Search This Blog

Thursday, September 6, 2007

From Whore House to Church Ministry

Rudy Rasmus dibesarkan sebagai anak tunggal dalam sebuah keluarga bisnis. Inilah penuturannya bagaimana mantan mucikari bisa jadi pendeta:

Ayah saya adalah orang percaya, tetapi ia tidak pergi ke gereja. Pada dasarnya ia membesarkan saya untuk tidak mempercayai para pendeta dan orang-orang gereja.

Tahun berganti tahun akhirnya saya mengambil alih manajemen "bisnis keluarga saya” - rumah pelacuran. Gadis-gadis di sana bekerja sendiri. Mereka tidak bekerja pada saya secara langsung, tetapi saya menyediakan fasilitas-fasilitas untuk kegiatannya. Secara tidak langsung, saya adalah mucikari sebuah rumah pelacuran.

Sebenarnya, tempat itu adalah sebuah motel di pusat kota. Saya juga memiliki sebuah toko minuman di dekat sana, tetapi itu adalah kegiatan saya yang khusus. Kegiatan produktif saya adalah sebagai agen real estate: saya menjual real estate pada siang hari dan malam harinya saya menjalankan usaha itu. Saya melakukan kedua hal itu selama kehidupan masa dewasa saya, tetapi pada tahun 1984 saya bertemu seorang wanita yang akhirnya menjadi istri saya.

Ketika saya bertemu dengan Juanita sesuatu dalam dirinya membuat saya terkagum-kagum, dan akhirnya saya menyadari bahwa itu adalah imannya. Ia membawa saya kepada Kristus, dan ketika kami menikah pada tahun 1985, saya ikut dia ke gereja. Saya masih menjalankan bisnis saya dan masih terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang khusus di sekitar kota Houston, tetapi sesuatu mulai terjadi.

Ketika saya pertama kali pergi ke gereja, Windsor United Methodist, saya hanya duduk di sana seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang tidak percaya, mencari-cari kekeliruan- mencari-cari sesuatu yang salah. Akhirnya saya justru bertemu dengan pendeta gereja itu, Kirbyjon Caldwell, dan ia menjadi pendeta pertama yang saya percayai. Kami akhirnya menjadi teman, dan saya sangat heran karena orang itu mau menerima saya, padahal ia tahu bagaimana saya mencari uang. Penerimaannya benar benar membantu membuat terobosan dalam diri saya. Ia merangkul saya dan saya menjadi agen real estatenya. Tidak lama setelah itu, ia meminta saya untuk melayani dalam dewan administratif gereja.

Saat itu saya masih punya banyak pertanyaan tentang Alkitab dan saya masih belum menjadi orang percaya yang sejati. Tetapi pada akhir tahun 1990, saya menerima Kristus, dan itu merupakan saat yang paling besar bagi diri saya. Ayah saya tidak senang akan hal itu, dan ia menggunakan bahasa yang agak bervariasi untuk membuat saya tahu apa yang ia pikirkan. Tetapi, saya mulai berubah, dan semua orang bisa melihatnya. Salah satu karyawan saya, yang sekarang juga datang ke gereja, berkata bahwa ia tahu saat hal ini terjadi. Ia berkata bahwa sejak hari itu, segala sesuatu tentang diri saya menjadi berbeda. Saya menemukan suatu kesadaran, dan kesadaran itu benar-benar mulai menuduh saya akan bisnis yang saya lakukan.

Pada suatu hari saya menemui ayah saya dan memberitahunya bahwa saya tidak bisa menerima pendapatan dari bisnis itu lagi. Ia berkata bahwa ia tahu ada yang salah dengan diri saya, karena ia telah membesarkan saya sebagai seorang kapitalis materialistis yang bagus. Setelah itu, saya mulai mengubah gaya hidup saya dan mencoba untuk mencari nafkah dengan cara lain. Pada awalnya memang sukar. Tetapi pada akhir tahun 1991, saya pergi menemui Kirbyjon dan memberitahunya bahwa saya menerima panggilan untuk melakukan pelayanan. Nah, jujur saja, saya tidak tahu apa artinya hal itu. Tetapi Kirbyjon hanya menyandarkan punggungnya ke kursi dan memandang saya, dan ia berkata, "Mengapa?"

Mula-mula saya tidak benar-benar bisa menjawab pertanyaan Rev. Caldwell. Tetapi sementara Allah bekerja dalam hati saya, saya menyadari bahwa saya mempunyai kerinduan besar untuk membagikan pesan yang sudah mengubah kehidupan saya sendiri. Rev. Caldwell mendorong saya untuk belajar dan menumbuhkan pengetahuan Alkitabnya, dan pada tahun 1992, ia memberitahu saya tentang sebuah gereja besar di pusat kota yang keanggotaannya sudah merosot sampai hampir tidak ada anggota sama sekali. Saya memutuskan untuk pergi ke sana dan memeriksanya. Ia menjelaskan bahwa gereja ini mungkin bisa menyediakan tempat pengembangan yang memungkinkan untuk jemaat Windsor yang besar dan terus bertumbuh.

Saya mengendarai mobil ke pusat kota dan berhenti di depan gereja itu. Bahkan sebelum saya keluar dari mobil, saya memanggil istri saya, Juanita, dan berkata, "Sayang, ini dia! Inilah tempatnya!" Saya begitu senang dan pada saat itu, saya tahu bahwa saya tidak saja berhasil pergi ke tempat Allah sudah menuntun saya, tetapi saya juga menemukan tujuan saya dalam kehidupan ini. Sampai pada waktu itu, saya tidak pernah sekalipun membawakan khotbah, dan saya bahkan belum pernah masuk ke dalam bangunan itu. Tetapi ketika saya sampai di trotoar, saya tahu bahwa gereja itu adalah tempat di mana saya dipanggil.

Ketika saya keluar dari dalam mobil, saya lihat orang-orang yang tidak punya rumah di sekitar bangunan itu. Apa yang saya lihat itu tidak pernah lepas dari pikiran saya, tetapi hal itu tidak membuat kami bersantai. Kami pindah ke dalam gedung gereja itu pada bulan Juli 1992, dan pada bulan Oktober, kami mengadakan kebaktian perdana kami.

Untuk membantu pembukaan gereja baru itu, Rev. Caldwell mengirimkan sebuah kelompok paduan suara dari Windsor untuk menyanyi dalam kebaktian jam 10 pagi. Saya saat itu terus mendapat pendidikan dan pelatihan, dan dengan paduan suara yang hebat yang didukung dana besar setiap hari Minggunya, gereja itu mulai bertumbuh. Dan saat itu kami menyadari bahwa misi kami harus melibatkan orang-orang yang harus kami bawa masuk ke dalam gereja orang-orang yang tidak punya rumah. Jadi, kami memutuskan untuk menyediakan satu kali makan setiap minggu untuk orang-orang ini.

Kami tidak tahu waktu itu, tetapi Allah sedang menyiapkan sesuatu yang bahkan lebih besar. Karena makanan gratis yang kami bagikan itu, kami mendapat perhatian dari seorang penulis tentang keagamaan di Houston Chronicle, dan pada bulan Maret 1993, pada tahun pertama kami, tidak lama sebelum hari Paskah, surat kabar itu memuat cerita satu halaman penuh di halaman depan: 'Gereja Pusat Kota Melayani Para Tunawisma.' Hal itu menciptakan kehebohan. Orang-orang membaca artikel tentang sebuah gereja yang sedang melakukan apa yang mereka pikirkan memang harus dilakukan oleh sebuah gereja, dan tiba-tiba banyak orang mulai datang ke gereja. Dalam waktu satu tahun, dari angka nol kami kemudian memiliki jemaat lebih dari lima ratus orang. Hari ini jemaat kami ada 8.100 orang dengan tiga kali kebaktian, dan fasilitasnya ditambah sampai maksimal. Jemaat yang ada datang dari bermacam-macam latar belakang, kira-kira 48 persen laki-laki dan 52 persen perempuan, dan mereka datang dari 150 kode wilayah di sekitar Houston.

Bersama-sama dengan gereja-gereja Methodist di seluruh penjuru Amerika yang anggotanya banyak sekali, gereja di pusat kota Houston itu, yang dahulunya tempat berkumpul para tunawisma, sekarang menjadi gereja yang hidup dan bertumbuh pesat. Apa yang berubah? Saya sudah menemukan konteks di mana saya seharusnya berada. Saya sudah menemukan Allah dan Allah sudah memberi saya sebuah tugas yang sesuai dengan kerinduan saya.
(Diambil dari Buku Finishing Well, terbitan Metanoia, 2007 hal 200-203 - diedit seperlunya agar lebih enak dibaca)
Posted by Hadi Kristadi for http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI