Thursday, November 22, 2007

Gelora Cinta

Suatu hari seorang hamba Tuhan yang terkenal disuruh Tuhan membaca Kitab Kejadian pasal 1,2, dan3.
"Sudah, Tuhan!"
"Bukan gitu, caranya, nak! Kamu ini baca tanpa perasaan sih, ya tidak menangkap apa perasaan-Ku!"
"Ya, saya baca lagi deh, Tuhan!"
"Kalau engkau baca dengan perasaan, engkau akan merasakan ada gelora cinta yang besar ketika Aku menciptakan manusia. Aku sangat penuh gelora cinta ketika membentuk manusia pertama Adam dan Hawa, Aku sangat penuh gelora cinta ketika menciptakan setiap orang."

Setelah direnung-renungkan, memang pantas Tuhan rela mengorbankan nyawa-Nya untuk kita, karena gelora cintanya terhadap kita begitu besar. Tak ada seorangpun yang rela mengorbankan nyawanya, tanpa cinta yang menyala-nyala bagi orang itu.

Dalam sebuah film, ada adegan dimana seorang laki-laki yang tergolong 'Kucing Garong' menodongkan pistol ke arah gadis cantik yang mau dipaksa menjadi kekasihnya. Di sampingnya ada seorang pemuda tampan yang ingin membela gadis ini. Ketika pistol diarahkan kepada gadis ini untuk membunuhnya karena gadis itu tetap menolak cinta sang kucing garong, maka terdengarlah letusan pistol. Secepat kilat sang pemuda memeluk gadis yang dicintainya dan peluru itu bersarang di tubuh pemuda itu. Dalam saat-saat terakhirnya, pemuda itu hanya berkata,"Saya mulai menyukai warna 'pink'." Gadis itu sembari menangis berkata,"Aku tahu." Lha, orang sudah sekarat saja masih ngomong soal warna? Itulah orang orang yang sedang kasmaran, penuh gelora cinta. Pemuda itu rela memasang tubuhnya sebagai tameng bagi gadis pujaannya, meskipun untuk itu dia harus mati. Ada gelora cinta.

Seorang anak perempuan usia 9 tahun ikut ibadah raya pada suatu hari Minggu. Pas hari Minggu itu ada Perjamuan Kudus. Ia bertanya kepada ayahnya apa arti perjamuan Tuhan itu. Setelah diberitahu dan dijelaskan, anak perempuan itu bertanya, "Ayah, apakah saya boleh ikut Perjamuan Kudus?" "Boleh, asal kamu percaya sungguh-sungguh bahwa tubuh Tuhan Yesus telah diserahkan dan darah Tuhan Yesus telah dicurahkan bagi pengampunan dosa kamu!"

Ketika anak perempuan itu makan roti perjamuan, tidak terjadi apa-apa. Ia sungguh bersyukur boleh dipersatukan dengan tubuh Kristus. Ketika ia akan mengangkat cawan perjamuan tiba-tiba terdengar pertanyaan di hatinya, "Apakah engkau rela minum cawan-Ku?" Ingat, ketika Tuhan Yesus akan disalib, Ia bergumul lama untuk menerima cawan penderitaan itu. "Kalau boleh, biarlah cawan itu lalu daripada-Ku!" kata Tuhan Yesus sampai tiga kali. Anak gadis itu hatinya penuh gelora cinta kepada Tuhan. Meskipun ia tidak begitu mengerti apa arti cawan itu, ia hanya berkata, "Aku mau minum cawan-Mu, Tuhan!" Dua kali ia ditanya, "Apakah engkau rela minum cawan penderitaan-Ku?" Ia taat saja dan berkata, "Aku mau, Tuhan!" Anak itu minum cawan perjamuan, dan sejak itu kehidupannya penuh penderitaan karena nama Yesus. Ia hidup dalam aniaya, intimidasi, penderitaan karena imannya kepada Tuhan Yesus, namun kehidupannya menjamah banyak jiwa. Ia rela menderita bagi Kristusnya karena ada gelora cinta di hatinya. Gelora cinta akan mengatasi penderitaan, kesusahan, pergumulan, dan pengorbanan. Itulah jalan salib yang telah ditempuh Tuhan Yesus. Kita jadi diingatkan, apabila kita mengaku sebagai murid-Nya, kita wajib hidup seperti Dia telah hidup: penuh gelora cinta akan Bapa Sorgawi!

Ditulis oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIAN
http://pentas-kesaksian.blogspot.com