Pengkhotbah ini diundang dari Amerika Serikat untuk berkhotbah di London. Sesampai di bandara Heathrow, ia menunggu cukup lama di situ dan ternyata tidak ada seorangpun yang menjemputnya. Ia mencoba menghubungi nomor telpon kantor gereja, namun nomor yang diingatnya ternyata keliru, salah sambung. Ia memutuskan datang ke kota dan mencari gereja yang mengundangnya. Ia tidak tahu persis gereja itu dimana, namun areanya di sekitar perkantoran terkenal.
Ia masuk ke gereja itu dan duduk di deretan bangku depan, dan tak ada seorangpun yang menyambut atau mengenalnya. Ia menunggu. Tiba-tiba ada seorang pemuda masuk dan ketika ia bertatapan mata dengan pemuda itu, sang pemuda menyapa.
"Bukankah bapak adalah Pendeta John?"
"Ya, saya."
"Bapak sudah ditunggu di gereja di belakang blok ini. Mari saya antarkan. Saya tadi kesini mampir karena ada suatu keperluan. Wah, rupanya Tuhan menuntun saya untuk menjemput Bapak. Kami sudah membagikan selebaran-selebaran yang berisi undangan untuk Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) ini, dengan foto bapak terpampang di situ."
Setelah sampai di gereja yang dituju, Pendeta ini berkhotbah dalam ibadah KKR dan pada akhir khotbahnya ia mengundang jemaat yang membutuhkan juruselamat pribadi untuk maju ke depan altar. Setelah ditunggu beberapa saat, ternyata hanya ada seorang pemuda yang maju menanggapi 'altar call' itu. Ia heran dan agak kecewa. Kenapa dalam KKR ini hanya ada seorang saja yang maju? Ia mendoakan pemuda itu dan membimbingnya untuk mengaku dosa dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Selesai.
Beberapa waktu kemudian ia mengadakan KKR lagi di kota lain di Inggris. Ia mengundang jemaat maju ke depan altar bagi mereka yang membutuhkan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi mereka. Lagi-lagi satu orang maju dan kali ini adalah seorang gadis. Ia mendoakan gadis ini dan membimbingnya mengalami pertobatan dan kelahiran baru.
Selesai kebaktian gadis ini menemui sang pendeta.
"Apakah Bapak pernah mengadakan KKR di gereja anu di London pada tanggal sekian?"
"Ya."
"Kekasih saya pada tanggal itu sedang cekcok dengan saya. Orang-orang menyaksikan ia maju sendirian ke depan altar waktu Bapak mengundang jemaat untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Setelah pulang dari KKR itu, kekasih saya mengalami kecelakaan fatal dan meninggal di tempat kejadian. Namun saya bersyukur karena ia meninggal dalam Tuhan, ia sempat maju ke depan altar untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Kini saya juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, saya mengalami hidup baru saat ini."
Pendeta itu terharu sekali dan mengagumi apa yang telah Tuhan perbuat. Dirinya jauh-jauh melayani ke London atau ke kota manapun karena ada pribadi-pribadi yang akan menerima keselamatan kekal. Ia percaya, dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahnya tidaklah sia-sia. Kita tidak selalu tahu apa dampak pelayanan kita, namun satu hal, apabila kita sungguh-sungguh melayani Tuhan dengan hati yang berbelas kasihan, akan Tuhan kirim orang-orang yang perlu dijamah Tuhan. Segala puji, hormat dan kemuliaan hanya bagi Dia, Raja di atas segala raja, Tuhan Yesus Kristus nama-Nya!
Ditulis oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com