Search This Blog

Tuesday, December 11, 2007

Sofia

Kisah ini mengingatkan kita betapa banyak orang-orang yang masih tertindas ketika mereka percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Inilah salah satunya, yang dialami oleh Sofia Alam.

Ketika Sofia Alam meninggalkan agamanya yang lama dan menjadi orang Kristen, tanggapan dari keluarganya adalah penganiayaan dan ancaman-ancaman. Alasdair Palmer menyelidiki bahaya-bahaya yang dihadapi orang-orang yang beralih dari agama yang lama.

Sofia Alam sungguh tak dapat mempercayainya. Ayahnya yang semula baik dan penuh kasih sekarang duduk di hadapannya mengancam untuk membunuhnya. Ia katakan bahwa Sofia telah membawa aib dan penghinaan terhadap ayahnya, bahwa Sofia sekarang lebih buruk dari pada kotoran di sepatu mereka dan Sofia pantas mati.

Dan apa yang membuat ayahnya berubah jadi kejam? Karena ia mendapatkan Sofia telah meninggalkan agama yang dipeluknya sejak ia dibesarkan dan menjadi seorang Kristen. ”Ayah berkata bahwa ia tidak dapat menerima saya di rumah mereka lagi karena saya telah menjadi seorang kafir,” kata Sofia, bukan nama sebenarnya. ”Ayah berkata bahwa saya terkutuk selama-lamanya. Ia menghina saya secara mengerikan. Saya tidak dapat mengenali lagi pria ini sebagai ayah yang dulunya begitu baik ketika saya tumbuh dewasa.”

"Perubahan ibu saya bahkan lebih buruk lagi. Ia selalu memukuli kepala saya. Ia membentak-bentak saya setiap waktu. Saya ingat ketika saya berkata kepada mereka, ketika mereka mengancam untuk membunuh saya, ‘Ibu, Ayah, mau membunuh saya? Bukankah saya anak Ibu dan Ayah? Apakah Ibu dan Ayah tidak sadar?’" Namun mereka sama sekali tidak menyadarinya: mereka terus menerus mengusirnya keluar dari rumah mereka.

Setelah tiga minggu penganiayaan, dan tepat sebelum kedua orang tuanya melemparkan Sofia keluar, ia meninggalkan rumah itu. “Mereka meletakkan kesetiaan kepada agama mereka lebih tinggi dari pada kasih sayang mereka kepada saya,” katanya dengan suara yang lirih.

“Hal itu sungguh mengagetkan. Saya ingat ketika kedua orang tua saya membawa seluruh paman mengelilingi saya untuk berusaha menakut-nakuti saya. Semua paman bergantian mengata-ngatai betapa mengerikannya saya, betapa iblis telah merebut saya. Saya pikir, bagaimana hal ini bisa terjadi? Karena ini bukan di Timur Tengah, ini di Dagenham – London! Ini di negara Inggris Raya!”

”Ayah saya tidak dapat dikatakan seseorang yang ekstrim,” jelas Sofia, yang sekarang berusia 31 tahun. ”Kami membaca Kitab Suci agama yang lama dan bersembahyang secara teratur bersama-sama, tetapi ia tidak pernah memaksa saya memakai gaun agamawi dan ia cukup puas ketika saya sekolah khusus perempuan.”

Memang terjadi konflik ketika kedua orang tua Sofia berusaha menjodohkannya pada usia 18 tahun, namun mereka nampaknya setuju atas kemauan Sofia untuk melanjutkan pendidikannya. ”Bahkan mereka mengizinkan saya melanjutkan ke Universitas,” katanya menerangkan. ”Saya menghargai betapa sulitnya bagi mereka untuk memberikan kebebasan seperti itu kepada saya, dan saya sangat bersyukur untuk itu. Sayangnya saya hanya tahan tiga bulan, karena saya begitu kangen sehingga saya pulang menemui ibu dan ayah saya.”

Sofia mendapat pekerjaan di sebuah hotel dan kemudian dengan cepat menjadi seorang manajer. Minatnya pada Kekristenan sepenuhnya tumbuh sendiri. Ia mendapatkan sebuah Alkitab, yang ia sembunyikan di bawah ranjangnya. Namun empat tahun yang lalu, ibunya menemukan Alkitab itu.

”Ia menanyai saya pada suatu pagi dengan, Apakah kamu masih seorang muslim? Saya harus mengakui kepada ibu saya kebenarannya: saya tidak lagi. Sejak saat itu ibu saya pada dasarnya menolak saya. Ayah saya sangat terkejut dan sedih sekali. Namun akhirnya mereka memperlakukan saya seolah-olah saya jauh lebih baik kalau dibunuh saja.”

Apakah orang tua Sofia lambat laun akan mengakui perpindahan agamanya? Akankah mereka dalam jangka waktu 10 tahun menerimanya kembali? ”Tidak,” kata Sofia, dengan air mata menggenang. ”Saya tahu itu tidak akan pernah terjadi. Mereka tidak akan pernah menerima saya sebagaimana adanya saya sekarang ini.”

==========

When Sofia Alam left the Muslim faith for Christianity, the response from her family was one of persecution and threats. Alasdair Palmer explores the dangers facing Islam’s apostates.

Sofia Alam simply could not believe it. Her kind, loving father was sitting in front of her threatening to kill her. He said she had brought shame and humiliation on him, that she was now “worse than the muck on their shoes” and she deserved to die. And what had brought on his transformation? He had discovered that she had left the Muslim faith in which he had raised her and become a Christian.

“He said he couldn’t have me in the house now that I was a Kaffir [an insulting term for a non-Muslim],” Sofia - not her real name - remembers.

“He said I was damned for ever. He insulted me horribly. I couldn’t recognise that man as the father who had been so kind to me as I was growing up.

“My mother’s transformation was even worse. She constantly beat me about the head. She screamed at me all the time. I remember saying to them, as they were shouting death threats, ‘Mum, Dad - you’re saying you should kill me… but I’m your daughter! Don’t you realise that?’”

They did not: they insisted they wanted her out of their house. After three weeks of bullying, and just before her parents physically threw her out, Sofia left. “They put their loyalty to Islam above any love for me,” she says, her voice faltering slightly.

“It was such a shock. I remember thinking when they brought all my uncles round to try to intimidate me - all these men were lined up telling me how terrible a person I was, how the devil had taken me - I remember thinking, how can this be happening? Because this isn’t Middle East. This is Dagenham in London! This is Britain!”

“My father could not be described as an extremist,” insists Sofia, who is now 31. “We read the Koran and prayed regularly together, but he never insisted on my wearing Islamic dress and he was quite happy that I went to the local comprehensive, which was all girls, but not by any means dominated by Muslims.”

There were conflicts when Sofia’s parents tried to arrange a marriage for her at the age of 18, but they seemed to accept her decision to continue her education.
“They even let me go away to university,” she explains. “I appreciated how difficult it was for them to grant me that freedom, and I was very grateful for it. In the event, though, I only lasted three months - I just got so homesick that I had to come back to Mum and Dad.”

Sofia got a job in a hotel and quickly became a manager. Her interest in Christianity was entirely self-generated. She acquired a Bible, which she hid in her bedroom. But four years ago, her mother found it.

“She confronted me one morning with, ‘Are you still a Muslim?’ I had to tell the truth: I didn’t think I was. From that moment on, she basically disowned me. My father was shocked and saddened. But the reality was that my parents behaved to me as if they thought it would be much better if I was dead.”

Still, won’t her parents eventually just recognise that she has chosen to change her religion? Won’t they, in 10 years’ time, accept her back? “No,” Sofia says, her eyes full of tears. “That will never happen. I know it. They will never accept me the way I am.” (Sumber: religionnewsblog.com)

Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI