Search This Blog

Tuesday, January 22, 2008

Her Tongue Needn't Be Cut Off

Lidah Tak Jadi Dipotong Karena Mukjizat
Ruth Susan Goniarsari (40 tahun), adalah salah seorang jemaat yang memperoleh mukjizat. Warga Serpong, Tangerang, ini mengaku pernah menderita penyakit kanker ganas di lidah pada bulan Juli 2005. Beberapa dokter ahli telah dia datangi, namun solusi yang ditawarkan hanya: "lidah Anda mesti dipotong". Berbagai macam obat telah dia makan. Dan semua upaya mencari kesembuhan itu telah memakan biaya yang tidak sedikit. Beruntung, Susan memiliki suami yang giat berjuang menerobos kebuntuan atas penyakit istrinya dan mengambil langkah tepat dengan menyerahkan total persoalan lidah istrinya itu kepada Tuhan. Mukjizat itupun terjadi. Bagaimana kisahnya?

Penyakitnya bermula dari luka kecil di sisi kiri lidahnya yang semula diduga sariawan. "Saya merasa tidak enak di lidah. Dugaan saya waktu itu sariawan. Awalnya saya tidak perhatikan, tapi kok tidak sembuh sampai berbulan-bulan," kenangnya. Meski demikian, Susan tidak terlalu panik menanggapinya dan berusaha mengobati penyakit itu dengan mengonsumsi obat-obatan tradisional China berbentuk bubuk dan obat kumur sariawan. "Bagi saya, sariawan itu hal biasa," katanya.

Namun, usaha tersebut tetap tidak membuahkan hasil. Puncaknya, Januari 2006, rasa cemas akhirnya menghinggapi batin Susan ketika di bagian luka itu timbul benjolan sebesar kancing baju. Suaminya, Aris Hartono (42 tahun), segera membawanya ke dokter spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT). Dokter menganggap itu hanya penyakit biasa dan memberikan obat antibiotik dan obat kumur. Hingga obatnya habis, penyakitnya tidak kunjung sembuh.

Lalu Susan mencoba mencari tahu sumber penyakitnya ke dokter gigi, jawaban dan obat yang diterima hampir sama dengan dokter semula dan tidak juga mendapatkan perubahan positif. Teman-teman mengajurkan Susan ke dokter kulit. Lalu dokter kulit itu merujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) bagian bedah tumor. "Jika memang ketahuan lidah kamu terjangkit kanker, lidah kamu harus dipotong. Selain itu, kelenjar di lehermu juga harus dipotong," ungkap Susan menirukan ucapan dokter yang memeriksanya. Mendengar perkataan dokter tersebut, perempuan yang menjabat sebagai staff accounting di perusahaan komputer itu terperanjat kaget dan ketakutan.

Untuk mengkaji atau menyempurnakan diagnosis RSCM, mereka periksa ke RS Dharmais, Jakarta Barat, yang khusus menangani kanker. "Hasilnya juga sama, harus dioperasi," ujar sang suami menambahkan penjelasan Susan. Karena tidak mau dioperasi, mereka mendatangi beberapa tempat pengobatan alternatif yang mengaku mampu mengobati penyakit kanker. Namun hasilnya nihil hingga membuat sang suami gusar. "Ternyata omong kosong semua, tidak ada kesembuhan. Memang kondisi pertama kelihatan baik, ternyata itu hanya imono-modulator. Artinya, mempertinggi daya tahan tubuh tetapi tidak mematikan sel kanker. Akibatnya, ketika obat itu berhenti, sel kanker berkembang lebih cepat lagi," tutur Aris.

Kondisi Susan yang semakin memprihatinkan membuat Aris putus asa. Lidahnya semakin membengkak seperti telor puyuh dan memutar sampai 90 derajat. Susan tidak bisa berbicara dan makan apapun. Beberapa teman mengajurkan mereka pergi ke orang pintar atau dukun di daerah Bandung, namun ditolak dengan alasan bahwa cara yang tidak bersumber dari Tuhan Yesus adalah tidak benar. Akhirnya mereka kembali berobat ke RSCM dan melakukan terapi dan juga kemoterapi, namun kesimpulannya tetap saja lidah Susan harus di"amputasi".

Karena tidak mau menempuh operasi, langkah berani akhirnya diputuskan Aris yakni, "Susan harus sembuh dengan karunia Tuhan sendiri. Tidak ada proses operasi. Biar Tuhan yang menyembuhkan sendiri". Keputusan itu ditentang keras keluarga kedua belah pihak. Padahal, uang telah disiapkan oleh kedua keluarga untuk berobat ke Singapura, namun Aris tak bergeming. "Susan harus sembuh tanpa operasi," tegas Aris di hadapan keluarga. Hari demi hari, dengan sabar keduanya menanti lawatan kuasa Tuhan atas penyakit Susan.

Aris sendiri tidak tega melihat penderitaan Susan setiap kali menjelang malam. "Saya selalu ketakutan dan tidak tahan melihat istri saya menjerit kesakitan setiap malam. Kalau bisa dari sore langsung pagi saja," ujar Aris. Maret 2007, suara Tuhan mengiang di hati Aris agar mendatangi salah seorang hamba Tuhan di persekutuan doa yang konon memiliki karunia kesembuhan. Didampingi para pendoa lainnya, Susan didoakan secara intensif selama beberapa hari sambil dirinya diminta beriman bahwa Tuhan sanggup menyembuhkan penyakitnya. Ajaib, perubahan demi perubahan terjadi.

"Minggu lewat minggu berlalu dengan sukacita. Setiap pulang dari persekutuan doa, selalu ada perubahan," ungkap sang suami. Susan yang selama beberapa bulan terakhir tidak bisa makan, berangsur bisa makan seperti orang normal lainnya. Selama sakit, Susan begitu tersiksa jika berurusan soal makanan. "Yang saya konsumsi hanya susu. Sehari bisa tujuh kali minum susu," tutur Susan.

Setiap berkunjung ke dokter mereka pulang membawa resep obat, namun selama didoakan, mereka membawa pulang "resep" rohani yakni ayat di Mazmur 23: "Tuhan, gembala yang baik”, yang menurut Aris sangat menghibur dan menyembuhkan. Selain itu, kesibukan mereka setiap hari hanya memuji dan menyembah Tuhan, baik di persekutuan maupun di rumah.

Suaminya dengan sabar membimbing Susan untuk selalu mendekatkan diri kepada Yesus. Beberapa bulan kemudian, mulai banyak perubahan luar biasa terhadap kondisi penyakit Susan yang akhimya mengalami kesembuhan total tanpa operasi. "Ini karena minyak urapan, perjamuan kudus tubuh dan darah Tuhan Yesus serta doa-doa, penyembahan, pujian dan penyerahan diri," ungkap Aris dengan ekspresi sukacita.

Meski telah menghabiskan uang ratusan juta rupiah, mereka sulit menahan luapan kegembiraan jika pada akhirnya lidah Susan tetap utuh dan kembali normal. Seandainya, mereka mengikuti saja instruksi para dokter, keadaannya pasti tidak seperti sekarang ini. "Andai saja lidahnya dipotong, Susan bakal tidak bisa bicara, makan juga sulit, tidak bisa merasakan rasa makanan, dan kalau bicara harus memakai suara perut," tutur Aris. Untunglah mereka mengandalkan Tuhan Yesus. Puji Tuhan! Dikutip dari Tabloid "Reformata" Edisi 74/Januari 2008.

Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI