Search This Blog

Monday, March 17, 2008

A Worthy Awaiting

Penantian Yang Tidak Sia-Sia
Suaminya tergeletak sakit ginjal. Sudah berbulan-bulan ia sangat menderita karena uang simpanan mereka habis untuk berobat dan biaya rumah sakit, sementara sang isteri tidak bekerja, sehingga masalah keuangan keluarga menjadi sangat serius. Akibatnya, anak perempuan satu-satunya terancam dikeluarkan dari sekolah karena sudah tiga bulan menunggak uang sekolah. Kepala Sekolah sudah mengancam kalau tanggal 10 bulan itu ia tidak membayar tunggakan semua uang sekolah maka anaknya harus drop out dari sekolah.

Sang isteri hanya bisa pasrah kepada Tuhan dalam doa dan iman. Ia banyak mengadakan saat teduh pribadi, sehingga pada suatu hari ia mendengar Tuhan katakan, Uang sekolah akan tersedia pada tanggal 10 bulan ini. Pada tanggal 10 pagi hari ia belum punya uang sama sekali, namun ia percaya bahwa yang berkata-kata di dalam hatinya adalah Tuhan yang berjanji dan tidak mungkin ingkar atau lalai menepati janji-Nya. Pagi hari tanggal 10 itu anaknya bertanya, ”Ma, udah ada uangnya?” ”Pasti ada hari ini.”

Sang ibu datang menghadap Kepala Sekolah. Ia tidak tahu harus berkata apa, namun untuk menyelamatkan sekolah anaknya ia datang juga.
”Mau bayar sekarang, Bu?”
”Ya, pak.”
”Mana uangnya? Ingat kan, hari ini terakhir kami bisa memberikan toleransi.”
”Ya, pak. Kan hari ini belum habis. Saya mohon izin ke luar sebentar ambil uangnya pak.”
”Ya, silakan saja, Bu. Jangan terlambat. Hari ini anak ibu keluar atau terus sekolah di sini.”

Ibu itu keluar lingkungan sekolah tidak tahu mau kemana. Ia berjalan menyusuri trotoar hingga mencapai halte bis. Ia menunggu di situ. Tak tahu juga siapa yang ia tunggu sebenarnya, namun ada bisikan di hati, ”Tunggu di sini!” Sambil menyandar di pagar halte ia diam saja. Berganti-ganti bis datang dan kondekturnya menawarkan si ibu ini naik. Berkali-kali juga ia menggelengkan kepalanya. Satu jam berlalu. Rasanya lama. Dua jam berlalu. Ia tidak tahu harus ketemu siapa di situ. Apakah firasatnya benar, apakah kata-kata itu dari Tuhan agar ia menunggu seseorang di halte itu? Dan tiga jam berlalu lagi.

Seorang ibu yang parlente datang ke halte. Ia sedang berbicara di HP dengan seseorang. Nampaknya ibu ini agak kesal karena belum dijemput juga. ”Sekarang jemput ya, di halte jalan anu anu. Ike gak mau nunggu lama di sini, panas!” Setelah selesai bicara di HP ibu ini melirik sang ibu yang sudah tiga jam berdiri di situ.
”Lagi nunggu juga?”
”Ya, Bu!”
”Nunggu siapa?”
”Gak tau juga. Saya tadi dari sekolah anak saya. Dia akan dikeluarkan kalau saya tidak bisa bayar uang sekolah.”
”Lho, koq?”
”Ya, bu. Suami saya sedang sakit keras, tidak bisa kerja. Jadi, kami sudah tidak bisa membayar uang sekolah selama 3 bulan. Hari ini terakhir batas pembayarannya. Kalau kami tidak bayar, anak saya harus keluar dari sekolahnya.
”Oh, begitu. Dimana sekolahnya?”
”Di seberang sana, Bu!”
”Nanti kita ke sana bersama suami saya ya?”

Beberapa menit kemudian sebuah mobil sedan mewah mendekati halte itu.
”Tuh, suami saya datang, yuk ikut kami.”
Di dalam mobil itu sang nyonya menceritakan sedikit tentang wanita yang diajaknya serta. Ia katakan kepada suaminya agar mereka datang ke sekolah di dekat halte itu. ”Berapa tunggakan uang sekolahnya?”
”Tiga ratus ribu...”
”Ya, sudah, kami akan bayar tunggakan itu ditambah uang sekolah bulan ini.”
”Terima kasih banyak, Pak, Bu!”

Bersama-sama mereka menghadap Kepala Sekolah.
”Pak, kami akan bayar tunggakan uang sekolah anaknya ibu ini.”
”Oh, ya! Bapak dan Ibu keluarga ibu ini?”
”Ya...”

Setelah urusan pembayaran uang sekolah beres, anak perempuan itu dipanggil ibunya menemui bapak dan ibu penolong mereka. Sang anak perempuan yang sangat berterima kasih atas pertolongan mereka menundukkan kepala sangat.
”Terima kasih, Tante!”
”Jangan berterima kasih sama saya, yang bayar adalah suami saya.”
”Terima kasih, Oom!”
”Jangan berterima kasih sama saya. Itu dari Tuhan!”

Karena melihat bahwa anak itu pintar dan baik hati, maka pasangan suami isteri itu memutuskan untuk menjadi orangtua asuh bagi anak ini. Segala biaya dan keperluan anak itu akan ditanggung semua oleh mereka.

Ketika mereka mengantarkan ibu itu ke rumahnya, ternyata suami ibu ini sudah meninggal. Mereka melihat rumah ibu itu yang kumuh, lalu tergerak merenovasi rumah itu. (Sumber Kesaksian : Andreas Melkisedek)

Ditulis oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI