Search This Blog

Tuesday, February 24, 2009

Bathroom Marriage

Pernikahan Kamar Mandi
Sudah lama sekali aku tidak mengisi blog. Ngapain? Macem-macem. Ngurusin buku sendiri, ngasong buku "Berjalan di Air Pasang Surut", ini-itu, dan yang jelas ya ngurusin keluarga lah...

Kemarin tanggal 1 November 2008 bertepatan dengan Pesta Semua Orang Kudus, aku boleh merayakan anniversary pernikahan kami yang keenam. Baru 6 tahun... baru boleh masuk SD. Baru sadar kalau pernikahan itu memang tidak seindah di novel atau film. Setelah enam tahun menikah, rasanya sudah tidak terlalu kaget lagi kalau melihat Si Ayah yang begitu. Sejak awal pernikahan memang kedewasaannya bukan bertambah, memang sedikit naik, tetapi banyak turunnya. Berantem hampir tiap hari. Hal kecil jadi besar, macam-macamlah. Rasa kangen juga jarang banget. Bosen? Pasti! Tepatnya: bosen yang diributin itu lagi-itu lagi. Kayaknya kok dia tidak belajar banget dari kesalahan. Demen bener dia jatuh di lobang yang sama. Sudah tahu bininya galak dan bawel, hal yang tak disukai kok masih saja dikerjain terus? Rasanya aku tak dihargai deh...

Sampai kadang sempat terpikir untuk berpisah. Tapi tak semudah itu 'kan? Kawinnya saja sok yakin, berpisahnya kok begitu saja? Awalnya dramatis, akhirnya tidak seru... Belum lagi gimana ngomongin ke semua orang yang dulu jadi tumpuan proses married-nya. Yang paling penting: anak-anak gimana? aku mau tinggal di mana? Rumah ini cuman satu, masa dibagi dua? Wuih... ribet deh...!

Sempat juga aku flirting (melirik) sama beberapa teman cowok. Hasilnya? Wah, menyedihkan! Ngapain saja? Chatting aja ato SMS! Mau dating 'kan tak semudah itu. Aku ibu Rumah Tangga tanpa pembantu, masa dating bawa anak-anak? Gila apa? Berapa lama sempat "selingkuh"? Seumur jagung! Paling lama juga sebulan. Kok "bubar"? Bukan "bubar", tapi aku yang kabur. Kualitas cowok-cowok itu sama sekali tak layak dibandingkan sama Si Ayah. Ada yang dominan, sok ngatur, cemburuan, tak legowo, kurang semangat melayani, emosional, tak berpikiran terbuka, tidak pandai mendengarkan... Akhirnya, ya balik lagi ke Si Ayah.

Sampai akhirnya pada suatu hari - seperti biasa, ide datang ketika sedang mandi - aku berpikir bahwa pernikahan itu ibarat kamar mandi. Kok begitu? Tak ada metafora lainnya? Jelek amat! Kenapa kamar mandi? Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di kamar mandi: mandi, buang air kecil, buang air besar (bahkan untuk yang satu ini, Si Ayah pasti lama karena menghabiskan sebatang rokok belum lagi ngelamunnya...), cuci muka-tangan-kaki, sikat gigi, cukur kumis, macam-macam deh. Konsep kamar mandi di sini tentu saja yang konvensional, misalnya tidak punya wastafel luar. Dalam kondisi apapun - senang, sedih, marah, bahagia - kapanpun pasti kita ke kamar mandi kan? Apa karena lagi senang terus buang air kecilnya ditahan? Atau karena marah maka tidak buang air besar? Tengah malam juga bisa terbangun dan mampir ke kamar mandi, kecuali ingin ranjangnya basah dan berbau tidak sedap...

Aku sendiri sering menemukan ide cemerlang ketika di kamar mandi. Setidaknya, itu waktu yang paling pribadi dan tidak diganggu anak-anak kecuali mereka mendadak mau buang air juga. Lain lagi dengan Si Ayah, dia bisa hilang selera buang air besarnya di sembarang WC, meskipun senyaman WC hotel. Hasratnya ditahan sampai di rumah. Begitu sampai di rumah langsung terbirit-birit ke kamar mandi. Pemandangan ini beberapa kali terjadi, tapi tetap saja buat anak-anak menjadi pertunjukan komedi segar.

Seorang kawan malah paling senang bergaul dengan BlackBerry-nya ketika buang hajat. Baginya, itulah satu-satunya kesempatan menyendiri. Pernikahan juga begitu. Dalam kondisi apapun, kapanpun, pada akhirnya aku selalu kembali ke Si Ayah. Justru dengan tidak dibatasinya pergaulanku, makin bisa membandingkan kalau orang lain belum tentu sebaik Si Ayah. Aku orang yang yakin kenapa jodohku Si Ayah. Meskipun sering juga ketika sedang bertengkar merasa menyesal kenapa dulu mau saja kawin lari.

Buatku, orang yang tidak puas dengan "kamar mandinya" tidak akan pernah menemukan "kamar mandi ideal". Pasti akan selalu ada saja cacatnya. Padahal semua kamar mandi sama: ada perangkat mandi baik berupa bak air, shower maupun bathtub, ada WC entah itu duduk atau jongkok dengan berbagai model, ada gantungan baju/handuk. Mungkin ada wastafel atau cermin, mungkin tidak. Bentuknya beraneka ragam dengan ongkos pembuatan dan perawatan bervariasi tapi tetap mengusung fungsi utama yang sama: mandi dan buang air. Dan yang terpenting lagi, untuk masuk kamar mandi aku tidak harus dalam perasaan tertentu.

Dulu, ketika berpikir untuk berpisah, aku yakin kalau aku tidak akan kawin lagi. Aku yakin bahwa pernikahan kedua dan seterusnya adalah memainkan drama yang sama dengan pemeran dan karakter yang berbeda. Jadi ngapain kawin-cerai? Aku cukup senang dengan kamar mandiku. Sesekali ada kerusakan ya dibetulkan. Selama segala kebutuhanku di kamar mandi itu terpenuhi, kenapa ganti kamar mandi? Jangan-jangan nanti malah menyesal bahwa "kamar mandi" pertamanya yang paling pas buat kita... Hidup kamar mandi!

Salam Damai, Genevive Lini Hanafiah
www.via-lattea.org, dari Milis Ida Arimurti

Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI