Search This Blog

Wednesday, November 26, 2008

Three Yellow Roses

Tiga Mawar Kuning
Aku berjalan memasuki toko bahan makanan, tanpa tujuan khusus untuk membeli bahan makanan. Aku tidaklah lapar. Kesedihan karena kehilangan suamiku yang berusia 37 tahun masih membayang. Dan toko bahan makanan ini menyimpan banyak kenangan manis.

Rudy, suamiku, seringkali datang bersamaku dan hampir setiap waktu ia akan berpura-pura pergi untuk mencari sesuatu yang spesial. Aku selalu mengawasinya berjalan di antara rak barang dan dia akan kembali membawa tiga kuntum mawar kuning di tangannya.
Rudy tahu bahwa aku menyukai mawar kuning.

Dengan hati yang penuh duka, aku hanya ingin membeli beberapa barang dan pergi, namun berbelanja bahan makanan ini menjadi berbeda sejak kepergian Rudy. Berbelanja sendirian membutuhkan waktu dan pikiran lebih banyak dibandingkan dengan berbelanja bersama Rudy. Ketika aku berdiri di muka tempat daging, aku mencari-cari daging steak kecil yang paling sesuai dan aku masih ingat betapa Rudy menyukai daging steak.

Tiba-tiba seorang wanita datang di sampingku. Ia berambut pirang, ramping dan cantik memakai celana panjang hijau muda. Aku mengawasinya ketika ia mengambil satu pak T-bone yang besar, menaruhnya di troly-nya, lalu bimbang ingin mengembalikannya, dan akhirnya menaruh lagi di keranjangnya. Ia berbalik pergi dan sekali lagi meraih bungkusan daging steak. Ia melihat ke arahku yang memandanginya dan ia tersenyum. “Suamiku suka sekali T-bones, tetapi jujur saja, dengan harga yang demikian mahal, aku tidak tahu.”

Aku berusaha menahan perasaanku dan memandang matanya yang biru muda. “Suamiku meninggal delapan hari lalu,” kataku kepadanya. Sambil menoleh ke arah bungkusan di tangan wanita itu, aku berjuang untuk menahan getaran suaraku. “Belikan saja daging steak itu. Dan nikmati setiap waktu yang kalian miliki bersama.”

Ia menggelengkan kepala dan aku melihat emosi di matanya ketika ia menaruh bungkusan daging steak ini ke dalam troly-nya dan berlalu. Aku berbalik dan mendorong kereta belanjaanku sepanjang gang menuju bagian produk susu. Di sana aku berdiri, mencoba memutuskan berapa ukuran susu yang aku harus beli. Satu kuart, akhirnya aku memutuskan dan berpindah ke bagian es krim dekat bagian depan toko itu.

Kalau tidak ada apa-apa, aku selalu langsung memakan es krim dalam cone itu. Aku menaruh es krim itu ke dalam kereta belanjaan dan memandang ke depan menuju ke depan toko. Aku melihat mula-mula celana panjang hijau mudanya, kemudian menyadari bahwa wanita cantik itu menuju ke arahku.

Di tangannya ia membawa bungkusan. Di wajahnya ada senyum yang paling cerah yang pernah aku lihat. Aku bayangkan ada lingkaran cahaya halo yang lembut mengelilingi rambutnya yang pirang ketika ia terus berjalan ke arahku, sementara matanya terus terpaku ke arahku. Ketika ia sampai di dekatku, aku melihat apa yang ia bawa dan airmata mulai bergayut di mataku.

“Ini buat anda!” katanya dan meletakkan tiga kuntum bunga mawar kuning yang indah di tanganku. “Kalau anda melewati kasir, mereka akan tahu bahwa mawar ini sudah dibayar.”

Ia mendekatiku dan memberi ciuman lembut di pipiku, kemudian tersenyum kembali. Aku ingin memberitahu kepadanya apa yang ia telah lakukan, apa arti mawar kuning itu bagiku, namun kata-kataku tercekat di tenggorokanku. Aku hanya dapat memandanginya berlalu sementara airmata menutupi pandanganku.

Aku memandangi mawar kuning itu yang dibungkus dengan bungkus hijau dan aku hampir tak mempercayai bahwa itu adalah sesuatu yang nyata. Bagaimana wanita itu tahu kesukaanku?

Tiba-tiba jawaban itu nampaknya begitu jelas. Aku tidak sendirian. “Oh, Rudy, engkau tidak melupakanku, bukan?” kataku berbisik dengan berlinangan airmata. Rudy masih peduli kepadaku dan wanita itu adalah malaikat yang dikirim Rudy untuk memberikan mawar kuning ini.

Bersyukurlah setiap hari atas apa yang engkau miliki dan atas dirimu! Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
(Sumber: Inspirational Nursing - diterjemahkan oleh Hadi Kristadi untuk http://pentas-kesaksian.blogspot.com - mohon keterangan ini jangan dihilangkan ketika anda memforwardnya untuk memberkati orang-orang yang anda pedulikan - terima kasih banyak)


*****

The Three Yellow Roses
I walked into the grocery store not particularly interested in buying groceries. I wasn't hungry. The pain of losing my husband of 37 years was still too raw. And this grocery store held so many sweet memories.

Rudy often came with me and almost every time he'd pretend to go off and look for something special. I knew what he was up to. I'd always spot him walking down the aisle with the three yellow roses in his hands.

Rudy knew I loved yellow roses.

With a heart filled with grief, I only wanted to buy my few items and leave, but even grocery shopping was different since Rudy had passed on.
Shopping for one took time, a little more thought than it had for two. Standing by the meat, I searched for the perfect small steak and remembered how Rudy had loved his steak.

Suddenly a woman came beside me. She was blond, slim and lovely in a soft green pantsuit. I watched as she picked up a large pack of T-bones, dropped them in her basket, hesitated, and then put them back. She turned to go and once again reached for the pack of steaks. She saw me watching her and she smiled. "My husband loves T-bones, but honestly, at these prices, I don't know."

I swallowed the emotion down my throat and met her pale blue eyes. "My husband passed away eight days ago," I told her. Glancing at the package in her hands, I fought to control the tremble in my voice. "Buy him the steaks. And cherish every moment you have together."

She shook her head and I saw the emotion in her eyes as she placed the package in her basket and wheeled away. I turned and pushed my cart across the length of the store to the dairy products. There I stood, trying to decide which size milk I should buy. A quart, I finally decided and moved on to the ice cream section near the front of the store.

If nothing else, I could always fix myself an ice cream cone. I placed the ice cream in my cart and looked down the aisle toward the front. I saw first the green suit, then recognized the pretty lady coming towards me.

In her arms she carried a package. On her face was the brightest smile I had ever seen. I would swear a soft halo encircled her blond hair as she kept walking toward me, her eyes holding mine. As she came closer, I saw what she held and tears began misting in my yes.

"These are for you," she said and placed three beautiful long stemmed yellow roses in my arms. "When you go through the line, they will know these are paid for."
She leaned over and placed a gentle kiss on my cheek, then smiled again. I wanted to tell her what she'd done, what the roses meant, but still unable to speak, I watched as she walked away as tears clouded my vision.

I looked down at the beautiful roses nestled in the green tissue wrapping and found it almost unreal. How did she know?

Suddenly the answer seemed so clear. I wasn't alone. "Oh, Rudy, you haven't forgotten me, have you?" I whispered, with tears in my eyes. He was still with me, and she was his angel.

Everyday be thankful for what you have and who you are.

Ditulis oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI