Selama beberapa minggu ini saya terbangun dengan beban yang berat di atas saya. Nampaknya hal itu tidak terpengaruh oleh banyaknya saya membaca Alkitab atau banyaknya saya berdoa. Akhirnya, pada suatu malam saya membaca buku yang ditulis oleh Os Guiness yang menceritakan percakapan Tuhan Yesus dengan Petrus. Tuhan baru saja menantang Petrus, ”Apakah engkau mengasihi Aku?” Ini kisah tentang Tuhan Yesus setelah kebangkitan. Tuhan Yesus memanggil Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya, dan Tuhan memberitahu Petrus bagaimana ia akan mati karena ikut Tuhan. Namun Petrus punya satu pertanyaan. Ia bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi pada Yohanes, murid yang dikasihi Tuhan. Apakah Yohanes akan menghadapi pencobaan yang sama, apakah tanggung jawab Yohanes sama, seperti dirinya? Dengan cepat Tuhan Yesus menegur Petrus, ”Apa urusannya denganmu? Itu bukan urusanmu!"
Malam itu saya menyadari akan dosa iri hati di dalam diri saya. Saya memiliki beberapa orang teman yang sekarang ’sudah jaya’ di dunia bisnis. Saya mulai membanding-bandingkan diri saya dengan mereka. Saya mulai membandingkan betapa dulu saya sukses di dunia bisnis. Hal ini malahan membuat saya makin tertekan. Begitu saya menyadari dosa ini, saya berdoa segera kepada Tuhan agar Ia mengampuni saya. Saya tahu di kepala saya seharusnya hanya ada satu pusat perhatian – Tuhan. Pemahaman ini seharusnya masuk ke dalam hati saya. Saya juga tahu bahwa saya sedang mengalami peperangan rohani untuk mengatasi ketidak-percayaan.
Esok harinya ketika saya bangun, seperti biasanya, saya memeriksa email saya yang masuk. Saya memeriksa renungan untuk hari itu yang telah diprogramkan untuk dikirim kepada teman-teman di dunia bisnis. Ternyata renungan itu juga memakai ayat-ayat yang sama, tentang teguran Tuhan Yesus kepada Petrus yang bertanya-tanya tentang apa yang akan dialami oleh Yohanes. Saya terkejut dan sekaligus juga kagum akan rasa humor-Nya Tuhan. Saya ditegur oleh renungan yang saya buat sendiri beberapa minggu lalu. Namun itu bukan akhir ceritanya.
Ketika siang itu saya sedang berkendaraan dan mendengarkan radio, terdengar Os Guiness, penulis buku yang saya baca tadi malam sedang diwawancarai. Yang mengagetkan, dia berbicara lagi soal Tuhan Yesus yang menegur Petrus karena Petrus ikut campur tentang nasib Yohanes. Lagi-lagi saya ditempelak oleh Tuhan tentang dosa iri hati. ”Baiklah, Tuhan, saya sudah mendengar pesan-Mu. Ampuni dosa iri hati saya.” Demikianlah kesaksian dari seorang hamba Tuhan yang mantan pengusaha.
Ditulis oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com