Sejak saya bertobat dan mengenal Tuhan Yesus lebih dalam lagi, saya meninggalkan profesi saya sebagai seorang preman. Kami mulai berjualan sembako di Surabaya. Usaha ini ternyata diberkati Tuhan. Namun masih ada satu hal yang mengganjal. Setelah enam tahun menikah kami belum dikaruniai seorang anak. Saya mengajak isteri saya untuk memeriksa kesehatan kami ke dokter. Bahkan saya sempat dioperasi kecil oleh dokter spesialis kandungan. Sudah banyak uang kami habiskan hanya untuk periksa, terapi dan berbagai macam test. Meskipun kami dinyatakan sehat, namun terapi itu tidak menghasilkan apa-apa.
Pada suatu ketika adik isteri saya melahirkan. Saya disuruh datang mengambil bayi mereka di Rumah Sakit dan meminta kami mengangkatnya menjadi anak kami karena mereka belum siap untuk mengurus bayi. Dalam keadaan masih merah, bayi itu langsung saya bawa pulang dan saya cuci sendiri ari-arinya. Oh, betapa senangnya kami pada waktu itu. Kami mempunyai momongan, meskipun kami tetap berharap bahwa kami akan memiliki anak kandung sendiri.
Keinginan kami untuk mempunyai anak sendiri telah terkubur lama. Kami mengisi hari-hari kami dengan ikut persekutuan dan aktif melayani di gereja. Seorang teman mengajak saya untuk hadir dalam suatu pertemuan bagi para pengusaha. “Tidak, ah! Saya tidak mau datang ke pertemuan seperti itu karena biasanya orang kaya itu sombong-sombong.” Saya menolak dengan tegas. Namun dengan gigihnya teman saya itu berusaha meyakinkan saya bahwa mereka adalah orang-orang percaya yang sudah lahir baru. Akhirnya saya menyetujui untuk datang ke pertemuan itu. Setiba di sana saya disambut dengan sangat ramah dan mereka kelihatan sangat bersukacita dengan kehadiran saya, suatu hal yang belum pernah saya alami sebelumnya. Mereka mau menerima saya apa adanya. Setelah saya semakin betah bergabung di pertemuan para pengusaha itu, saya kemudian mengajak isteri saya untuk juga bergabung dalam pertemuan Ladies of Fellowship.
Pada tahun 2004 kaki isteri saya bengkak-bengkak. Kalaupun ada bengkak-bengkak pada bagian tubuh lain, hal itu tidak akan terlalu kelihatan karena tubuh isteri saya gemuk. Saya menduga bahwa dia sakit ginjal, sehingga saya belikan obat-obatan untuk sakit ginjal karena isteri saya selalu menolak untuk dibawa ke dokter. Karena bengkaknya tidak ada perubahan, saya memanggil tukang pijat, siapa tahu dengan dipijat bengkaknya akan mengempes. Tapi tetap tidak ada hasil, bahkan perutnya tambah mules-mules. Beberapa hari kemudian keponakan kami yang badannya gemuk-gemuk datang dan ikut memijat isteri saya. Karena pijatannya tidak terasa, lalu mereka menaiki tubuh isteri saya dan menginjak-injaknya. Tapi tetap tidak ada hasil.
Setelah lama tidak ada perubahan dalam bengkaknya tubuh isteri saya dan kini ditambah dengan perut yang mules mules, saya mulai khawatir dia terkena lever. Dengan bantuan dari keluarga, kami memaksa isteri saya agar mau dibawa ke dokter, dan dia setuju. Kami membawa dia ke dokter internis. Menurut hasil pemeriksaan, di dalam perut isteri saya ada cairan sekitar enam liter dan jika tidak ditangani segera akan membahayakan dirinya.
Lalu kami diberi surat pengantar ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih detail, termasuk pemeriksaan dengan USG. Di laboratorium isteri saya menjalani seluruh test dan kami dikejutkan dengan pernyataan dokter. “Menurut pemeriksaan kami, isteri bapak sudah hamil delapan bulan!” Hamil? Delapan bulan? Saya tidak dapat berkata-kata apa-apa lagi. Kenapa selama ini kami tidak tahu? Apa karena postur isteri saya yang gemuk sehingga tidak terlihat hamil? Memang siklus haid siteri saya tidak seperti wanita pada umumnya. Dia bisa mendapat haid dalam enam bulan, bahkan setahun sekali. Lagipula siapa yang menyangka dalam usianya yang lebih dari 40 tahun dia akan dikaruniai seorang anak?
