Monday, November 19, 2007

Umur Panjang?

Satu kali saya diajak oleh anaknya seorang nenek yang berusia 98 tahun ke rumah sakit dan menjenguk ibunya yang sudah terbaring dengan lemah dan makannya pakai selang. Ketika saya berdoa, Tuhan bicara, "Nenek ini baik hati, tapi doanya selalu minta umur panjang, jadi Aku kabulkan. Biarpun sebetulnya kalau dipanggil pulang itu untuk kebaikannya. Dia tidak mau mengerti Aku, biarpun dia baik. Karena setiap ulang tahun dia minta didoakan supaya panjang umur." Tubuh manusia ada batasnya. Nenek ini sudah mulai agak pelupa tapi koma, jadi tidur terus, biarpun anak cucunya datang ya tetap tidur terus, diajak ngomong ya diam saja.

Saya berkata, "Nek... Nek... kamu minta umur panjang dan dikabulkan Tuhan, tapi kalau sekarang Nenek cuma tidur terus bagaimana ini? Ya, kasihan anakmu karena harus bayar dokter, obat, infus dan terbaring terus di rumah sakit. Kekayaan yang nenek tinggalkan buat mereka bisa habis hanya untuk biaya rumah sakit lho. Makanya sekarang bertobat, minta ampun dan doa, bilang kepada Tuhan Yesus, "Tuhan Yesus, aku minta ampun dan permintaanku aku cabut, tidak jadi minta umur panjang. Kalau sudah waktunya aku pulang, bebaskan aku Tuhan, dan ampuni dosa-dosaku." Di dalam dunia roh saya tahu bahwa dia mendengar dan setelah saya tunggu sebentar kemudian saya ucapkan ”Amin.” Sebelum saya pulang anaknya saya beri pesan supaya ibunya ditunggu karena akan terjadi sesuatu.

Pada malam hari itu anaknya menemani ibunya di rumah sakit dan pada tengah malam ibunya bangun, "Lho aku koq bisa di sini?" Anaknya terkejut dan bertanya, "Lho, Mama sudah bisa bangun?" Ibunya menjawab, "Ayo panggilkan dokter dan semua selang ini dilepas." Dokternya kaget dan berkata, "Sudah bisa bangun, Nek?" "Ya memang aku kan sehat tidak sakit, tapi baru tidur." kata nenek itu. Padahal komanya sudah berbulan-bulan. Setelah diperiksa oleh dokter dan ternyata kondisinya baik maka ia diperbolehkan pulang. Setelah di rumah dia minta supaya semua keluarganya dikumpulkan karena dia mau bicara untuk meninggalkan pesan, karena dia merasa waktunya hampir tiba untuk pulang ke rumah Bapa.

Dua hari kemudian setelah pesan disampaikan maka dia berpamitan dan mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya. Akhirnya dia tidur dan meninggal dengan tenang. Untunglah nenek ini dengan rendah hati mau bertobat memperbaharui komitmennya pada Tuhan.

Makanya kalau kita berdoa, jangan minta apa yang kita pandang dan pikir itu baik buat kita, tapi berdoalah supaya apa yang sudah Tuhan sediakan dan jatahkan pada kita itu yang akan kita terima tanpa ada pengurangan dan tepat waktu kita terima. Karena Tuhan sudah menyediakan yang terbaik buat kita. Sebab Tuhan tahu apa yang terbaik buat kita di zaman akhir ini, supaya kita bisa mencapai garis akhir dan mengakhiri pertandingan iman kita dengan penuh kemenangan. (Kisah ini merupakan kesaksian Ev. Yusak Tjipto, diambil dari buku "Masa Persiapan Di Akhir Zaman")

Diedit dan diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com