He Has The Pleasure In The Prosperity of His Servants

Ini kesaksian yang nyata dari seorang hamba Tuhan. Dia pernah punya keyakinan yang salah tentang perjodohannya, yang mengakibatkan dia terlambat menikah. Kalau ada orang yang tanya, "Kapan kamu kawin?" "Ah, mana ada yang mau sama saya? Saya cuma pendeta miskin. Gak ada yang mau." Karena dia selalu merendahkan diri seperti itu, itulah yang terjadi. Bertahun-tahun dia pikir, kalau pendeta itu harus miskin. Makin miskin makin rohani. Maka jadilah seperti yang ia pikirkan. Suatu hari paradigmanya berubah. Firman Tuhan katakan, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b) Juga ada firman di dalam Mazmur 35:27, "Let the LORD be magnified, which has pleasure in the prosperity of His servant." Tuhan itu senang kalau hamba-hamba-Nya makmur, sejahtera, bahagia.

Sejak itu dia selalu berkata kepada dirinya di depan cermin setiap hari: "Aku ganteng, aku disukai wanita, aku kaya, aku diberkati, aku bahagia, aku sejahtera, aku segera menikah." Memang apa yang kita pikirkan akan terjadi. Hamba Tuhan ini dengan segera bertemu jodohnya. Sebelumnya, calon isterinya itu sudah berpacaran dengan pria lain selama tujuh tahun, tetapi akhirnya mereka putus hubungan karena orangtua gadis itu tidak cocok dengan calon menantunya. Ketika mereka bertemu, keduanya merasa cocok dan kedua pihak orang tua juga cocok. Tapi apakah masalahnya selesai? Belum! Waktu calon isterinya tanya, "Bagaimana dengan biaya pesta pernikahan?" "Belum ada!" "Hah? Belum ada?" "Ya, tapi saya punya iman. Pasti tersedia pada waktunya."

Mukjizat demi mukjizat terjadi. Biasanya kalau orang memberi kado, itu dilakukan pada waktu pesta atau sesudahnya. Ini yang terjadi, banyak orang yang memberi kado sebelum pesta dilangsungkan. Mereka kebanyakan memberi uang. Dengan uang itu, sang pendeta bisa membayar down-payment untuk gedung, untuk catering, untuk foto/video dll.

Tentang gaun pengantin, ada kisah yang unik juga. Ia menghendaki gaun pengantin yang pantas bagi isterinya. Oleh seorang kenalannya dia ditunjukkan sebuah "Bridal" yang katanya kualitas bagus tapi harganya cukup murah. Ketika ia mendatangi bridal itu dia ditunjukkan pakaian dan gaun pernikahan yang harganya murah. Tapi ketika dilihat-lihat, pakaian dengan harga murah itu ternyata sudah usang, jelek, dan tidak pantas. Wah, gimana ya? Dengan pertolongan Tuhan, dia berkenalan dengan disainer di bridal itu yang punya gaun pengantin yang baru dengan harga jauh lebih murah. Ketika diukur gaun itu pas sekali di tubuh isterinya dan harganya memang tergolong murah. Sang pendeta dengan segera menyetujui gaun itu sebelum isterinya berubah pikiran.

Setelah pesta berlangsung meriah dan semua kebutuhan dana terpenuhi karena berkat Tuhan mengalir deras, ada satu mukjizat lagi yang mereka terima. Seorang teman bertanya, "Kalian berbulan madu kemana setelah pernikahan?" "Gak kemana-mana. Ke pulau bantal aja!" "Sudah tidak punya uang lagi. Boro-boro bulan madu, pernikahan selesai dengan lancar tanpa utang saja sudah bagus," begitu pikir mereka. Tanpa diduga temannya bilang, "Nih ada voucher hotel di Bali, sekalian tiket pesawat untuk berdua!" Mereka disediakan voucher hotel yang indah di Bali selama lima hari empat malam. Ketika mereka sampai di atas pesawat, mereka terkejut karena tiket itu tiket first class dan mereka belum pernah duduk di kelas satu di bagian atas atau dek bagian atas. "Wah, keren banget ya, kelas satu ini!" kata isterinya yang senang naik pesawat Qantas itu. (Sumber Kesaksian: Pdt. Agus Luthan)

Ditulis oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com