Dalam dua minggu terakhir ini saya melayani ibadah penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan orang-orang muda. Minggu lalu saya melayani di hadapan jenazah pria muda usia 30-tahunan, belum menikah, meninggal karena hepatitis C. Yang luar biasa, meskipun dia menderita sekali karena penyakitnya, dia tidak pernah mengeluh ataupun mengaduh. Dia tidak kecewa dan marah karena doanya untuk kesembuhan sakitnya di dunia ini tidak dijawab Tuhan. Ketika beberapa hari akan meninggal, dia mengatakan bahwa Tuhan Yesus telah datang untuk menjemputnya. Ketika dia meninggal, dia meninggal dengan tenang penuh kerelaan. Dia menyerahkan nyawanya menurut kerelaan hatinya, tidak dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Hari ini, Kamis 5 Juli 2007, siang hari, saya juga melayani ibadah penghiburan seorang pria muda, usia 34 tahun, seorang insinyur dan aktivis pelayanan yang mempunyai visi untuk membangun “Trans-Business School”. Jenazahnya malam ini juga dikirim ke Siantar di Sumetera Utara. Dia meninggal karena kanker lambung.
Dari kejadian seperti ini, timbul pertanyaan, mengapa Tuhan memanggil pulang ke rumah Bapa orang-orang muda, orang-orang yang masih dapat melakukan banyak hal dalam kehidupannya? Banyak perkara yang tidak selalu kita mengerti. Kita tidak selalu memiliki jawaban atas setiap keputusan Allah. Namun dalam semuanya itu kita percaya bahwa rencana Allah pastilah rencana yang terbaik bagi setiap orang. Setelah kita masuk dalam kekekalan, baru kita mengerti jalan-jalan Allah yang luar biasa.
Seorang pembantu nabi mengikuti nabi itu kemanapun ia pergi. Suatu saat nabi itu bersama pembantunya menginap di rumah keluarga yang sederhana yang memiliki seorang anak kecil yang lucu dan baik hati. Keesokan harinya terjadilah kegemparan, ketika anak laki-laki dari keluarga dimana nabi itu tinggal meninggal secara mendadak. Ketika pembantu nabi itu bertanya, “Mengapa anak itu meninggal, padahal ada nabi yang tinggal di situ?” Setelah merenung sejenak, nabi itu berkata terus terang, “Sebetulnya, anak itu kalau menjadi besar akan jatuh dalam dosa, akan menjadi jahat. Tuhan tahu yang terbaik bagi anak itu. Lebih baik ia meninggal sekarang, daripada ia menyusahkan orang-tuanya dengan kelakuan di masa mendatang.”
Apakah orang-orang muda meninggal saat ini karena kalau dia terus hidup mungkin akan jatuh dalam dosa atau mungkin ia tidak setia kepada imannya? Tidak selalu demikian alasan Tuhan. Tidak sesederhana itu. Meninggalnya orang-orang muda, paling tidak, menyadarkan kita bahwa kita tidak dapat bermegah karena kita masih muda, seolah-olah kematian masih lama menjemput. Setiap saat kita harus siap menghadap Bapa di sorga, mempertanggung-jawabkan kehidupan kita. Setiap saat kita harus kedapatan setia dalam iman, kudus, dan taat kepada-Nya.
Ulangan 29:29 menyatakan, “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya,” Ada hal-hal yang Tuhan rahasiakan, ada hal-hal yang dinyatakan. Mengapa orang muda meninggal, itu Lebih baik kita berkonsentrasi menikmati dan mengalami hal-hal yang dinyatakan bagi kita, ketimbang pusing memikirkan rahasia Allah.
Posted by Hadi Kristadi for http://pentas-kesaksian.blogspot.com