Menjadi “Yusuf” Di Market Place.

Selesai saya melayani sebuah Persekutuan Doa Kantor, saya diajak sharing dengan Vice President di perusahaan itu yang juga menjadi pemrakarsa Persekutuan Doa Kantor tersebut. Beliau membagikan apa yang dialami di kantor itu.

Perusahaan ini adalah sebuah group perusahaan yang terdiri dari lebih dari tiga puluh perusahaan, dimiliki sebuah keluarga muslim yang anaknya ada tujuh dan menjadi para pemimpin di group perusahaan. Di perusahaan ini yang “in charge” adalah Putera Kedua. Namun diantara keluarga ini sedang ada perpecahan.

Dalam sebuah ibadah raya, Vice President ini mendengar dengan jelas suara Tuhan, “Tanggal 18 Juni 2007 suasana kantor memanas. Tanggal 28 Juni juga akan ada suasana panas.” Lalu ada juga suara Tuhan yang menyatakan, "Seorang anak-Ku akan jatuh, tapi tak sampai tergeletak.”

Pesan Tuhan itu disharingkan sang Vice President kepada atasannya, agar beliau siap-siap. Benar saja, tanggal 16 Juni tiba-tiba datang tim Auditor dari kantor Principal. Akhirnya urusan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tanggal 28 Juni juga ada kejadian yang hebat, ketika pihak saudara-saudara Putera Kedua mengambil alih kantor cabang Surabaya. Dalam keadaan sakit demam dan panas badan tinggi, sang Vice President diutus ke Surabaya untuk menyelesaikan urusan di sana. Berhari-hari beliau berkoordinasi dengan aparat setempat, sementara sang owner (Putera Kedua) mengadakan lobbying di Jakarta. Akhirnya urusan di Surabaya selesai ketika Kepala Kapolres di sana menjamin bahwa pendudukan kantor cabang Surabaya secara ilegal dapat dibereskan. Kemudian diperoleh informasi, bahwa seorang anak Tuhan yang menjadi pengacara terkenal dan semula membela pihak keluarga yang berseberangan, akhirnya mengundurkan diri. Ia lebih baik mengundurkan diri daripada dipermalukan dalam perkara ini.

Setelah melihat bahwa pesan-pesan Tuhan yang diterima sang Vice President ini ternyata benar dan relevan, maka atasan sang Vice President, yaitu Putera Kedua, selalu menanyakan, “Ada suara Tuhan apa lagi?” Padahal beliau adalah seorang muslim yang taat. Di kala lain sang Vice President berkata kepada Putera Kedua, “Tuhan minta supaya bapak datang kepada ayahanda, minta maaf, juga datang kepada kakak minta maaf.” Karena selama ini beliau berselisih paham dengan ayahanda dan kakak laki-lakinya.

Saat ini sang pemilik mengizinkan adanya Persekutuan Doa Kantor setiap minggu. Padahal sebelumnya tidak terbayangkan kemungkinan adanya persekutuan doa di perusahaan keluarga muslim yang setiap ruang kantornya dipasangi ayat-ayat Al Qur’an dalam bingkai foto.

Kalau kita merenungkan peranan anak Tuhan yang menjadi Vice President di kantor itu, kita membayangkan dia sebagai Yusuf yang menjadi “bapak” bagi Firaun di Mesir. Kini atasannya, Putera Kedua, selalu meminta nasihat dan pesan Tuhan yang diterima anak Tuhan yang profetik ini. Dia telah menjadi garam dunia dan terang dunia di lingkungan kantornya, di Market Place.
Posted by Hadi Kristadi for http://pentas-kesaksian.blogspot.com