Wednesday, May 30, 2007

Inner Healing

Saya dibesarkan oleh orang tua yang bercerai sejak saya masih kecil. Saat itu saya belum mengerti apa-apa. Papa masih tetap membiayai sampai saya berumur 4 tahun. Namun karena kesulitan ekonomi yang begitu rupa, dengan sangat terpaksa mama memasukkan saya ke sebuah panti asuhan di Madiun. Di sini saya mengalami bagaimana kami makan dua kali sehari. Kadang-kadang karena begitu laparnya, saya dan teman-teman makan buah asam atau ampas kelapa. Saya ada di panti asuhan ini kurang lebih selama 2 tahun.

Karena saya sakit, mama memindahkan saya ke panti asuhan yang lain di kota Bandung yang fasilitasnya lebih baik dari panti sebelumnya. Namun di sini saya mengalami penyiksaan dari pimpinan panti. Saya pernah dikurung di kebun belakang panti sampai jam 4 pagi, sampai saya tertidur di sana. Saya ingat waktu itu tanggal 14 Desember 1995, hari Sabtu, rambut saya dijambak dan telinga saya dijewer sampai berdarah-darah. Dengan posisi tertidur saya diseret dari lantai atas hingga lantai bawah. Semua teman-teman di panti hanya bisa memandang, namun mereka tak dapat menolong saya. Semakin saya berteriak, semakin saya disiksa. Pada akhirnya salah satu staf pengasuh panti memberi kabar kepada orang tua asuh saya yang kemudian memberitahu mama saya, sehingga saya diambil keluar dari panti.

Pengalaman itu merupakan trauma terbesar dalam hidup saya dan saya baru menyadarinya saat saya ikut pembinaan Wanita Bijak. Tadinya saya berpikir bahwa bila kita ingin hidup senang dan tidak memiliki masalah, maka kita jangan memikirkan masa lalu kita. Tuhan ubah pola pikir saya yang salah dan lewat pembinaan ini saya disadarkan bahwa trauma itu telah menjadikan saya sebagai wanita yang bertumbuh dengan penuh kepahitan.

Saya mengambil keputusan untuk mengampuni orang tua saya dan juga orang yang telah menyiksa saya. Sesungguhnya saya adalah wanita yang berharga di mata Tuhan, dan apa yang pernah hilang dalam hidup saya sudah Tuhan gantikan. Tuhan berikan saya seorang calon suami yang sangat mengasihi saya dan Tuhan pulihkan hidup saya. Sekarang saya merasa bahagia, sukacita dan damai sejahtera. Terima kasih, Bapa yang baik! (Ivana Agustina, Cirebon)
Posted by Hadi Kristadi for http://pentas-kesaksian.blogspot.com