Kami jadi khawatir mengingat perut isteri saya pernah diinjak-injak oleh keponakan-keponakan kami.
“Dokter, apakah anak kami akan lahir cacat? Mengingat isteri saya pernah dipijat dengan cara diinjak-injak oleh keponakan kami?”
“Oh, tidak. Tidak ada masalah. Anak bapak sangat sehat. Bulan depan ibu sudah dapat melahirkan.” kata dokter dengan mantap.
Kemudian kami diberi surat pengantar ke rumah sakit bersalin. Keesokan paginya kami berangkat ke sana. Pihak rumah sakit menyarankan agar isteri saya segera dioperasi minggu depan. Timbul kecurigaan dalam hati saya, kenapa keputusan persalinan itu harus cepat dilaksanakan?
“Dok, apakah ada masalah dalam kandungan isteri saya sehingga harus dioperasi secepat itu?” Saya takut apabila bayi itu akan lahir cacat. Lagipula saya mempertimbangkan usia isteri saya yang berisiko untuk melahirkan.
“Tidak perlu menunggu terlalu lama, pak, untuk sesuatu yang dapat kita lakukan sekarang.” kata dokter.
Dokter itu meyakinkan saya bahwa semuanya akan berjalan baik. Tetapi saya percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kami. Seandainya Dia memberikan yang buruk, saya “mengancam” tidak akan bersaksi mengenai kebaikan Tuhan lagi.
Akhirnya anak kami lahir dengan normal. Tetapi saya masih merasakan kenganjilan karena sejak keluar dari rahim ibunya, kenapa bayi ini tidak menangis seperti bayi lainnya? Ketakutan kembali menyelimuti saya. Dalam kepanikan itu saya berseru dan berdoa kepada Tuhan, supaya anak saya jangan lahir cacat. Selesai berdoa, mukjizat segera terjadi. Anak kami akhirnya menangis sangat keras, bahkan paling keras diantara bayi-bayi yang lain.
Kami sangat gembira melihatnya dan bersyukur kepada Tuhan. Meskipun kami harus menanti dua puluh lima tahun, apa yang semula sempat kami abaikan dan tidak kami pikirkan, ternyata Tuhan masih mengingatnya dan menyediakannya. Dia setia pada janji-Nya di saat kita sungguh-sungguh melayani Dia. Itulah kesaksian bapak Iwan, seorang pengusaha sembako di Surabaya, member dari FGBMFI Karunia Chapter Surabaya yang menikah dengan Megawati dan dikaruniai anak bernama Sherlin. Kisah ini diambil dari buletin Voice yang diterbitkan Full Gospel Businessmen' Fellowship Indonesia vol. 86/2006.
Diedit oleh Hadi Kristadi untuk http://pentas-kesaksian.blogspot.com
kesaksian hidup - #inspiring story - #kisah nyata - #mukjizat kehidupan - #sign and wonders - #miracles - inspirational christian story - nice story - true story - inspirational touching story - an amazing story: kisah orang biasa dengan pengalaman luar biasa - ordinary people living the extra-ordinary lives
Search This Blog
Tuesday, June 19, 2007
Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"
Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."
Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan
- A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
- B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
- C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
- D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
- E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
- F. Bpk. Irsan
- G. Ir. Ciputra - Jakarta
- H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
- I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
- J. Beni Prananto - Pengusaha
- K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
- L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
- M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
- N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
- O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
- P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
- Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
- R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
- S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
- T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
- U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
- V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
- W. Fanny Irwanto - Jakarta
- X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
- Y. Ir. Junna - Jakarta
- Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
- ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
- ZB. Christine - Intercon - Jakarta
- ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
- ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
- ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
- ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
- ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
- ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
- ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
- ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
- ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
- ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
- ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
- ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
- ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
- ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
- ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
- ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
- ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
- ZU. Justanti - USAID - Makassar
- ZV. Welian - Tangerang
- ZW. Dwiyono - Karawaci
- ZX. Essa Pujowati - Jakarta
- ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
- ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
- ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
- ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
- ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
- ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
- ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
- ZZF. Julia Bing - Semarang
- ZZG. Rika - Tanjung Karang
- ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
- ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
- ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
- ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI