Search This Blog

Wednesday, July 15, 2009

Luck

Dalam acara Business Art With Mario Teguh di saluran O-Channel, ada seseorang yang bertanya, "Berapa persen peran keberuntungan dalam menentukan sebuah kesuksesan?"

Karena sebelumnya Mario Teguh selalu menekankan tentang berpikir positif dan bertindak positif untuk mencapai hal yang positif, saya jadi bertanya-tanya, apa jawaban yang akan diberikannya. Sebab umumnya orang beranggapan bahwa keberuntungan itu adalah sesuatu hal yang berada di luar kepastian sebuah teori yang matematis.

"Luck" bagi banyak orang adalah suatu misteri, sehingga di dalam saku atau dompet dengan diam-diam orang membawa sebentuk "jimat keberuntungan." Benda-benda yang sudah didoakan atau dikeramatkan diharapkan bisa membawa keberuntungan bagi pemiliknya.

Tentunya kita masih ingat akan ikan arwana yang harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah karena dianggap bisa memberi keberuntungan. Padahal dahulu kala di tempat asalnya, ikan Arwana termasuk dalam daftar menu makanan kegemaran penduduk setempat.

Saya termasuk seberuntung saudara kita di pedalam Kalimantan, karena pernah menikmati daging ikan Arwana milik saudara yang tiba-tiba sekarat karena salah makan. Terasa nikmat lebih karena membayangkan sedang menyantap daging seekor ikan yang pernah ditawar jutaan rupiah, tetapi berakhir tragis di penggorengan.

Fengshui bagi sebagian orang juga dipercaya mengubah keberuntungan lebih besar bagi yang mengikutinya. Bahkan ada saluran TV yang secara khusus menayangkan program fengshui, dan ternyata menjadi tayangan dengan rating yang tinggi - karena memang orang sangat rindu untuk meraih keberuntungan hidup.

Keberuntungan adalah hal yang diliputi kabut misteri yang menyebabkan orang mengambil kesempatan dengan menawarkan barang dan jasa yang bisa menyingkap kabut kalau-kalau bisa menemukan keberuntungan dibaliknya. Beruntung adalah lawan dari sial, yang kedatangannya pasti dihindari oleh semua orang.

Kemudian apa jawaban Mario Teguh? Seperti biasa sambil tersenyum dan penuh percaya diri dia menjawab, "Orang menempuh pendidikan yang baik supaya hidupnya beruntung. Orang berpakaian dengan rapi dan baik supaya beruntung. Orang menjaga tutur kata dan tingkah lakunya supaya beruntung dalam pergaulan. Orang melakukan semua hal yang baik supaya beruntung dalam hidupnya."

"Jadi berapa persen peran keberuntungan dalam sebuah kesuksesan? Jawabnya adalah Seratus Persen!"

Hebat sekali sekali jawaban yang diberikan. Mengubah hal yang diluar perkiraan dan tidak terukur (intangible) menjadi hal yang terukur (tangible) dan masuk akal. Semua penonton di studio dan juga di rumah setuju dan membenarkan jawaban jitu yang diberikan oleh Mario Teguh.

Tetapi kemudian saya melihat hal berbeda - bukan karena mau mengkritisi atau merasa lebih pintar dari Mario Teguh. Saya lebih melihat bahwa keberuntungan yang disampaikannya adalah bentuk "keberuntungan yang diusahakan."

Orang dengan pendidikan yang tinggi mempunyai tingkat keberuntungan yang lebih besar daripada yang berpendidikan rendah. Orang dengan penampilan fisik yang sempurna akan lebih beruntung dalam hidupnya dibandingkan yang cacat. Orang yang kuper (kurang pergaulan) tidak akan seberuntung orang yang pergaulannya luas. Dan masih banyak deretan yang lain untuk menunjukkan bahwa semua yang terbaik dan sempurna bisa menciptakan keberuntungan yang lebih. Semua alasan itu mudah untuk dipahami.

Tetapi disamping "keberuntungan yang diusahakan" saya akan menambahkan dengan "keberuntungan yang dianugerahkan". Akan tetapi kita harus hati-hati dengan keberuntungan yang kedua untuk tidak menjadi latah dengan gambaran jimat ataupun ikan arwana di penjelasan awal.

Di kantor, saya menemukan orang melamar pekerjaan dengan ijazah SMU karena itu yang dibutuhkan dibandingkan dengan ijazah sarjana yang dimiliki.

Ada teman wanita yang cantik, pintar, karir bagus dan sudah ingin menikah tetapi tidak ada yang mengajukan proposal padanya. Sempat dia memburu cowok idamannya, tetapi pelaminan ternyata berpihak pada wanita lain yang tampak biasa-biasa saja.

Ada staf di kantor yang pendidikannya tinggi, pintar, pribadinya simpatik, mudah bekerjasama dengan baik - tetapi di manapun ditempatkan tidak mencapai target karir yang membuatnya frustrasi. Sampai akhirnya saya ajak dia untuk bergabung dengan team di proyek yang saya kerjakan. Baru saya tahu penyebab utamanya, yaitu entah kenapa dia selalu berada di tempat dan waktu yang tidak tepat.

Banyak kali, dia tidak ada di tempat karena sedang ditugaskan untuk mengerjakan pekerjaan yang lain. Padahal momen itu berguna bagi karirnya. Walaupun saya sudah berusaha memberi jalan untuk membantunya, mendorong semangatnya, tetapi pada akhirnya selalu ada saja yang membuatnya tidak berhasil.

