Thursday, May 10, 2007

Dibayar Mahal

Seorang ibu, orang Manado, katakan saja namanya Vonny, bercerita tentang harga yang harus dibayar karena di masa mudanya ia hidup bebas. Vonny muda begitu bebas dalam pergaulan, sehingga suatu kali ia hamil di luar nikah. Ia ditinggal pacarnya yang tak mau bertanggung jawab. Bayi yang dikandungnya tetap ia jaga sampai kelahirannya. Ia bertobat kepada Tuhan, memohon ampun atas segala dosa-dosanya, dan menjalani kehidupan baru dalam kekudusan. Memang ia sudah diampuni, namun akibat-akibat dosanya ia harus tanggung.

Sejak saat itu Vonny membesarkan bayinya sebagai Single Parent. Ia bekerja keras membesarkan anak perempuannya. Selama 10 tahun terakhir ini ia bekerja di Jepang dan baru kembali beberapa saat yang lalu. Anak perempuannya tumbuh besar dalam perlindungan kuasa kasih Kristus, sehingga anak ini dijauhkan dari pergaulan buruk, tidak seperti ibunya dahulu. Anaknya kuliah di Unika Atmajaya, lulus dari jurusan Sastra Inggris. Sayangnya, ketika anak perempuan yang dikasihinya lulus dan diwisuda sarjana, Vonny tidak dapat hadir di Jakarta, namun ia berdoa mengucapkan syukur atas kelulusan anaknya dari Atmajaya. Perlindungan dan kasih Tuhan terus ada pada keluarga Vonny. Anak perempuannya kemudian menikah, dan Selasa malam yang lalu melahirkan bayi sehat dan sempurna. Vonny bersyukur kepada Tuhan.

Sebagai single parent Vonny merasakan kerasnya kehidupan ini. Ia sering dilecehkan. Ia sering ditolak lingkungan. Ia sering dicuekkin orang. Namun dalam segala hal itu dia terus dikuatkan oleh Firman Tuhan dari kitab Yosua 1: 7- 9 : ”Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi." Melalui segala pergumulan kehidupan, Vonny selalu dikuatkan oleh kasih karunia Tuhan. Ia tahu betapa besar harga yang harus dibayar akibat kelalaiannya semasa muda. Ia hidup bertarak, tidak menikah lagi, dan konsentrasi membesarkan anak saja. Sekarang ia melihat kebaikan Tuhan dinyatakan dalam kehidupannya.

Selama di Jepang Vonny aktif melayani di sebuah gereja injili yang interdenominasi. Banyak suka duka dalam pelayanan ia harus alami. Pelayanannya dimulai dari sebagai usher di dalam ibadah raya. Tanggung jawab sebagai usher kadang-kadang menimbulkan kekecewaan juga karena tidak semua orang yang ia salami memberikan respon yang diinginkan. Ada orang yang disalami, namun sambil membuang muka. Atau ada orang yang menyalami, sambil ngobrol dengan orang lain. "Wah, jadi usher saja tidak gampang lho!" demikian pengakuan Vonny. "Namun dalam menghadapi semua itu saya tetap menjaga kasih saya terhadap semua orang." lanjut Vonny menjelaskan.

Sekarang Vonny tentu saja menikmati kehadiran sang cucu yang lucu dan menggemaskan. Masa lalu yang kelam sudah Tuhan ubahkan menjadi kehidupan yang penuh kasih, sukacita dan damai sejahtera. Puji Tuhan!
Posted by Hadi Kristadi for http://pentas-kesaksian.blogspot.com