Search This Blog

Friday, July 3, 2009

God's Providence

Tuhan Menyediakan
Suatu hari anak perempuan kami yang ketiga mau menikah di Surabaya. Karena pernikahannya di Surabaya, maka semua urusan pernikahannya kami serahkan kepada calon besan. Bagian yang harus kami bayar waktunya kurang lebih satu setengah bulan sebelum anak kami menikah. Dia akan menikah tanggal 22 Juli 2001. Ketika itu kami sudah mempunyai uang tabungan untuk biaya pernikahannya. Walaupun belum semuanya lunas, tetapi lebih dari separuh keperluan dana sudah bisa dibayar dan saya berjanji kepada anak kami bahwa minggu berikutnya dana akan ditransfer.

Tetapi ketika saya akan mentransfer dana ke rekening anak kami, Tuhan menyuruh saya memakai uang pernikahan anak untuk memberkati gembala saya sebagai hadiah ulang tahunnya. Saya menguji apakah itu dari Tuhan atau bukan. Saya membicarakan masalah ini suami saya. Ternyata suami saya sehati dan sepikir. Maka uang itu kami pakai untuk membeli kado bagi gembala kami dan hanya tersisa uang Rp. 350.000,- Ketika anak kami tidak menerima transfer dana, dia menelpon saya, “Mami, mana uangnya? Kok tidak ditransfer?” “Sorry, ya nak. Uang itu telah dipakai untuk memberkati gembala kita, untuk hadiah ulang tahunnya. Jadi, mami belum transfer buat kamu.”

Bisa dibayangkan betapa stresnya anak kami, tetapi dia tidak berani marah kepada maminya. Dia mulai bingung.

Dia bertanya kepada saya, “Kalau begitu, kapan mami punya uangnya?”

Saya berkata, “Percaya saja, Tuhan pasti akan menyediakan uangnya sebelum pernikahan itu.”

“Kapan Tuhan pasti kirim uangnya, mi?”

“Mami tidak tahu kapan Tuhan akan kirim uangnya. Tetapi mami percaya, Tuhan pasti kirim. Dia tidak pernah terlalu cepat dan juga tidak terlambat.”

Ketika saya menjawab demikian, anak kami di Surabaya menjadi stres berat. Dia tidak bisa makan, menjadi kurus dan sakit. Dia tidak tahu bagaimana memberitahu calon mertuanya ketika dia ditanya tentang dana untuk melunasi biaya-biaya pernikahannya: mana dana untuk membayar baju pengantin, mana dana untuk membayar uang muka gedung, dan sebagainya. Anak kami, Wirawaty, tidak bisa menjawab. Dia hanya bisa bilang bahwa uangnya telah dipakai maminya untuk memberkati gembalanya.

Ketika mama saya mengetahui hal ini, dia menyuruh saya datang ke Surabaya. Sampai di Surabaya mama saya marah-marah. Dia berkata, “Kamu ini taruh otak dimana? Bukan di kepala, tetapi di kaki! Masakan uang untuk anak menikah tinggal satu bulan lebih dipakai untuk memberkati gembala? Setelah itu, kamu tidak tahu kapan punya uang untuk membayar.” Dia bilang lagi, “Apakah aku perlu telpon adikku agar dia membayar biaya pernikahan anakmu?”

Saya berkata, “Tidak perlu, ma! Tuhan itu Allah yang tidak pernah berutang. Dia pasti mengganti uang itu dan pasti jumlahnya lebih banyak. Bagaimana caranya, saya tidak tahu.” Ketika saya dimaki-maki mama saya, saya menerima saja. Mama marah karena dia mengasihi cucunya. Cucunya sedang stres karena mau menikah tidak ada uang. Tetapi Tuhan menaruh iman di hati saya bahwa Dia Allah yang sanggup melakukan segala sesuatu dengan ajaib dan luar biasa. Saya tidak goyah dan tidak pikir-pikir cara yang lain. Saya percaya saja. Saya lakukan bagian saya, dan taat pada apa yang Tuhan suruh. Sekarang giliran Tuhan melakukan bagian-Nya.

Pada tanggal 26 Juni 2001, kira-kira satu bulan kurang beberapa hari dari tanggal pernikahan, tiba-tiba ipar saya menelpon. Saya disuruh mengambil uang hasil penjualan tanah yang dibeli ipar saya dua bulan lalu yang macet di Bank. Ipar saya membeli tanah itu sebesar nilai utang yang harus saya bayar kepada bank tersebut. Pada saat ipar saya setuju membeli tanah itu, pada waktu itu dia belum punya uang tunainya. Dia minta waktu untuk membayarnya karena dia sedang mengurus kredit di bank. Dua bulan kemudian, tepatnya tanggal 26 Juni 2001, kreditnya disetujui. Ketika kreditnya keluar, dia menelpon saya untuk membayar ke bank dan menyetorkan uangnya agar sertifikat bisa ditarik kembali.

Saya mengambil dana dari ipar saya, membawa uang itu ke bank untuk melunasi kredit saya. Ketika membayar di bank, dari jumlah nilai yang saya bayarkan, petugas bank mengembalikan dana sebesar Rp.100 juta.

Saya bertanya, “Kenapa Rp. 100 juta ini dikembalikan, pak?”
“Setoran itu kebanyakan untuk melunasi utang ibu,” kata petugas bank.

Saya tidak bertanya lagi, karena kemungkinan saya mendapatkan potongan sebesar Rp.100 juta dari bank. Saya memang pernah mengajukan permohonan untuk mendapatkan keringanan beban bunga yang berbunga. Namun surat itu belum dibalas. Ternyata Tuhan menggerakkan para pemimpin di bank itu untuk mengabulkan permohonan saya. Ketika saya taat memberikan Rp. 40 juta sebagai kado bagi gembala saya, Tuhan ganti dengan Rp. 100 juta. Segera saya transfer dana yang diperlukan anak kami. Kami mengucap syukur atas kebaikan-Nya.

“Dari mana uangnya, mi?”
“Dari Tuhan,” kata saya.

Sumber: Buku "Tuhan Itu Nyata" oleh Ibu Pdt. Lidya Dewi Yana, diterbitkan oleh Penerbit Bethlehem. Diposting pertama kali oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com pada tanggal 3 Juli 2009.

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI