Search This Blog

Monday, July 28, 2008

The Last Lecture of Dr. Randy Pausch (Died on July 25, 2008)

Kuliah Terakhir
Pada tanggal 18 September 2007 seorang profesor ilmu komputer Randy Pausch melangkah masuk ke hadapan sekitar 400 hadirin di Universitas Carnegie Mellon untuk menyampaikan kuliah terakhirnya yang berjudul “Sungguh-sungguh Mencapai Impian Di masa Kanak-kanakmu” Dengan slide-slide hasil CT Scan dari tubuhnya ditayangkan ke hadapan para hadirin, Randy mengatakan kepada para hadirin tentang kanker yang menggerogoti pankreasnya dan tentang perkiraan dokter bahwa umurnya hanya dapat dihitung dalam beberapa bulan saja. Di depan mimbar itu Randy nampak masih muda, energetik, tampan, seringkali sumringah, agak lucu. Ia nampak tak terkalahkan penyakitnya. Namun itu adalah waktu yang singkat, seperti diakuinya sendiri. Ternyata Dr. Randy Pausch telah meninggal dunia pada tanggal 25 Juli 2008 minggu lalu.

Kuliah terakhir Randy telah menjadi fenomena yang luar biasa, yang menyemangati kita tentang impian-impian yang masih mesti kita raih. Dan kisah tentang kuliah terakhir itu sudah dibukukan dan dapat dilihat di YouTube: www.youtube.com/watch?v=ji5_MqicxSo

Sebagai seorang profesor komputer sains di Universitas Carnegie Mellon, Dr. Randy F. Pausch tentu berharap para mahasiswanya memperhatikan kuliah yang ia berikan, dan ia sama sekali tidak berharap seluruh dunia akan mendengarkannya. Tetapi kini lebih dari 10 juta orang telah mendengarkan “Kuliah Terakhir” (The Last Lecture) yang dibawakan oleh Pausch tentang keanehan Captain Kirk, gravitasi nol di bumi dan menggapai mimpi masa kecil.

Bahkan kini “The Last Lecture” buku karangan Randy Pausch bersama seorang rekannya Jeff Zaslow, yang mengisahkan cerita di balik “Kuliah Terakhir” itu telah diterbitkan.

“Semua ini sangat ajaib,” kata Pausch saat makan siang di sebuah rumah makan, “itu hanyalah sebuah kuliah. Saya telah memberikan kuliah sepanjang hidup saya.” Tetapi tentu saja kuliah terakhir itu bukanlah kuliah biasa. “Jangan lupa untuk dicatat, apabila saya memberikan kuliah tanpa menderita sakit, kuliah tersebut tidak akan ada daya tariknya. Konteks yang menyertai kuliah terakhir itu adalah segala-galanya.”

Pausch, 47 tahun, menderita kanker pankreas, penyakit yang membunuh 95% para penderitanya, biasanya hanya dalam beberapa bulan setelah pasien terdiagnosis. Tetapi Pausch berbeda. Selain botol pil di atas meja kerjanya, tak ada tanda lain yang menonjol yang menunjukkan bahwa ia sedang menderita sakit kanker ganas. Ia terlihat santai dan ceria.

Musim gugur yang lalu setelah para dokter ahli memprediksi bahwa ia hanya akan bertahan hidup selama sekitar 6 bulan lagi, Pausch mengundurkan diri dari tugas akademis dan tinggal lebih dekat dengan keluarganya. Tetapi ia memutuskan untuk memberikan “kuliah terakhir” kepada para mahasiswa dan anggota senat fakultas di Universitas Carnegie Mellon.

Kuliah tersebut bukan tentang kanker, melainkan upaya seorang ayah untuk memberikan nasihat seumur hidup bagi anak-anaknya dalam satu sesi perkuliahan. Anak-anak Pausch: Dylan berusia 6 tahun, Logan 4 tahun, dan Chloe 2 tahun.

Meskipun ia bisa saja membuat rekaman video di rumahnya, ia ingin suatu hari anak-anaknya bisa menonton “kuliah terakhir” dan melihat ayah mereka sedang bekerja. “Saya hanya berbicara untuk mereka, saya tidak bermaksud mengajar kepada dunia bagaimana cara kita hidup,” katanya.

Setelah Zaslow, seorang alumnus Carnegie Mellon yang juga bekerja sebagai penulis di The Wall Street Journal, menulis tentang kuliah terakhir itu, rekaman itu segera menjadi sensasi di internet.

Dengan kejernihan pemikiran yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang sedang menghadapi kematian, Pausch, dalam perkuliahan dan bukunya, meringkas resepnya untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan bagaimana ia mengejar impian-impiannya. Ia berbicara tentang mencapai impian masa kecilnya, tentang merasakan gravitasi nol, tentang menulis artikel di World Book Encyclopedia, tentang memenangkan hadiah boneka raksasa di taman bermain, dan tentang menjadi seorang ahli “imajinasi” di Disney.

Kebanyakan isi kuliah terakhir itu tentang keuletannya dan bagaimana ia berhasil mengatasi rintangan yang menghalangi dirinya untuk mencapai impian-impiannya. Pelajaran-pelajaran lain meliputi pelajaran yang ingin diajarkan semua orang tua kepada anak-anaknya, yaitu tentang rasa terima kasih, kejujuran dan sebagainya. Ia juga mendesak para orang tua untuk mengizinkan anak-anak mereka untuk mencoret-coret dinding kamar tidur, dimana Randy kecil dulu menggambari dinding kamarnya dengan persamaan kuadrat, gambar roket, gambar elevator, gambar kotak pandora, yaitu benda ajaib dari salah satu cerita favoritnya.

Karena Randy Pausch berhasil melewati prediksi masa hidupnya, beberapa penulis blog mulai berspekulasi bahwa ia tidak sungguh-sungguh sedang sekarat. Tetapi para dokter di MD Anderson Cancer Center di Houston dan University of Pittsburg telah mengkonfirmasikan diagnosis dan pengobatan Pausch.

Pausch mengatakan bahwa ia mencoba menggunakan ketenaran yang tidak terduga ini untuk menarik perhatian orang pada kurangnya penelitian terhadap kanker pankreas. Ia bersaksi di depan Kongres Amerika Serikat atas nama Pancreatic Cancer Action, ia menunjukkan foto keluarganya. “Ini adalah isteri saya yang sebentar lagi akan menjadi janda,” katanya sambil menunjukkan foto isterinya.

Robbee Kosak, Wakil Rektor Universitas Carnegie Mellon, mengatakan, “Kita tidak perlu sinis terhadap cara Randy menjalani beberapa bulan terakhirnya. Ia sangat bersemangat. Ia selalu bersikap pragmatis. Ia tahu apa yang menjadi prioritasnya. Orang-orang seperti Randy sangat jarang. Kita harus gembira karena banyak di antara kita yang berkesempatan melihat bahwa hidup dengan penuh semangat di tengah penderitaan sakit yang mematikan itu dapat dilakukan.”

Meskipun Pausch menerima tawaran untuk mengisi acara 1 jam special di TV ABC mengenai perkuliahan terakhir dan kanker, namun ia menolak tawaran bermain film dan pembuatan film dokumenter.

Pausch mengatakan bahwa isterinya menganjurkan dirinya untuk menulis buku, tetapi ia khawatir kegiatan itu akan memakan terlalu banyak waktu yang seharusnya dihabiskan bersama anak-anaknya. Ia naik sepeda setiap hari untuk mempertahankan stamina yang dimilikinya. Selama bersepeda ia berbicara melalui telpon mengenai isi bukunya dengan Zaslow, rekan penulis bukunya.

Kebijaksanaan Pausch sebenarnya adalah ia mencoba menikmati setiap hari yang tersisa baginya bersama keluarganya, sementara pada saat yang bersamaan, ia berusaha mempersiapkan mereka untuk hidup tanpa dirinya. Ia merekam video pada saat ia meluangkan waktu dengan Dylan, Logan, dan Chloe, dan mengenang apa yang ia rasakan terhadap mereka. Selamat jalan Dr. Randy Pausch! (Sumber: Majalah Media Kawasan dan Internet - diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com - mohon jangan dihapus/didelete ketika anda memforwardnya)

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI