Nilai Seikat  Kembang
Seorang pria turun dari sebuah mobil  mewah yang diparkir di depan kuburan umum.  Pria itu berjalan menuju pos  penjaga kuburan. Setelah memberi salam, pria yang ternyata adalah sopir itu  berkata, "Pak, maukah Anda menemui wanita yang ada di mobil itu?  Tolonglah Pak, karena para dokter mengatakan sebentar lagi beliau akan  meninggal!"
Penjaga kuburan itu menganggukan kepalanya tanda setuju dan  ia segera berjalan di belakang sopir itu.
Seorang wanita lemah dan  berwajah sedih membuka pintu mobilnya dan berusaha tersenyum kepada penjaga  kuburan itu sambil berkata, "Saya Ny. Steven.  Saya yang selama  ini mengirim uang setiap dua minggu sekali kepada Anda.  Saya mengirim  uang itu agar Anda dapat membeli seikat kembang dan menaruhnya di atas makam  anak saya.  Saya datang untuk berterima kasih  atas kesediaan dan  kebaikan hati Anda.  Saya ingin memanfaatkan  sisa hidup saya untuk  berterima kasih kepada orang-orang yang telah menolong saya."
"O, jadi  Nyonya yang selalu mengirim uang itu?  Nyonya, sebelumnya saya  minta maaf kepada Anda.  Memang uang yang Nyonya kirimkan itu selalu  saya belikan kembang, tetapi saya tidak pernah menaruh kembang itu di pusara  anak Anda." jawab pria itu.
"Apa, maaf?" tanya wanita itu dengan  gusar.
"Ya, Nyonya.  Saya tidak menaruh kembang itu di sana karena  menurut saya, orang mati tidak akan pernah melihat keindahan seikat  kembang. Karena itu setiap kembang yang saya beli, saya berikan kepada  mereka yang ada di rumah sakit, orang miskin yang saya jumpai, atau mereka  yang sedang bersedih.  Orang-orang yang demikian masih hidup, sehingga  mereka dapat menikmati keindahan dan keharuman kembang-kembang itu,  Nyonya,"  jawab pria itu.
Wanita itu terdiam, kemudian ia  mengisyaratkan agar sopirnya segera pergi.
Tiga bulan kemudian, seorang  wanita cantik turun dari mobilnya dan berjalan dengan anggun ke arah pos  penjaga kuburan.
"Selamat pagi. Apakah Anda masih ingat saya?  Saya  Ny . Steven.  Saya datang untuk berterima kasih atas nasihat yang Anda  berikan beberapa bulan yang lalu. Anda benar bahwa memperhatikan dan  membahagiakan mereka yang masih hidup jauh lebih berguna daripada meratapi  mereka yang sudah meninggal.
Ketika saya secara langsung mengantarkan  kembang-kembang itu ke rumah sakit atau panti jompo, kembang-kembang itu  tidak hanya membuat mereka bahagia, tetapi saya juga turut  bahagia.
Sampai saat ini para dokter tidak tahu mengapa saya bisa sembuh,  tetapi saya benar-benar yakin bahwa sukacita dan pengharapan adalah obat  yang memulihkan saya!"
Jangan pernah mengasihani diri sendiri, karena  mengasihani diri sendiri akan membuat kita terperangkap di kubangan  kesedihan.  Ada prinsip yang mungkin kita tahu, tetapi sering kita  lupakan, yaitu dengan menolong orang lain, ...... sesungguhnya kita menolong  diri sendiri. 
Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN http://pentas-kesaksian.blogspot.com