Kemudian dia resign. Ternyata hanya beberapa minggu setelahnya ada program penyegaran perusahaan yang menawarkan kompensasi resign dengan nominal yang lebih tinggi. Karena surat resignnya terlanjur sudah diterima oleh management sebelumnya, maka dia tidak bisa menerima kompensasi sebesar yang ada di program penyegaran.

Karena ketidakberhasilan bekerja dengan orang lain, dia memutuskan untuk wirasrasta. Tetapi setelah itu saya mendengar usahanya juga bermasalah cukup serius. Saya sampai bingung sendiri melihat kenyataan itu, dan akhirnya mengakui bahwa dia adalah orang yang 'tidak beruntung'.

Saya punya banyak teman yang merasa tidak seberuntung yang lain - walaupun tingkat pendidikannya lebih tinggi. Walaupun dia sudah berusaha bekerja sama dengan semua pihak. Walaupun sudah mengorbankan waktu dan pikiran untuk lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan keluarga dan hubungan sosial; tetapi tetap saja mereka merasa tidak sukses - sehingga harus berpindah dari satu tempat kerja ke tempat yang lain. Sehingga akhirnya memutuskan untuk berhenti berpindah dan menekuni satu pekerjaan dengan merasa tetap tidak berhasil.


Kalau saya mengajukan sebuah pertanyaan, "Apakah anda merasa beruntung saat ini?" Saya percaya jawaban yang saya terima adalah lebih banyak gelengan kepala dengan perasaan sedih. Kenapa bisa seperti itu? Karena semua usaha dan kerja keras yang sudah dilakukan untuk membuatnya beruntung ternyata tidak sebanding dengan harapan keuntungan ataupun sukses yang sudah diraih. Itu yang membuat orang merasa tidak sukses atau bahkan merasa gagal dalam hidup.

Mereka pada akhirnya merasa gagal karena berusaha meraih keberhasilan dengan menggunakan "Keberuntungan yang diusahakan."

Ada jalan keluar yang lebih manjur untuk mencapai kesuksesan diluar cara-cara pengumpulan jimat, fengshui atau pun kerja keras untuk membentuk "kebentungan yang diusahakan." Cara yang ampuh yaitu dengan menggunakan jurus, "keberuntungan yang dianugerahkan."

Petrus, Thomas, Natanael dan dua orang murid Tuhan Yesus adalah para profesional penjala ikan. Tetapi dengan semua kemampuan yang membuatnya bisa memperoleh "Keberuntungan yang diusahakan," semalam-malaman mereka bekerja dan tidak menangkap apa-apa. Nothing! Tidak ada satu ikan pun yang berhasil diperoleh.

Tetapi menjelang siang, mereka kembali melaut dengan berbekal "Keberuntungan yang dianugerahkan" oleh Tuhan Yesus, dan mereka memperoleh ikan-ikan besar sebanyak seratus lima puluh tiga ekor dan jalanya tidak koyak (Yohanes 21:11).

Memang tetap diperlukan keahlian dan usaha mereka sebagai "keberuntungan yang diusahakan." Mereka harus bisa mengendalikan perahu, harus bisa membuat jala, harus bisa menebarkan jala dan menarik jala dengan benar serta semua keahlian yang harus dimiliki oleh seorang nelayan. Akan tetapi keberhasilan memperoleh ikan ternyata hanya karena "keberuntungan yang dianugerahkan."

Berapa besar perbandingan keduanya? Kalau diperhitungkan terhadap hasil akhir dan kesuksesan yang diraih, maka porsi "keberuntungan yang diusahakan" sekitar 10% dan "Keberuntungan yang dianugerahkan" sebesar 90%. Ada yang menyebut 15% dan 85%, tetapi semuanya setuju bahwa "keberuntungan yang dianugerahkan" menduduki peran yang paling utama.


Apa kata TUHAN melalui nabi Yeremia mengenai kedua macam keberuntungan ini?

Pertama, mengenai "keberuntungan yang diusahakan," dalam Yeremia 17:5 dikatakan :
"Beginilah firman TUHAN: 'Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!' "

Ternyata TUHAN sama sekali tidak berkenan dengan orang yang MENGANDALKAN kesuksesannya pada "keberuntungan yang diusahakan." Kemampuan dasar memang harus dimiliki dan kerja keras harus dilakukan - tetapi itu lebih dipandang sebagai sarana pendukung saja. Sebab jika itu yang menjadi andalan untuk memperoleh keberhasilan, maka TUHAN justru berfirman sebaliknya: "Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk."

Melihat hasil dari jerih payah yang sia-sia itu, kita bisa menyimpulkan dengan satu kalimat pendek, "Capek deh ...."

Sekarang bagaimana dengan "keberuntungan yang dianugerahkan"? TUHAN rupanya menjamin dengan firmanNya, "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN." (Yeremia 17:7)

Kemudian hasil yang bisa dicapai dengan "keberuntungan yang dianugerahkan" itu adalah: "Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."

Suatu kesuksesan yang luar biasa yang pasti dicapai oleh orang yang mengandalkan dan bergantung kepada, "keberuntungan yang dianugerahkan." Dahsyat... Sumber: Elia Stories.

Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI