatlah Velwin sekarang juga karena apa yang dirasakan Velwin, Evine pernah merasakannya. Tolong dia Tuhan Yesus, Amin.”
——————————————

Dari awal Josephine  masuk rumah sakit sampai menjalani semua proses pengobatan untuk kesembuhannya, kami sekeluarga bahkan Josephine pun selalu melekat, bersandar, mengandalkan, melibatkan dan mohon campur tangan Tuhan dalam segala sesuatunya. Mulai dari minum obat,  makanan, minuman, kemoterapi dan semua bentuk pengobatan yang Josephine terima, kami selalu mendoakan semuanya terlebih dahulu, mengurapinya dengan minyak urapan dan membuat tanda salib memohon agar Tuhan memberkati, menyucikan, menguduskan semua yang akan di terima oleh tubuh jasmani Josephine. Memohon perkenanan Tuhan, agar segala usaha dan upaya yang di lakukan untuk kesembuhan Josephine tidak sia-sia. Tanda salib yang saya buat,  kami sekeluarga meyakini dengan iman bahwa Tuhan Yesus telah mati di atas kayu salib dan oleh bilur-bilur-Nya Josephine menjadi sembuh.

Dukungan doa untuk kesembuhan Josephine  sangat luar biasa. Sehingga Josephine selalu kuat menghadapi semuanya dengan senyum dan ucapan syukur.  Setiap teman yang datang menengok Josephine hampir semuanya berkata  Josephine itu tidak seperti orang sakit, apalagi senyumnya membuat teman-temannya maupun dokter/suster di rumah sakit punya kesan dan kenangan sendiri tentang  Josephine.
Ketika Josephine dirawat di kamar ICU, beberapa jam sebelum dipanggil pulang ke Rumah Bapa, Josephine bilang kepada saya:

Josephine :  “Mama, itu apa? Evine silau”.  
Mama: “Silau, Vine?”
Josephine : “Iya Mama, Evine nya silau”
Mama: “Tidak ada apa-apa, sayang" (sambil  saya melihat ke seluruh ruang kamar ICU yg memang saya tidak melihat apa-apa).
Josephine : “Tapi Evine nya silau sekali, Ma”
Mama : “ Silau sekali, Vine?”
Josephine : “ Iya Ma, Evine nya silau sekali.”

Itulah yang Josephine ceritakan kepada saya sebelum Josephine pulang ke rumah Allah Bapa.  Di kamar ICU, saya meminta Josephine mengikuti doa saya “Tuhan Yesus, minta Mujizat Tuhan“.  Setelah Josephine mengikuti doa saya (walaupun agak susah untuk Josephine lakukan, tetapi Puji Tuhan, Josephine mampu melakukannya sambil bersuara) tidak lama setelah Josephine selesai mengucapkan kalimat Doa tersebut, saya melihat Josephine seperti orang mau tidur. Tidak lama kemudian justru Josephine pergi meninggalkan kami semua untuk selama-lamanya.  Kami sekeluarga kaget sekali, benar-benar tidak menyangka kalau Josephine  akan pergi meninggalkan kami semua secepat itu, karena dokter yang menangani Josephine  mengatakan bahwa 95% Josephine pasti sembuh.  Tetapi rencana dan kehendak Tuhan tidak ada yang tahu, hidup dan mati seseorang merupakan rahasia Tuhan dan tidak ada seorangpun yang mampu untuk menghindarinya karena semua orang pada akhirnya akan diperhadapkan kepada yang namanya kematian. Tuhan punya kehendak dan otoritas.

Josephine akhirnya pulang ke rumah Allah Bapa di Sorga pada tanggal 19 Agustus 2011 pk. 23. 10 WIB dengan wajah tersenyum. Sungguh sangat berat untuk kami dapat menerima kenyataan ini. Kami sekeluarga tidak menyangka kalau Josephine akan pergi secepat itu meninggalkan kami semua untuk selama-lamanya.  Hanya senyum bahagia yang Josephine tinggalkan untuk kami, senyum Kemenangan Iman.  Kami sekeluarga meyakini dengan Iman bahwa Josephine telah melihat Sinar Kemuliaan Tuhan.  Di kamar ICU pun masih terdengar lagu Mukjizat Itu Nyata melalui Ipod yang memang  selalu saya putar lagu-lagu rohani nonstop tidak pernah berhenti  sejak Josephine di rawat di kamar perawatan biasa sampai Josephine masuk kamar ICU (kurang lebih 26 jam di ICU).  Kami sekeluarga dan Josephine  menyakini  dengan Iman bahwa di dalam lagu rohani yang selalu di dengarnya setiap hari ada Kuasa Allah di dalamnya yang  mampu membuat hati Josephine tersentuh dan menangis. Lagu Mukjizat Itu Nyata adalah lagu yang mengantarkan Josephine pulang ke rumah Bapa di Surga.  Bagi kami, memenangkan Iman di dalam penderitaan adalah Mukjizat.

Mukjizat kesembuhan  tidak Josephine terima, justru sebaliknya apa yang tidak pernah terlintas dipikiran, apalagi dipikirkan oleh kami keluarga dan juga Josephine itulah yang akan Tuhan  Anugerahkan, yaitu Mahkota Kemuliaan.  Air mata yang selalu membasahi pipi Josephine dalam memperjuangkan imannya kepada Tuhan  melalui  penyakit  leukemia yang harus di hadapinya tidak sia-sia karena air mata perjuangan Iman telah Tuhan ubah menjadi Tinta emas yang  dipergunakan untuk menulis namanya  “JOSEPHINE KATHERINE”  di Buku Kehidupan kekal-Nya, karena Josephine dapat mempertahankan Iman Percayanya kepada Tuhan sampai garis akhir yaitu dia tetap Percaya, Taat dan Setia kepada-Nya.

Itulah kisah pergumulan kehidupan Josephine bersama Tuhan dalam melawan penyakitnya. Waktu 3 bulan (21 Mei-19 Agustus 2011) adalah waktu yang sangat ajaib, Tuhan memproses dan membentuk Josephine melalui penyakit leukemia dengan kelainan Philadelfia kromosom yang memang Tuhan ijinkan Josephine mengalaminya. Josephine berhasil menjadi pemenang dan menjadi pribadi yang berkenan kepada-Nya.
Kami  sekeluarga mengucap syukur kepada Tuhan walaupun kami harus kehilangan malaikat kecil kami, tetapi kami bersyukur dan bangga karena Roh Kudus telah memenangkan iman yang ada di dalam hidup Josephine.

Hidup adalah belajar. Belajar tegar dari kehilangan, belajar selalu bersyukur meski keadaan tidak seperti yang di harapkan, belajar menerima dan menikmati semua yang terjadi di dalam kehidupan ini dengan hikmat dan kesabaran  dari Tuhan. Belajar bahwa tidak ada kejadian yang harus disesali dan ditangisi karena semua rancanganNya indah bagi kami sekeluarga khususnya bagi Josephine. Tuhan Maha Tahu, segala sesuatu yang sudah, sedang dan belum terjadi, Dia tahu apa yang  paling terbaik buat kehidupan Josephine. Josephine pun tahu bahwa Tuhan pasti akan memberikan yang paling terbaik karena KASIH-NYA yang sangat luar biasa.  Seperti lagu Favorite Josephine yang berjudul “Tetap Setia” yang selalu dia nyanyikan selama dirawat di rumah sakit sampai Josephine dipanggil pulang.  Setiap Josephine menyanyikan lagu ini, air mata selalu membasahi pipinya. Lagu ini benar-benar mempunyai arti yang dalam sekali buat Josephine.  Josephine ingin menjadi pribadi yang Tetap Setia sampai akhir dengan keadaan yang dialami sekarang. Josephine ingin Tuhan sendiri yang melihat dan menyelidiki hatinya apakah dia sudah sungguh-sungguh mengasihi Yesus dengan seluruh hidupnya karena di mata Tuhan tidak ada yang tersembunyi.  Karena ketika Josephine harus berjuang sampai akhir, Josephine mau didapati oleh Tuhan menjadi pribadi yang Berkenan dan Tetap Percaya, Taat dan Setia kepada-Nya.

Hari ini tanggal 21 Pebruari 2012 adalah hari ulang tahun Malaikat kecil kami yang ke 15. Kami sambut pagi ini dengan air mata ucapan syukur kepada Tuhan yang KASIH-NYA sungguh luar biasa buat Josephine, walaupun Josephine sudah tidak bersama kami lagi.

Sayangku, Josephine,
Mama, Papa, Koko dan Ii sangat-sangat kehilanganmu.
“Selamat Ulang Tahun Sayangku,
LOVE YOU …….LOVE YOU"


Semua tinggal kenangan manis yang tidak akan pernah hilang sampai kapanpun. Kenangan indah bersama Josephine selama 14 tahun adalah hadiah Anugerah yang terindah dari Tuhan. Walaupun Kami harus menghadapinya dengan air mata tetapi kami tetap bersyukur karena air mata yang setiap kali keluar bukan lagi air mata kehilangan/kedukaan melainkan air mata ucapan syukur dan kemenangan karena ketika Tuhan memanggil Josephine untuk pulang kembali  ke rumah Allah Bapa di Sorga. Roh Kudus  telah memampukan suami dan saya menjadi orangtua yang dapat menghantarkan kembali Josephine ke pangkuan Allah Bapa dan menjadi pewaris Kerajaan Sorga dengan bertanggung jawab.
Terima kasih Tuhan Yesus Kristus, atas semua yang Tuhan ijinkan terjadi di dalam kehidupan kami dan kami  sekeluarga harus menerima, mengalami dan menjalaninya.  Tetapi kami bersyukur Tuhan tidak pernah meninggalkan kami sendiri.  Sampai sekarang Tuhan senantiasa menata hati setiap kami, sehingga sekarang kami  melihat kematian bukan suatu kehilangan tetapi suatu kemenangan dan Mukjizat  yang mendatangkan kemuliaan bagi Nama Tuhan. Roh Kudus memampukan kami melihat Mukjizat dari cara pandang yang berbeda, selama ini kebanyakan orang melihat bahwa Mukjizat itu adalah Kesembuhan. Kami sangat bersyukur kepada semua pribadi yang mengalami Mukjizat Kesembuhan, jangan sia-siakan hidupmu karena Tuhan telah memberikan kesempatan kedua dalam kehidupmu, pakailah seluruh hidupmu untuk Kemuliaan nama-Nya.

Josephine sudah jadi pemenang, itu Mukjizat buat kami. Dia sudah menjadi tunangan dan mempelai Allah. Kematian di dalam Kristus adalah kelahiran baru di kekekalan bersama Bapa di Sorga,  karena di balik Kematian ada Anugerah dan Berkat Tuhan yang luar biasa yang sudah Tuhan sediakan bagi anak-anak-Nya yang menang dalam mempertahankan IMAN kepada-Nya.

Josephine,  kita semua sangat bangga dengan Imanmu, kau tetap percaya, taat dan setia sampai garis akhir. Roh yang ada di dalam hidupmu dimampukan oleh Roh Allah untuk memenangkan anugerah dan imanmu kepada Tuhan, sehingga kau dapat memperoleh mahkota kemuliaan-Nya.  Josephine adalah Anugerah Tuhan yang paling berharga dan sangat berarti. Kami mengucap syukur kepada Tuhan yang telah memproses dan membentuk iman Josephine dengan perjuangan dan air mata melalui penyakit leukemia yang dideritanya selama 3 bulan. Belajar  hidup untuk selalu melekat, bersandar dan mengandalkan Tuhan di dalam setiap kehidupan kita. Tuhan akan memberikan yang paling terbaik menurut  rencana dan kehendak-Nya.

Terima kasih Tuhan, Engkau tidak mengharapkan kami  untuk mengetahui semua jawaban yang benar/mengerti semua hal yang terjadi dan yang kami alami. Engkau hanya menginginkan kami untuk percaya penuh kepada-Mu.   Saat kami berpegang pada tangan-Mu yang kokoh, kami merasa tenang. Tuhan tidak pernah berubah, selalu berjalan di depan kami dan meluruskan jalan bagi kami. Lekatkan hati kami untuk selalu melekat dengan hatiMu dan ajar kami Tuhan untuk selalu menyukakan hati-Mu.
Kebahagiaan memang menawan, tetapi hanya memberi sedikit pelajaran. Kesedihan memang menakutkan tetapi banyak manusia yang bercahaya hidupnya karena berhasil melewati gunung kesedihan dalam memperjuangkan  Imannya kepada Tuhan

Kami sekeluarga berharap agar apa yang kami alami dan rasakan menjadi berkat bagi setiap pribadi yang membacanya, sehingga pengalaman kebenaran hidup yang kami alami ini mendatangkan kemuliaan bagi nama TUHAN.
 
Mukjizat  bukan  melulu  kesembuhan.
Mukjizat  adalah  apa  yang  terbaik  menurut  Rencana  dan  Kehendak  Bapa
Mukjizat  adalah   Kerja sama  kedua  belah  pihak  (Roh  yang  ada  di  dalam  diri  kita  dengan Roh  Allah).
Pengalaman  Kebenaran  adalah  pelajaran  hidup  yang  paling  berharga  dan tidak  dapat  di nilai  oleh  apapun  karena  ada  harga   mahal  yang  harus  di  bayar  dan  itu  tidaklah  mudah  untuk  menerima  dan  melewatinya.
Jangan  sia – siakan  pengalaman  Kebenaran  yang  dari  Tuhan.  Jadikan  itu  berkat  buat  setiap  pribadi  yang  mau  mendengar  dan  belajar dari  apa  yang  kami  alami  dan  rasakan.
Percaya, Taat  dan  Setia  kepada  Tuhan,  belajar  hidup  untuk  selalu  melekat,  bersandar  dan  mengandalkan  Tuhan  di  dalam  setiap  kehidupan  kita, Dia  akan  memberikan  yang  terbaik  menurut  Kehendak  dan  Rencana-Nya.
Apa  yang  tidak  pernak  terlintas  di pikiran  kita, apalagi  kita  pikirkan  justru itulah  yang  akan  Tuhan  anugrahkan  kepada  kita.
Pengalaman  hidup  adalah  kebenaran  yang  terukir  di  loh  hati  dan  tak  akan  pernah  hilang  di  dalam  kehidupan  kami.
Aku telah lama berjuang dengan gigih bagi Tuhan dan sepanjang perjuangan itu aku tetap setia  Kepada-Nya,  Sekarang tiba waktunya bagiku untuk berhenti berjuang dan beristirahat,  di Sorga telah disediakan Mahkota Kebenaran yang akan diberikan kepadaku oleh Tuhan."                                                                                 2 Timotius 4:7-8
“…….. Hari kematian lebih baik daripada hari kelahiran, Akhir suatu hal lebih baik daripada awalnya."                                                                                                                                                                                        Pengkotbah 7:1, 8a
Jesus  Bless You.

Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN http://pentas-kesaksian.blogspot.com dari sumber : http://2jkl.wordpress.com/

Note:
Terima kasih untuk pesanan buku "Mukjizat Kehidupan" oleh Bapak Nico di Sidoardjo yang dikirimkan untuk kerabatnya di Sragen. Semoga hari ini, Rabu 21 Maret 2012, buku sudah diterima dengan baik.

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI