Search This Blog

Tuesday, February 19, 2008

From Bandit To Film Star

Ketika masih muda Sellen Fernandez dikenal sebagai jagoan di kota Medan, Sumatera Utara. Di kota yang pernah dikenal sebagai pangkalan preman ini, Sellen seakan kehabisan lahan untuk melebarkan kekuasaannya. Tampil seorang diri, semua lahan bandit dijadikan sarana untuk bertarung, untuk membuktikan bahwa dirinya lebih pantas dijadikan simbol kekuatan dan kekuasaan. ”Pokoknya saya siap ’membeli’ jika ada yang ’jual’. Kalau ada yang menantang, saya akan lawan dia.” katanya pada waktu itu.

Meskipun postur badannya kurus, namun dia tidak punya rasa takut terhadap siapapun. Selama puluhan tahun berkiprah di dunia preman, jagoan preman ini nyaris diangkat sebagai kepala bandit dari suku Tamil di Medan. Kakeknya memang berasal dari Tamil, India.

Sejak SD memang ia hobby berkelahi. Sellen kerap menghantam rekan sesama murid SD yang dia tidak sukai. Boleh dikatakan selama sekolah, energinya banyak terkuras untuk adu jotos, bukan untuk belajar. Bahkan beberapa orang guru dan kepala sekolah turut menjadi korban bogem mentahnya. Akibat ulahnya itu, Sellen berulang kali diskors dan tidak naik kelas. ”Untuk sampai di kelas tiga SD saja, saya harus menghabiskan waktu enam tahun,” katanya.

Kelakuannya yang tidak lazim ini menjadi perhatian serius pihak sekolah maupun keluarganya. Beragam upaya, termasuk ritual keagamaan, telah dilakukan keluarga untuk memulihkan kelakuan Sellen dari aksi brutalnya, namun usaha mereka tidak membuahkan hasil.

Sellen adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang dilahirkan dari keluarga Hindu yang sangat fanatik. Dari empat bersaudara, hanya Sellen yang berkelakuan buruk dan menjadi aib bagi keluarga. Bahkan sang bunda semakin sedih dan miris mendengar anaknya berikrar, ”Saya ingin menjadi kepala bandit!”

Pria kelahiran Medan 45 tahun silam ini sebenarnya sadar, selain tidak memiliki masa depan, ”profesi” tersebut akan berisiko tinggi terhadap keselamatan jiwanya. Dengan segala konsekuensi itu, Sellen malah tidak gentar dan terus berjuang meraih cita-citanya tersebut.

Selama malang melintang di dunia kriminal dan piawai menjatuhkan lawan, Sellen berkali-kali mengalami musibah yang nyaris merenggut nyawanya. Salah satunya, ia pernah digebuki puluhan oknum aparat negara. ”Karena salah paham, saya jadi bulan-bulanan mereka. Untung saja mereka tidak menggunakan sangkur untuk membunuh saya,” kata Sellen.

Bertobat
Sepak terjang Sellen kerap menggelisahkan masyarakat setempat maupun gerombolan-gerombolan bandit lainnya di Medan. Namun tak seorang pemuka agamapun yang berhasil meluruskan jalan kehidupan Sellen. Tradisi kekerasan telah mengikat dirinya sejak masa kecil, dan sangat sulit dikembalikan menjadi baik kalau bukan karena kuasa Tuhan. Apa yang mustahil bagi manusia, itu sangat mungkin bagi orang-orang yang sungguh beriman dan percaya kepada Tuhan.

Keperkasaannya yang sangat dibanggakan selama ini langsung rontok ketika salah seorang mantan bandit yang lebih dahulu bertobat merangkulnya dan membisikkan sesuatu tentang Tuhan Yesus ke telinganya. ”Sellen, Yesus itulah Tuhan. Maukah kamu didoakan?” kata Sellen menirukan ucapan sahabatnya itu. Usai mendengar kalimat itu, dia merasakan suatu roh masuk ke dalam dirinya dan Sellen mengangguk menerima tawaran itu.

Sebelumnya pria yang fasih berbahasa Batak dan bermacam bahasa lain ini melihat sesuatu yang aneh pada sosok temannya itu. Beberapa waktu kemudian setelah dia bertobat, Sellen baru sadar bahwa temannya itu dilingkupi oleh Roh Kudus. Kemudian mereka berdua mengucapkan Doa Bapa Kami. ”Ternyata Doa Bapa Kami itu sangat dahsyat!” ujarnya.

Awalnya Sellen mewartakan Injil kepada keluarga dan kawanan preman di Medan. Semula sang ibu menentang keras keputusan anaknya pindah agama karena petuah turun menurun tidak boleh dilanggar: ”Lahir sebagai Hindu harus mati sebagai Hindu”, demikian ikrar mereka yang perlahan redup setelah satu per satu anggota keluarganya menyerahkan hidup mereka kepada Kristus. Sesuai firman Tuhan: ”satu orang diselamatkan, maka seisi rumahnya akan diselamatkan”. Itulah yang terjadi pada keluarga Fernandez, nama yang sering dipakainya setelah bertobat.

Perubahan radikal yang ditunjukkan Sellen jelas mengundang kebingungan kawan maupun lawannya selama ini. Sejak dipakai Tuhan sebagai hamba-Nya, banyak kawanan bandit di Medan putar haluan, dari ”pendekar” menjadi ”pendeta”. Puluhan seniornya dari multi-etnis yang belum percaya kepada Kristus menawarkan kepada Fernandez uang puluhan juta rupiah dan fasilitas mewah agar Fernandez menyangkali imannya dan kembali ke kepercayaan lamanya, namun itu semua ditolaknya. ”Walaupun ditodong pistol, itu tidak akan menggoyahkan iman saya,” kata pria yang sekarang ini rajin beribadah di Gereja Tiberias di Jakarta ini.

Kota Medan yang kala itu rawan dengan pertikaian antar preman, sekraang berangsur tenang setelah Fernandez turun ke jalan dan aktif mendamaikan gang-gang yang berseteru. Berdasarakan pedoman Injil dia mengajarkan kasih dan nilai-nilai kekristenan dan berhasil melunakkan ketegaran hati mereka. Bahkan nyawanya pernah dipertaruhkan ketika kedua kelompok berseteru dan siap baku tembak. Bagi Fernandez, hanya kuasa Tuhan Yesus yang sanggup memulihkan tabiat mereka.

Sejak mengarungi kehidupan bersama Tuhan Yesus, mukjizat demi mukjizat tidak pernah berhenti menghampiri Fernandez, termasuk memperistri seorang gadis yang telah diidamkan selama belasan tahun. Mereka akhirnya dipersatukan Tuhan meski sebelumnya gadis itu tinggal di India. ”Kalau dipikir-pikir, rasanya mustahil kami bisa bersatu dan menjadi suami isteri seperti sekarang. Begitu ajaib Tuhan Yesus itu!” kata pria yang sudah dikaruniai lima orang anak itu.

Hijrah Ke Jakarta
Kesuksesan Fernandez meredam konflik dan mendamaikan berbagai pihak yang bermusuhan di Medan, terendus oleh berbagai kelompok di Jakarta. Diapun diundang untuk mendamaikan kelompok-kelompok preman yang cenderung mudah tersulut perang gara-gara rebutan lahan bisnis. Karena aktivitasnya dalam merangkul preman di Jakarta, Fernandez sering bertemu dengan Hercules. Hercules menyapa Fernandez sebagai ”pendeta”, Fernandez menyapa Hercules sebagai ”veteran”. “Sedangkan Yorris Raweyai itu sahabat lama saya,” katanya.

Lewat kiprahnya menjembatani perbedaan yang kerap muncul di kalangan preman, dia ditawari pekerjaan sebagai ‘debt collector’. Tidak lama kemudian diapun berkiprah di dunia akting. Dia pernah bermain pada beberapa sinetron, seperti : Bellavista, Mutiara Onta, Selalu Untuk Selamanya, Zig Zag, Suami Isteri Dan Dia, Selma Dan Ular Siluman. Suksesnya di dunia sinetron mengantar Fernandez bermain film di beberapa negara. Saat ini dia juga bermain dalam film layar lebar terbaru, berjudul “Ayat-Ayat Cinta”. (Sumber : Reformata edisi 76 – Februari 2008)

Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI