Search This Blog

Monday, May 11, 2009

Ministry to the Poor

Nama Tambus Sihombing mungkin kurang dikenal banyak orang Kristen. Namun bagi anak-anak jalanan, gelandangan, pengamen, penghuni gubuk-gubuk di sepanjang bantaran rel kereta api di wilayah Senen sampai Kota, pria kelahiran tahun 1953 ini tidak asing lagi. Selama 19 tahun ia telah melayani mereka dengan memberi makanan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan rumah singgah.

Awal pelayanan Tambus berawal dari Perayaan Natal tahun 1990 di Gelanggang Olahraga Remaja di Senen, Jakarta Pusat. Di luar dugaan, acara tanpa publikasi itu dihadiri ribuan anak jalanan, orang buta dan lumpuh, gembel dan pengemis yang ada di sekitar Stasiun Kereta Api Senen.

"Acara Natal itu spontan karena ada dana sumbangan dari Advent Bangun, mantan artis dan sekarang sudah menjadi pendeta di GTI Tiberias, sebesar Rp. 5 juta. Akhirnya kami menyewa gedung gelanggang remaja Senen. Kami memasak sendiri makanan untuk mereka." tutur Tambus kepada Majalah Narwastu Pembaruan belum lama ini.

Melihat antusiasme mereka, ia pun tergerak untuk melayani lebih jauh. Setiap pagi bersama istrinya, Habibah, Tambus menelusuri jalan sepanjang rel kereta api dari Stasiun Senen hingga Stasiun Beos di Kota, untuk memberi makan para penghuni gubuk-gubuk plastik, anak-anak jalanan, pengamen, sekaligus berbincang-bincang sembari membagikan Firman Tuhan.

"Kami berjalan kaki untuk mencari jiwa-jiwa, bersahabat dengan mereka, memberi bantuan, membagikan makanan dan sebagainya. Awalnya kami melakukan pendekatan, berbincang-bincang, bertamu dan minum di gubuk mereka. Kadang-kadang kami juga tidur-tiduran di gubuk mereka. Saya tidak merasa risi untuk minum dan tidur-tiduran di tempat kumuh seperti itu. Ketika kami datang mereka sudah menyuguhkan minuman untuk kami. Kami banyak ngobrol dengan mereka: bertanya latar belakang mereka, bertanya bagaimana mereka bisa sampai tinggal di situ, bertanya tentang masalah-masalah yang mereka hadapi dan sebagainya."

Pelayanan Tambus Sihombing kemudian semakin berkembang. Dia mulai mengadakan ibadah bagi kaum pra-sejahtera itu. Sekitar 50 sampai 100 orang hadir dalam ibadah sederhana di pinggir rel kereta api. Tempat ibadah pun berpindah-pindah. Pernah di Mess Irian di Jalan Tanah Tinggi, pernah di Wisma Duma di Tanah Tinggi, kemudian pindah lagi ke Cempaka Putih.

Dalam pelayanannya Tambus pernah mengalami tantangan ketika salah seorang preman bernama Slamet mengancam. "Waktu itu dia mengancam akan membunuh saya kalau masih terus melayani orang-orang di pinggir rel kereta api. Akhirnya, saya berdoa dan esoknya jam 10 pagi saya mendatangi gubuknya. Kemudian saya bertemu dan mengobrol dengan dia."

Satu bulan setelah pertemuan itu rupanya Slamet menderita sakit Hernia dan harus dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo untuk operasi dengan biaya Rp. 7 juta. Karena dia tidak ada dana untuk operasi, lalu istrinya meminta Tambus untuk mendoakannya. "Saya mengajak istri saya untuk berdoa di gubuknya. Saya berkata kepada Slamet untuk membuang semua jimat-jimat yang dipegangnya. Saya katakan, 'Kamu rela tidak semua jimat ini dimusnahkan supaya kamu sembuh?' Akhirnya dia rela. Kami membakar semua jimat-jimat itu. Lalu sebelum pulang saya katakan, 'Malam ini kamu bukan tambah sembuh, tapi tambah sakit. Tetapi jangan takut, besok Tuhan akan sembuhkan kamu jika kamu tetap percaya kepada Tuhan Yesus dan berdoa. Jam lima pagi kamu akan sembuh.' Saya berkata seperti itu dengan spontan. Kemudian saya berdoa terus. Jam lima pagi saya sudah ada di dekat gubuknya, terus berdoa, tetapi dia tidak tahu. Akhirnya dia disembuhkan Tuhan. Preman yang tadinya melarang orang-orang lain untuk beribadah kepada Tuhan itu akhirnya menerima dan percaya kepada Tuhan Yesus. Sekarang, malahan dia mengajak anak-anak jalanan, pengamen, pemulung untuk beribadah kepada Tuhan," kata Tambus terharu.

Tambus juga menuturkan bahwa pelayanannya dimulai dari dana pribadi, tanpa menunggu bantuan orang lain. Semua dilakukan hanya karena cinta-kasihnya kepada Tuhan dan ingin melaksanakan Amanat Agung yang terdapat dalam Matius 28. Meskipun demikian, tanpa disadari rupanya banyak orang yang terbeban untuk membantunya dengan memberikan dana tanpa ingin diketahui jati diri mereka.

Sampai sekarang Tambus sudah membangun dua rumah singgah di Bulak Macan Permai, Bekasi Barat, dan satu rumah jompo di Jl. Kembang Sepatu, Senen, Jakarta.

"Di rumah singgah ini ada 36 orang yang kami tampung. Dua rumah singgah di Bekasi Barat, yang satu untuk anak-anak perempuan, dan satu lagi untuk anak-anak laki-laki. Di rumah singgah itu kami memberikan ketrampilan kepada mereka di Balai Latihan Kerja yang ada di Kalimalang, Jakarta Timur. Jika ada anak-anak jalanan yang berbakat, kami mengirim mereka untuk sekolah teologi di Semarang. Setelah mereka belajar selama enam bulan di sana, mereka akan dikirim pelayanan ke Kalimantan. Jika mereka ingin bekerja di dunia sekuler, kami menyalurkan mereka ke perusahaan-perusahaan. Jika ada di antara mereka yang ingin berdagang, kami juga membantu mereka."

Dengan rumah singgah itu Tambus memindahkan mereka dari habitat mereka yang tidak sehat dan memberikan sentuhan kasih kepada mereka. Apa yang dilakukan Tambus selama ini sudah banyak membuahkan hasil. Dari antara mereka yang pernah tinggal di rumah singgah itu, ada yang sudah menjadi hamba Tuhan, penjual minuman, tenaga satpam, dan sebagainya. Bahkan ada di antara mereka yang sekarang bekerja di Batam, Medan, dan daerah lainnya untuk bekerja di berbagai perusahaan. Sumber: Majalah Narwastu Pembaruan edisi Mei 2009. Diposting pertama kali di Pentas Kesaksian http://pentas-kesaksian.blogspot.com pada tanggal 11 Mei 2009. Mohon keterangan ini jangan dihilangkan ketika anda memforwardnya atau memuatnya di website/blog anda. Terima kasih banyak.

Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI