Setiap saya menemukan kue lupis dimana saja, saya selalu teringat kesaksian seorang ibu penjual lupis yang terjadi puluhan tahun yang lalu. Waktu itu saya masih remaja. Ibu yang telah lelah berkeliling itu beristirahat sejenak di rumah kami. Sebagai pedagang keliling dengan berjalan kaki, wajarlah bila ia lelah dan butuh istirahat barang sejenak.
Tidak disangka bahwa dalam perbincangan dengan keluarga saya di teras rumah, ibu penjual lupis keturunan India ini didalam istirahatnya, masih menyempatkan diri menyaksikan kepada keluarga kami akan pertolongan Tuhan yang dia alami.
Suatu waktu, seperti biasa, ibu ini melangkahkan kakinya dari rumah dengan menjunjung tampi lupis diatas kepalanya. Langkah yang penuh harapan bahwa lupis jualannya akan laku dan ia akan membawa pulang uang untuk kebutuhan anak-anaknya yang masih kecil-kecil.
Tetapi hari itu merupakan kejadian yang aneh. Suatu kejadian yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Sejak pagi ia berangkat dari rumah hingga menjelang siang, tidak satu orang pun yang membeli kue lupisnya. Menyadari keadaan itu, si ibu inipun mulai kuatir. Ia kuatir tidak dapat membawa uang pulang ke rumah untuk membeli beras dan sedikit lauk untuk keperluan keluarga besok hari. Sedangkan suaminya yang biasanya kerja serabutan dengan penghasilan yang tidak dapat diharapkan, sedang tidak bekerja sejak beberapa minggu.
Siang pun berlalu, ibu ini terus berkeliling sambil meneriakkan nama dagangannya yaitu "Lupis! Lupis! Lupis." Sementara itu peluh sudah membasahi tubuhnya yang kurus yang diselimuti baju yang warnanya mulai pudar. Semakin sore, semakin sering pula dia meneriakkan lupisnya, mungkin karena perasaan kesal bercampur dengan kwatir yang semakin menjadi-jadi. Tetapi sungguh aneh, sampai jam 5 sore, semua usahanya sepertinya sia-sia. Tidak satu orangpun yang membeli lupis dagangannya. Ini sungguh belum pernah terjadi.
Dalam kelelahan dan putus asa, iapun duduk di pinggir jalan sambil merenungkan nasibnya hari itu. Air matanya mulai menetes. Ibu ini menangis bukan karena menyesali segala usaha dan jerih payahnya yang seakan sia-sia, karena ia sadar bahwa itu adalah tanggung jawab yang harus dilakukannya. Tetapi ia menangis karena memikirkan apa yang akan dimakan oleh anak-anaknya besok.
Di tengah isak-tangis dan kegalauannya, tiba-tiba ia teringat kepada Tuhan. Di atas rerumputan di pinggir jalan itu ia duduk dan berdoa di dalam hati, ”Tuhan, hari ini aku tidak mendapat apa-apa. Aku sudah berusaha, tapi tidak seorangpun membeli daganganku. Aku tidak menyesal atas jerih payahku yang sia-sia. Tetapi Engkau tahu Tuhan, anak-anak yang Engkau berikan kepadaku butuh makan besok hari. Terserah Engkaulah, Tuhan.”
Setelah berdoa, iapun beranjak dari tempat duduknya dan bermaksud untuk membuang ke tong sampah semua kue lupisnya. Tapi kemudian tiba-tiba ia berpikir untuk membuang dagangannya itu ke sebuah sangai kecil yang terdapat di pinggiran komplek perumahan kami. Iapun berjalan menuju kesana sambil tetap menjunjung tampi dagangannya, tapi tidak lagi meneriakkannya.
Saat menuju ke sungai itulah, tiba-tiba seorang anak kecil memanggilnya. Iapun menoleh dan mendatangi anak kecil yang berdiri di teras rumahnya itu. “Beli lupis, bu” kata anak itu. Ia sempat tertegun, tapi ia terus mendekati anak kecil itu. Rupanya di teras itu ada beberapa orang dewasa dan anak-anak sedang berkumpul dan bercanda ria. Dan sesampai di teras itu, bukan anak kecil ini saja yang membeli kue lupisnya, tapi seorang ibu, yang mungkin ibu anak itu malah memborong semua kue lupisnya. Sungguh kejadian yang luar biasa. Tuhan menjawab doanya. Sumber: Elia Stories Care.
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com
kesaksian hidup - #inspiring story - #kisah nyata - #mukjizat kehidupan - #sign and wonders - #miracles - inspirational christian story - nice story - true story - inspirational touching story - an amazing story: kisah orang biasa dengan pengalaman luar biasa - ordinary people living the extra-ordinary lives
Search This Blog
Thursday, February 5, 2009
Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"
Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."
Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan
- A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
- B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
- C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
- D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
- E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
- F. Bpk. Irsan
- G. Ir. Ciputra - Jakarta
- H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
- I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
- J. Beni Prananto - Pengusaha
- K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
- L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
- M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
- N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
- O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
- P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
- Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
- R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
- S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
- T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
- U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
- V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
- W. Fanny Irwanto - Jakarta
- X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
- Y. Ir. Junna - Jakarta
- Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
- ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
- ZB. Christine - Intercon - Jakarta
- ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
- ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
- ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
- ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
- ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
- ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
- ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
- ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
- ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
- ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
- ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
- ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
- ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
- ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
- ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
- ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
- ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
- ZU. Justanti - USAID - Makassar
- ZV. Welian - Tangerang
- ZW. Dwiyono - Karawaci
- ZX. Essa Pujowati - Jakarta
- ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
- ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
- ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
- ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
- ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
- ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
- ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
- ZZF. Julia Bing - Semarang
- ZZG. Rika - Tanjung Karang
- ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
- ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
- ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
- ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI