Search This Blog

Wednesday, January 28, 2009

From Caterpillar to Butterfly

Ada lagu populer yang belakangan ini sering terdengar di radio dan menjadi soundtract sebuah sinetron di TV. Ikuti kisahnya di bawah ini:

Untuk mendengarkan lagunya, lihat di http://gudanglagu.com/s/sindentosca/sindentosca-kepompong/ Klik YouTube di sebelah kanan.

Lirik Lagu Kepompong - Sind3ntosca

dulu kita sahabat
teman begitu hangat
mengalahkan sinar mentari

dulu kita sahabat
berteman bagai ulat
berharap jadi kupu-kupu

* kini kita melangkah berjauh-jauhan
kau jauhi diriku karna sesuatu
mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
namun itu karna ku sayang

reff:
persahabatan bagai kepompong
mengubah ulat menjadi kupu-kupu
persahabatan bagai kepompong
hal yang tak mudah berubah jadi indah

persahabatan bagai kepompong
maklumi teman hadapi perbedaan
persahabatan bagai kepompong
na na na na na na na na na

semua yang berlalu
biarkanlah berlalu
seperti hangatnya mentari

siang berganti malam
sembunyikan sinarnya
hingga ia bersinar lagi

** dulu kita melangkah berjauh-jauhan
kau jauhi diriku karna sesuatu
mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
namun itu karna ku sayang

repeat reff

*****

Bagaimana ciri seorang anak muda yang telah menciptakan 800 lagu? Autis. Begitu menurut bahasa gaul untuk menyebut orang kuper yang asyik dengan dirinya sendiri. Gambaran itu ada pada Jalu Hikmat Fitriadi. Ia selama bertahun-tahun berkutat di depan komputer, mengutak-atik Cakewalk dan Fruity Loops (dua peranti lunak untuk rekaman rumahan), menggubah aransemen, dan menghasilkan lagu.

Kalaupun Jalu keluar dari rumahnya di kawasan Ciburial, Bandung, paling sering untuk membeli pulsa telepon seluler. Kadang ia menonton film atau mencari pernak-pernik komputer. Sesudah itu, ia akan kembali "bertapa" di kamarnya.

Tiga perempat hidup Jalu dihabiskan di kamarnya yang nyaman. Di sana ada seperangkat komputer rakitan, keyboard, gitar listrik dan akustik, serta sejumlah aksesori pendukung rekaman. Alat terbaru di kamarnya adalah treadmill.

Jalu sudah tidak kuliah. Ia hanya tahan beberapa semester di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung. Juga tidak memiliki pekerjaan. Demikian pula pacar. Hobi dan agenda teratas dalam kegiatan sehari-harinya adalah membuat lagu, meski latar belakang musik sesungguhnya tidak langsung mengalir di darah anak keempat dari lima bersaudara ini.

Mungkin hanya naluri berkesenian, mengingat ayahnya, Dedi Supardi, adalah pelukis. Sedangkan naluri bermusiknya dibangun sendiri oleh Jalu. Kecintaan pria kelahiran Bandung, 12 Agustus 1980, ini pada musik secara serius dikembangkan pada 1994. Ia mulai dengan mempelajari piano dan gitar, lalu membuat lagu.

Bersamaan dengan itu, penguasaannya atas software Cakewalk versi 3.0 (yang di-install di PC Intel 486) makin berkembang. Buat Jalu, peranti lunak ini ajaib. Ia bisa melakukan apa saja: menerjemahkan nada-nada yang ada di kepala, mengutak-atik aransemen, bahkan mendapat bunyi baru.

Jalu jadi keranjingan membuat lagu hingga aransemen penuh. Ia mengisi sendiri drum, bas, hingga efek pada vokal. Pendeknya, software itu benar-benar diulik. Walhasil, dalam sehari, ia bisa membuat tiga lagu "matang" sekaligus. Makin betah saja penggemar The Cranberries ini di dalam kamar.

Dalam membuat lagu, ide dan inspirasi Jalu bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Pernah ketika naik angkot di Bandung, ia meminta teman-temannya diam karena ada nada baru melintas di kepalanya. Jalu bisa membuat lagu tentang kelinci (Kelinci Tosca), kamar mandi (My Name is Bathroom), rokok (Second Hand Smoker), dan lain-lain. Soal musik, ia tidak mematok pada satu aliran saja.

Mampu membuat karya sendirian, lama-lama Jalu tertarik untuk membentuk sebuah band. Maka, ia mendirikan Sindentosca pada 1999 bersama empat kawannya. Sebanyak 90% materi lagu berasal dari Jalu. Demikian juga nama band, yang resminya ditulis "Sind3ntosca".

Kata "Sinden" diambil karena nama ini mewakili sisi etnik yang hendak mereka tonjolkan. "Tosca" adalah perpaduan biru dan hijau --biru merujuk pada langit, sedangkan hijau pada daratan. Artinya, "Kalau sudah berhasil, jangan sampai lupa daratan. Harus tetap lihat ke bawah. Itu doa," kata Jalu.

Sayang, band itu tidak berumur panjang. Sempat manggung beberapa kali dan menetaskan album "Tiduran, Tertidur & Bertelur", yang direkam di kamar Jalu pada 2004, satu per satu personelnya cabut. Tersisa dua untuk selanjutnya hanya tinggal Jalu sendiri. Kadung dikenal, Jalu mempertahankan nama Sind3ntosca.

Setelah bubar, Sindentosca masih kerap ditanggap. Mendapat job begini, Jalu terpaksa memakai formasi cabutan. Kalau tidak ada panggung, ia kembali ke kamarnya. Jalu makin terpacu membuat lagu setelah berkenalan dengan software Fruity Loops.

Setahun lalu, berkat dorongan teman-temannya, Jalu mengirim tiga lagu ke radio Prambors. Ia mengirim Kepompong, Aku Hanya Orang di Jawa, dan Bola Mataku Hilang Sebelah, tiga materi pengisi "Pixel Personality", album Jalu berikutnya (meski belum mendapat kontrak rekaman).

Dari ketiga lagu itu, Kepompong mendapat respons paling bagus. Ini yang kemudian membawa lagu itu ke album kompilasi "NuBuzz 1.1". Kepompong rajin diminta pendengar radio di Jakarta. Nama Sind3ntosca pun kian dikenal.

Apalagi, wajah Jalu mulai sering tampil di layar kaca. Klip videonya juga sering nongol. Bahkan lagu Kepompong disandingkan dengan sinetron bertajuk serupa. "Makin banyak orang kenal, 'Eh, si kepompong'," kata Jalu, menirukan reaksi masyarakat.

Jelas ini berkah sekaligus bencana buat Jalu. Imbas sukses itu, ia harus meninggalkan keautisannya dan (mulai) membuka diri. Ia tak bisa lagi berlama-lama ngendon di kamarnya. Ridhan, sang manajer, sudah punya sederet kegiatan buat Jalu, yang mengharuskannya pergi-pulang Jakarta-Bandung.

Tawaran manggung penuh hingga awal tahun depan. Sayang, sebagian besar panggung Jalu masih diisi dengan penampilan lipsync. Ia belum cukup percaya diri untuk tampil minus one. Belum, karena Jalu masih mencari band pengiringnya. Selama ini, ia hanya ditemani Selly, sepupunya, yang memainkan gitar.

Jalu tak seperti penyanyi baru lainnya --yang jungkir balik kegirangan ketika lagunya di sebuah album kompilasi beken-- serta ada klip videonya. Ia cenderung biasa-biasa saja. Sebab Jalu tidak lagi merasakan emosi yang dulu ia bangun ketika menciptakan Kepompong. Jalu mengaku, emosi aura lagu itu telah hilang.

Ia makin bete ketika mendapati aransemen Kepompong diubah tanpa sepengetahuannya. Padahal, dalam kontrak jelas tertulis: perubahan aransemen harus sepengetahuan pemilik lagu. Apalagi, Jalu punya fakta, aransemen asli Kepompong lebih banyak diminati pendengar ketimbang versi barunya.

Sebelum lagu itu dilempar ke pasar, Jalu meminta kedua versi itu diadu di radio. Hasilnya: 29 orang menyukai versi asli, sedangkan aransemen baru diminati sembilan orang saja. Namun itulah kenyataan yang harus dihadapi Jalu. Ia tidak bisa lagi asyik sendiri, menghasilkan karya yang "nyaman di telinga gue". Ada pihak lain yang lebih berpengalaman dalam mengemas sebuah lagu menjadi hit. Formulanya belum dimiliki Jalu.

Sebaliknya, kondisi tadi menjadi pemicu bagi Jalu untuk membuktikan bahwa gudang lagunya memang bakal menciptakan sejumlah hit lainnya. Dalam catatan Gatra, ada beberapa komposisi yang memiliki peluang untuk jadi hit. Misalnya Annoying Banget, My Name is Bathroom, Sebatas Teman, dan Bubble Appointment.

Sebelum sampai ke sana, Jalu harus menemukan dulu perusahaan rekaman yang mau memproduksi karyanya --yang tidak hanya menginginkan "kepompong-kepompong", melainkan juga menerima lagu minor milik Jalu lainnya (meski Jalu sesungguhnya siap menghasilkan "kepompong" baru). Pasalnya, ada 800 lagu siap garap terkompres dalam hard-disk Jalu. Membuat lagu baru hanya akan menghabiskan energi, lalu menunda sang kepompong menjadi kupu-kupu.

Carry Nadeak dan Wisnu Wage Pamungkas
[Musik, Gatra Nomor 8 Beredar Kamis, 1 Januari 2009]
Sumber: Majalah Gatra -
http://cybertainment.cbn.net.id/cbprtl/cybertainment/detail.aspx?x=Showbiz+News&y=cybertainment|0|0|2|7530

Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI