Search This Blog

Wednesday, June 27, 2007

A Trip To Hell (1)

1 Januari 2000, pukul 5.00 WIB. Saya terbangun dan terkejut. Sekeliling saya gelap dan saya tidak dapat melihat apapun. Saya tidak melihat adanya tanda-tanda kehidupan di tempat itu, kecuali suara-suara teriakan kesakitan yang lamat-lamat terdengar dari kejauhan.

“Bangun! Aku ingin menunjukkan sesuatu yang sangat penting kepadamu.” Saya tahu bahwa itu suara Tuhan Yesus. Saya bangun dan mengikuti-Nya. Ia membawa saya ke padang gurun. Sebuah perjalanan yang panjang dengan suasana mencekam. Saya tidak merasakan adanya tanda-tanda kehidupan di sana, kecuali kesunyian yang bercampur kengerian yang tak terkatakan. Sunyi, sangat tandus dan tak ada angin yang berhembus. Tenggorokan saya terasa kering karena panasnya melebihi batas normal. Di sepanjang jalan saya melihat banyak makhluk-makhluk aneh yang tak pernah saya lihat atau jumpai di bumi.

Saya tidak bisa berjalan cepat, tetapi berjalan setapak demi setapak untuk bisa sampai ke sebuah gerbang yang besar sekali sehingga ujungnya tak tampak. Saya tidak tahu pintu itu terbuat dari apa. Pintu gerbang itu tinggi sekali dan menyeramkan. Saya mendongakkan kepala untuk membaca sebuah papan nama. Kalau Tuhan tidak membantu saya, mungkin saya tidak akan pernah bisa membacanya. Tulisan itu tidak menyerupai tulisan dalam bahasa apapun di bumi, bunyinya : Valley of Torture, Lembah Penyiksaan. Saya baru menyadari dimana saya berada saat itu. Ternyata saya berada di neraka! Masih dalam keadaan shock, saya mendengar suara Tuhan di sebelah saya berkata, “Buka pintu itu!”

Saya menghela nafas panjang. Bagaimana mungkin? Akhirnya saya menaati perintah-Nya dan dengan urapan kuasa Tuhan saya menyorongkan tangan saya ke pintu gerbang itu. Cuma dengan menyentuhnya pintu gerbang besar itu terbuka dan berbunyi kkkkkkrriiiieeekkkkkkkkk. Deritnya memekakkan telinga.

Masuk ke dalam kegelapan di balik pintu gerbang besar itu, saya mencium bau busuk yang menyengat hidung. Hawa panas menyerbu saya, disusul bau daging terbakar yang membuat saya mual dan ingin muntah. Mendadak kepala saya pusing karena mengetahui bau daging apa yang sedang terbakar disana, bau daging manusia terpanggang.

Apa yang saya lihat di balik pintu itu sulit sekali saya lupakan. Bahkan setelah semuanya kembali berjalan seperti biasa, ingatan akan tempat terkutuk itu sulit dihapus dari benak saya. Di Lembah Penyiksaan itu saya melihat banyak orang-orang yang mati di luar Tuhan Yesus ditempatkan. Sayangnya saya hanya mampu menceritakan sebagian kecil dari semua yang saya lihat di sana.

Saya tahu ada banyak sekali manusia yang tak terhitung jumlahnya di sana. Karena saya mendengar suara jeritan mereka memenuhi udara, berbarengan dengan kertakan gigi. Jeritan mereka itu memekakkan telinga, sehingga rasa ngeri membungkus sekujur tubuh saya. Teriakan kesakitan mereka itu seolah-olah menghilangkan kekuatan saya untuk tetap melihat semuanya sampai selesai.

Jika urapan-Nya tidak melindungi saya, saya takkan bisa bertahan di sana. “Lord, get me out of here, please. . .” pinta saya kepada Tuhan. Namun Tuhan tidak menanggapi saya.

Belum habis rasa panik saya, tiba-tiba saya melihat kengerian yang lain. Tak jauh dari tempat saya berdiri, saya melihat seorang wanita yang dikerumuni roh-roh jahat. Mereka berbentuk aneh. Roh-roh jahat itu berjalan-jalan mengelilingi wanita itu, sambil memegang senjata tajam yang tak pernah saya lihat di bumi.

Saya melihat wajah wanita itu diliputi ketakutan yang sangat. Saya tahu bahwa ia belum lama mati karena posisinya saat itu sangat dekat dengan gerbang maut di mana saya berada. Saya tidak tahu apa yang membuat ia mati. Yang saya tahu, ia masih muda dan wajahnya cantik. Ketakutan di wajahnya sangat jelas ketika ia memohon belas kasihan mereka. Sayangnya, roh-roh jahat di sekelilingnya tidak menggubris permintaannya. Malahan mereka tertawa-tawa senang melihat ketakutan wanita itu. Mereka mengikat kedua tangan wanita itu ke sebuah balok kayu dan terus mengancam dan mengintimidasinya.

“Ayo, berdusta! Ayo, berdusta!” Semakin ia berteriak ketakutan, semakin keras iblis-iblis itu menyuruhnya berdusta. Ternyata selama hidup di bumi wanita itu sering mendustai suaminya. Ia tidak setia kepada janji dan ikatan pernikahannya. Wanita itu berselingkuh dengan pria lain. Wanita itu tampak pasrah terhadap perintah mereka.

“Ya, ya, aku akan berdusta! Aku akan berdusta!”

Saya kira wanita itu akan dibebaskan karena telah memenuhi permintaan mereka. Ternyata dugaan saya keliru. Salah satu roh jahat itu menyodok wajah perempuan itu dengan senjata yang bentuknya aneh, kemudian menggaruk wajahnya dengan senjata yang sama dengan kasar dan cepat. Kulit wajah wanita itu terkelupas bersamaan dengan teriakan dan jeritan kesakitan wanita malang itu. Darah segar menyembur dari luka di wajahnya, dari luka yang menganga. Teriakan kesakitan terdengar sangat menyayat hati. Wajahnya tampak mengerikan akibat tindakan brutal dari iblis ini. Di saat yang bersamaan saya melihat roh jahat yang lain muncul dari balik kerumunan, menarik lidah wanita ini hingga putus. Jeritan kesakitan melolong-lolong keluar dari mulut tanpa lidah ini.

Saya terpana. Saya kehabisan kata-kata. Jantung saya seperti berhenti sepersekian detik karena sangat kaget. Saya tak menduga sama sekali bahwa wanita tersebut akan diperlakukan sesadistis itu. Saya tidak tahan lagi! Saya berteriak dengan marah. Saya bermaksud ingin menolongnya. Tetapi teriakan saya tenggelam dalam kegelapan dan kengerian. Karena dikuasai rasa takut, suara saya terdengar bagai rintihan. Tetapi mereka tidak dapat mendengar saya.

Belum pulih dari shock saya, tiba-tiba saya melihat lidahnya kembali ada. Seolah-olah tidak terjadi apapun. Cuma darah yang tersisa di wajahnya menandakan adanya perlakuan sadistis atas wanita itu. Iblis yang sama kembali mengulangi kejadian tadi dengan senjatanya. Kembali wanita itu menjerit-jerit kesakitan. Begitu terus berulang-ulang sehingga kengerian menguasai saya sepenuhnya. Pada akhirnya saya tahu bahwa kekekalan di sana berlaku atas tubuh, perasaan dan pikiran manusia. Sekalipun semuanya terjadi di alam supranatural, tetapi jeritan, ekspresi ketakutan, bentuk penyiksaan, kertakan gigi, suara tawa iblis di neraka begitu nyata. Neraka itu lebih nyata dan lebih kekal daripada apa yang ada di bumi ini. (Bersambung)
Posted by Hadi Kristadi for http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Kesaksian Pembaca Buku "Mukjizat Kehidupan"

Pada tanggal 28 Oktober 2009 datang SMS dari seorang Ibu di NTT, bunyinya:
"Terpujilah Tuhan karena buku "Mukjizat Kehidupan", saya belajar untuk bisa mengampuni, sabar, dan punya waktu di hadirat Tuhan, dan akhirnya Rumah Tangga saya dipulihkan, suami saya sudah mau berdoa. Buku ini telah jadi berkat buat teman-teman di Pasir Panjang, Kupang, NTT. Kami belajar mengasihi, mengampuni, dan selalu punya waktu berdoa."

Hall of Fame - Daftar Pembaca Yang Diberkati Buku Mukjizat Kehidupan

  • A. Rudy Hartono Kurniawan - Juara All England 8 x dan Asian Hero
  • B. Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
  • C. Pdt. Ir. Djohan Handojo
  • D. Jeffry S. Tjandra - Worshipper
  • E. Pdt. Petrus Agung - Semarang
  • F. Bpk. Irsan
  • G. Ir. Ciputra - Jakarta
  • H. Pdt. Dr. Danny Tumiwa SH
  • I. Erich Unarto S.E - Pendiri dan Pemimpin "Manna Sorgawi"
  • J. Beni Prananto - Pengusaha
  • K. Aryanto Agus Mulyo - Partner Kantor Akuntan
  • L. Ir. Handaka Santosa - CEO Senayan City
  • M. Pdt. Drs. Budi Sastradiputra - Jakarta
  • N. Pdm. Lim Lim - Jakarta
  • O. Lisa Honoris - Kawai Music Shool Jakarta
  • P. Ny. Rachel Sudarmanto - Jakarta
  • Q. Ps. Levi Supit - Jakarta
  • R. Pdt. Samuel Gunawan - Jakarta
  • S. F.A Djaya - Tamara Jaya - By Pass Ngurah Rai - Jimbaran - Bali
  • T. Ps. Kong - City Blessing Church - Jakarta
  • U. dr. Yoyong Kohar - Jakarta
  • V. Haryanto - Gereja Katholik - Jakarta
  • W. Fanny Irwanto - Jakarta
  • X. dr. Sylvia/Yan Cen - Jakarta
  • Y. Ir. Junna - Jakarta
  • Z. Yudi - Raffles Hill - Cibubur
  • ZA. Budi Setiawan - GBI PRJ - Jakarta
  • ZB. Christine - Intercon - Jakarta
  • ZC. Budi Setiawan - CWS Kelapa Gading - Jakarta
  • ZD. Oshin - Menara BTN - Jakarta
  • ZE. Johan Sunarto - Tanah Pasir - Jakarta
  • ZF. Waney - Jl. Kesehatan - Jakarta
  • ZG. Lukas Kacaribu - Jakarta
  • ZH. Oma Lydia Abraham - Jakarta
  • ZI. Elida Malik - Kuningan Timur - Jakarta
  • ZJ. Luci - Sunter Paradise - Jakarta
  • ZK. Irene - Arlin Indah - Jakarta Timur
  • ZL. Ny. Hendri Suswardani - Depok
  • ZM. Marthin Tertius - Bank Artha Graha - Manado
  • ZN. Titin - PT. Tripolyta - Jakarta
  • ZO. Wiwiek - Menteng - Jakarta
  • ZP. Agatha - PT. STUD - Menara Batavia - Jakarta
  • ZR. Albertus - Gunung Sahari - Jakarta
  • ZS. Febryanti - Metro Permata - Jakarta
  • ZT. Susy - Metro Permata - Jakarta
  • ZU. Justanti - USAID - Makassar
  • ZV. Welian - Tangerang
  • ZW. Dwiyono - Karawaci
  • ZX. Essa Pujowati - Jakarta
  • ZY. Nelly - Pejaten Timur - Jakarta
  • ZZ. C. Nugraheni - Gramedia - Jakarta
  • ZZA. Myke - Wisma Presisi - Jakarta
  • ZZB. Wesley - Simpang Darmo Permai - Surabaya
  • ZZC. Ray Monoarfa - Kemang - Jakarta
  • ZZD. Pdt. Sunaryo Djaya - Bethany - Jakarta
  • ZZE. Max Boham - Sidoarjo - Jatim
  • ZZF. Julia Bing - Semarang
  • ZZG. Rika - Tanjung Karang
  • ZZH. Yusak Prasetyo - Batam
  • ZZI. Evi Anggraini - Jakarta
  • ZZJ. Kodden Manik - Cilegon
  • ZZZZ. ISI NAMA ANDA PADA KOLOM KOMENTAR UNTUK DIMASUKKAN DALAM DAFTAR INI